one

3 2 0
                                    

Pertemuan kita tidak di sengaja. Namun menimbulkan sebuah rasa. Berawal dari tatapan mata, hingga kini berujung menjadi cinta.

***

" Ayo Lyra, nona Leta sudah menunggu!" Ucap Shella, asisten pribadi ayahnya Lyra.

Sedangkan wanita yang dari tadi dipanggil Lyra, asyik meleguk secangkir kopi yang telah dipesannya sekitar 10 menit yang lalu. Saking  terlalu asyiknya, asisten ayahnya sampai tidak diacuhkan keberadaannya.

Shella dibuat jengkel oleh kelakuan anak bosnya itu. Ia heran, anak bosnya masih sangat muda tetapi sudah meminum kopi. Kayak aki-aki.

Lyra menghentikan gerakannya sesaat sebelum bibirnya menempel di salah satu sisi gelas berisi kopi hitam, ia membuka tas mahalnya dan mengorek-ngorek isinya, berusaha menemukan ponselnya yang berdering. Setelah ketemu, ia menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Hello,"

"Lyra, kamu dimana? Kakak sudah ada di pintu masuk bandara."

"Oh aku lagi ngopi dulu, Kak Leta tunggu aja yah, aku ke sana sekarang,"

Lyra segera memasukan ponsel ke dalam tas hitam bermerk terkenal miliknya dan pergi menuju pintu masuk bandara. Ia lupa, tidak membangunkan asisten ayahnya yang sedang tertidur di samping kursinya tadi.

Sesampainya di pintu masuk bandara, tak perlu dicari, Lyra sudah langsung bisa menemukan  Leta yang sedang duduk di kursi tunggu depan bandara. Setelah memanggil calon kakak iparnya itu, Lyra berlari ke arah Leta dan memeluknya erat-erat.

"Kakak, Lyra kangen,"

"Kakak juga kangen sama kamu,"

Setelah melepaskan pelukannya Lyra melihat seorang gadis berkulit gelap yang seumuran dengannya berdiri di belakang Kak Leta. Lyra semakin melebarkan senyumannya ketika tahu temannya juga menjemputnya.

"Orlin, kulit lo makin eksotis aja," Gadis yang dipanggil Orlin itu malah menatap tajam Lyra.

"Dasar lo, bilang aja kalau kulit gue item, gak usah pake basa-basi," Lyra tertawa terbahak-bahak karena temannya ini belum berubah sama sekali. Lyra langsung memeluk Orlin tiba-tiba.

"Gue kangen sama lo, Orlin," Ucap Lyra tanpa melepaskan pelukannya kepada Orlin.

"Gue juga kangen sama lo, Ra," Ucap Orlin berusaha melepaskan pelukan Lyra yang semakin lama membuatnya susah bernafas.

Setelah ketiganya saling melepas rindu, Lyra jadi teringat akan asisten ayahnya.

Lyra membuka tas mahalnya lagi untuk mengambil ponsel miliknya. Setelah menemukan nama 'Aki-aki kolot' di kontaknya, ia langsung memanggilnya.

"Hello"

"Hello mbak, mbak Shilla kemana aja sih saya udah mau pulang nih,"

"Yah, Ra. Tega banget sih ninggalin mbak di sini sendirian,"

"Udah ah, pokoknya sekarang mbak ke parkiran aja, saya tunggu,"

Sambungan telfon diputuskan secara sepihak oleh Lyra, ia tak mau berbincang tidak jelas dengan asisten ayahnya yang menjengkelkan itu.

Let Him Go!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang