***
Setelah turun dari mobih abangnya, Lyra berjalan menuju kelas XII 1B, berkat prestasinya di Madrid ia di tempatkan di kelas unggulan dua. Walaupun bukan diunggulan satu, tapi untuk siswa baru, itu sungguh sesuatu yang membanggakan, terlebih lagi Lyra tidak perlu mengikuti tes terlebih dahulu untuk masuk ke sekolah elite se-Indonesia itu.
Setelah berhasil menemukan kelasnya, ia duduk di salah satu kursi yang kosong. Semua orang yang ada di kelas menatap Lyra. Bagaimana tidak, Lyra itu sangat cantik. Apa lagi sekarang rambutnya tergerai, jadi bertambah lagi cantiknya.
Setelah duduk di kursi barisan tiga tepat dekat jendela, Lyra melirik ke belakang. Ternyata dia sekelas dengan temannya, Orlin. Bagus kalau begitu, jadi Lyra tidak perlu mencari teman lagi. Cukup Orlin saja. Tapi, kalau ada yang mau jadi temmanya juga, Lyra juga tidak masalah kok, ia akan dengan senang hati menerimanya.
Sedangkan di sisi lain, seorang cowok duduk di sebuah kursi paling depan kemudian menyembunyikan wajah di antara kedua tangannya yang ia lipat di atas meja. Namun, sedetik kemudian kepalanya terangkat ketika salah satu temannya berteriak tidak jelas.
"Di kelas sebelah ada anak baru, guys. Cakep kaya Gigi Hadid," Ucap Arka, salah satu siswa yang menempati kelas unggulan satu.
Walaupun sekarang semua orang melihat ke arah cowok yang berteriak tadi, tapi tidak seorang pun yang mau bertanya atau menanggapi pernyataannya tadi. Hingga akhirnya cowok yang tadi menyembunyikan wajahnya, membuka suara.
"Berisik banget sih lo, masih pagi juga," Arka hanya tersenyum mendengar temannya menggerutu.
"Maaf kembaranku, tapi murid barunya cakep banget." Ucap Arka kepada Arta.
Jangan salah, Arka dan Arta itu hanya sahabatan, bukan kembaran. Hanya nama mereka saja yang hampir sama, namun selain dari itu, keduanya sangat berbeda. Arka itu anak super heboh, sedangkan Arta anak paling dingin. Dan mereka juga punya sahabat yang super kalm, siapa lagi kalau bukan Farhan.
Kata orang-orang yang paling tampan diantara ketiganya adalah ketua gengnya, yaitu Arta. Namun karena Arta yang super dingin, tak sedikit pula mengatakan Farhan lah yang paling tampan diantara ketiganya karena sifatnya kalm menambah ketampanannya berkali-kali lipat.
Tapi lupakan pernyataan tadi, jangan nilai orang dari luarnya saja. Wajah tidak bisa dijadikan tolak ukur baik tidaknya seseorang. Belum tentu orang dengan wajah yang menyeramkan itu jahat dan sebaliknya, belum tentu juga orang yang wajahnya terlihat ramah prilakunya juga baik.
Setelah bel istirahat, Lyra diajak Orlin untuk pergi ke kantin. Keduanya sekarang sudah berada di salah satu meja Kantin bakso langganan Orlin.
"Kemana sih, biasanya rombongan cogan jam segini udah ke sini," Lyra mengerutkan kening saat Orlin menggerutu tidak jelas.
Sebenarnya ia kesini mau beli bakso atau lihat cogan, kalau tahu Orlin mengajaknya untuk lihat cogan-cogan sekolah lebih baik ia tidur saja di kelas. Untuk apa lihat cowok-cowok ganteng, apalagi jadi idolanya, nanti mereka pada songong lagi. Merasa lebih dari pada yang lain.
"Kita ke sini tuh mau beli bakso atau lihat cogan sih?" Ucap Lyra asal.
"Dua-duanya," Lyra hanya mendengus mendengar jawaban sahabatnya itu.