Mr.Peter Parker

19

Tony pov

"SIR PETER. JANTUNGNYA TERUS MELEMAH"

"I GOT IT JARVIS. KAU SIAPKAN MOBILKU AKU AKAN MEMBAWANYA KE RUMAH SAKIT SEJARANG"

"Yes sir"

"Pep, go to bed okay"

"Kamu hati-hati. Aku bakal kasih tau nat" Jawab pepper

'' lebih baik jangan dulu, udah aku tinggal dulu"

"Byee"

Author pov

Setelah mendapat kabar dari jarvis tony langsung berlari ke kamar peter. Dan ia tak percaya apa yang dilihatnya. Wajah peter memucat dan darah segar terus saja mengalir dari hidungnya. Jantung peter sudah mulai melemah. Dan tony langsung menggendong peter ke mobilnya dan membawa peter ke TITAN INTERNATIONAL HOSPITAL. Tak ada yang tau peter mengidap leukimia. Hanya dia,peter,dan pepper. Hari itu dokter mengatakan pada tony bahwa peter koma dan dia tidak tau kapan peter akan bangun. Tony membawa peter kembali ke Avengers tower dan merawat peter disana. Tony masih saja bungkam pada sahabat-sahabatnya. Ia tak mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada peter.

"Kid, kapan kau akan bangun? Ini sudah yang ke tiga kalinya kau koma seperti ini. Dan ini sudah bulan ke empat kau koma. Tapi kau belum juga sadar." Ujar tony

"Honey, kamu harus istirahat. Kamu udah nggak tidur 2 hari loh" ujar pepper

"Pep? Iya nanti dulu" jawab tony

"Honey look. Peter akan sadar cepat atau lambat. Dia nggak mungkin ninggalin kita secepat ini okay?" Ujar pepper

"Aku kasihan sama dia" jawab tony

"Aku juga honey. Kamu istirahat ya" ujar pepper sambil mendekat pada tony dan memeluknya

"Iya aku tidur. Hey kid it's daddy. How you doin? Don't make your mom tired okay" ujar tony ke arah perut pepper yang sudah mulai membuncit

"Okay daddy i wil nit make mom tired" jawab pepper dengan suara anak kecil.

"Tony,lo istirahat gih ama pepper. Peter biar gue yang jaga" ujar wanda

"Lo yakin wan?" Tanya tony

"Iya. Udah sono peter aman ama gue." Jawab wanda

"Gue tinggal ya" ujar pepper

"Iyaa" jawab wanda

Saat pepper dan tony akan beranjak pergi tiba-tiba arc reactor yang tony gunakan tidak berfungsi. Dan tony pun jatuh pingsan. Langsung saja wanda memanggil vision dan steve untuk memindahkan tony ke kasur di sebelah peter. Dan memanggil bruce untuk memeriksa keadaan tony

"Sebenernya arc reactor itu udah nggak berpengaruh sama dia. Tapi kalau dia kelelahan arc reactor itu yang bantu dia" ujar bruce

"Iya gue ngerti bruce" ujar steve

"Steve lo tau kan arc reactor tony dimana? Tolong ambilin dong" ujar pepper dengan lesu

"Iya pep bentar gue ambilin" jawab steve

"Guys. Gue mau sendiri dulu kalian bisa keluar bentar nggak?" Ujar pepper

"Lo yakin pep?" Tanya vision

"Iya gue yakin vis. Oh ya wan nanti kalo nat dateng trus dia nyari gue buat ngasih titipan gue. Suruh aja taruh di kamar gue ya" ujar pep

"Iya pep. Ntar gue bilangin" jawab wanda

"Thanks wand"

Pepper pov

"Guys come on. Kalian mau ninggalin aku atau gimana sih? Peter koma dan sekarang kamu juga drop. Aku harus gimana lagi"

"Mom?"

"Petey. Kamu butuh apa?"

"Dad kenapa?" Tanya peter

"Arc reactor dad tadi tiba-tiba mati dan juga dad kelelahan''

''Gara-gara jaga peter ya?" Tanya peter

''Enggak. Dad nggak cape gara-gara jaga kamu kok''

'' okay. Btw is it a girl or a boy?'' Tanya peter

'' we don't know it yet.''

'' i hope that's a girl'' ujar peter

''Me too kid''

"Honey'' panggil tony

''Dad'' ujar peter

''Tony hey.''

''Aku kenapa?'' Tanya tony

''Tadi arc reactor yang kamu pake tiba-tiba mati trus juga kamu kelelahan jadi kamu pingsan''

'' dad ngapain aja sampe kecapek an?'' Tanya peter

''Kid is that you?'' Tanya tony balik

''Yeah its me. Dad" ujar peter

"Oh syukurlah kau sudah bangun" jawab tony

"Dad nggak kasih tau siapa pun kan?" Tanya peter

"I knew it kid. Since the first day you were coma"

"Siapa yang kasih tau mom?" Tanya peter

"Dad kamu. Karna waktu hari pertama kamu koma dad kamu itu terpukul banget dan yang tiap hari jaga kamu juga dad"

"But--" ujar peter terputus

"Kid I'm your mom. Jadi kenapa mom nggak boleh tau keadaan kamu? Sekarang kalian berdua tidur okay?"

"Yes mom" ujar peter dan tony

Hai gue balik

Maap gaje

It's stark time

Jangan lupa vomment

Adenya peter.