Seperti biasanya, Gisel berangkat sekolah bersama Mutia dan Papa Andre. Terlihat dari kaca jendela mobil. Langit-langit pada pagi ini terlihat mendung. Akankah hari ini akan turun hujan?...
Senyum Gisel mengembang. Entah mengapa namun dia suka dengan hujan. Timbul pertanyaan dibenak Gisel. Gue suka hujan tapi hujannya suka gue gak ya??? Seketika Gisel terkekeh dengan pikirannya sendiri.
"Eh buset kakak gue tertawa sendiri" ucap Mutia memergoki Gisel
"Apasi dek"
"Kenapa Mut" tanya papa
"Itu lo pa kak Gisel tertawa sendiri di belakang tadi. Kayaknya anak papa yang satu itu sedang jatuh cinta deh pa eh ralat bukan jatuh cinta tapi bangun cinta:)"
Papa melihat Gisel dari kaca mobil. "Bener itu yang dibilang adekmu?"
"Enak aja"
"Trus ngapain tadi kakak tertawa sendiri??"
"Kepo!!!"
"Acie acieee" goda Mutia. Entah mengapa Mutia suka menggoda Kakaknya itu.
Gisel tak lagi menggubris omongan adeknya terngeselin itu. Bodoamat dahhh
Mereka sampai di sekolah Mutia. Mutia berpamitan dengan papa dan kakaknya setelah itu ia turun dari mobil dan menuju halaman sekolah.
Mobil papa sekarang melaju membelah kota untuk mengantar Gisel.
Hening tak ada percakapan didalam mobil.
Bener ya anak papa udah bisa cinta-cintaan?? Wah udah gedhe tibaknya. Papa bergulat dengan pikirannya sendiri.
Selang beberapa menit mereka berdua sampai di depan sekolahan Gisel. Gisel segera mencium tangan papanya dan turun dari mobil.
"Da paaa" ucap Gisel melambaikan tangan pada papanya yang sudah sibuk membelah kota. Gisel terus melihat mobil papa sampai mobil tersebut jauh tak terlihat lagi. Gisel pun masuk ke sekolah lebih tepatnya menuju kelas.
Di kelas ....
Eakkk... pagi-pagi udah masuk kelas dan sudah melihat pemandangan yang indah.
Senyum Gisel mengembang dan ia cepat sembunyikan senyuman itu agar tidak diketahui oleh Nanda.
Bahagia banget gak sih:v pertama kali masuk kelas yang dilihat adalah Reyhan cowok yang ia suka. Wow amazing
Gisel segera menuju tempat duduknya yang jelas disana sudah terdapat Nanda. Tumben tuh anak datang duluan. Biasanya gue.
"Eh Gisel"
Gisel hanya diam tak membalas sapaan Nanda
"Gisel Gisel maafin gue ya. Gisel maafin dong" ucap Nanda menggoyang-goyangkan tangan Gisel
Oh iya gue lupa kalau gue kemarin ngambek sama ni bocah. Apa gue kerjain aja ya. Ah asik kayaknya kalau diam gini dulu hihihi...
Gisel hanya terdiam. Ia sebenarnya ingin sekali tertawa melihat tingkah Nanda seperti itu. Tapi ia berusaha menahan tawanya itu.
Ya bayangkan aja mana mungkin Gisel marah kepada sahabatnya itu. Emang sih kejadian kemarin membuat Gisel naik darah dan malu tapi yaudah lah ngapain lagi dibahas.
"Ish Gisel. Lo marah ya. Gisel lihat aku Gisel"
"Ih Gisel mah gitu. Kemarin kan cuma bercanda"
Oh astaga dia bilang Bercanda hm.. gue kemarin setengah mati lo nahan malu
"Kok diam aja sih Sel. Gisel lo marah ya??"
"Tau ah Gisel sekarang gitu. Gue juga ngambek"
Lah apa-apaan ini. Yang harus marah gue dong kenapa Nanda sih. Aneh