2. Hari Pertama

24 5 0
                                    

Hingga keesokan harinya...

"Dara sayang! bangun nak!" kata mamahnya sambil mengetuk pintu kamarnya

"..."
masih belum ada jawaban dari Dara karena Dara masih tertidur lelap dikasur.

"Dara, mamah buka ya pintunya!" ucap mamahnya sembari menceklekan pintu kamar Dara.

"Astagfirullah Dara! kamu kok belom bangun juga sih! tumben bgt"
Tanya mamahnya sambil menggerak-gerakan tubuh Dara.

"hmm.. iya iya mahhh" kata Dara sambil mengucek matanya.

"Ayok buruan mandi! hari inikan hari pertama masuk sekolah di sekolah baru!" kata mamahnya sambil mendorong badan Dara yang berat agar masuk ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit Dara pun keluar dari kamar mandi dan mengambil seragam barunya yang ditaruh dikasur oleh mamahnya.

Setelah mengganti bajunya Dara menatap dirinya didepan kaca sambil berkata "Hampir setiap tahun kayaknya aku ganti seragam" sambil melihat kearah bajunya.

Tak lama kemudian mamahnya berteriak "Dara ayok nak turun! dikit lagi telat nih!" ucap mamahnya sambil tergesa-gesa.

"Iya iya mah.." kata Dara berteriak sambil mengarah turun keluar kamar.

"Ayok mah!" kata Dara sambil membuka pintu depan rumahnya.

Kemudian di gerbang depan sudah terlihat bibi (pembantu barunya) sedang berdiri didepan gerbang sambil tersenyum.

"Eh non.. udh siap y non?" Tanya bibi sambil membukakan pintu gerbang rumah Dara yang besar itu.

"ehe.. iya bi.." ucap Dara yang masih kaku ngomong dengan bibi.

Lalu keluar mamahnya dari dalam rumah sambil membawa kunci mobil lalu mamahnya dan Dara pun segera masuk ke dalam mobil.

Mobil dikeluarkan dan langsung berangkat menuju sekolah baru Dara itu. Dengan kecepatan yang sedang dan tidak ada percakapan antara mamah dan anaknya didalam mobil itu.

Dara hanya memikirkan sekolah barunya itu.. Dan bertanya dalam hati "apakah dia akan bisa beradaptasi disekolah itu?"

Lamunan Dara pun berhenti setelah melihat gerbang sekolah yang sangat besar bertuliskan "Jakarta International High School".

Dara menatap kagum sekolah tsb. Jujur saja selama ia berpindah² sekolah tidak pernah dia sekolah ditempat yang sangat elite seperti itu meskipun, dia memang orang kaya yang layak sekolah disekolah elite.

Dara menatap gerbang dan semakin tidak percaya diri. Pikirannya kacau saat ini.

Setelah memasuki daerah sekolah tsb Dara memperhatikan murid² didalamnya. Tidak ada satupun murid yang berangkat dengan motor apalagi sepeda. Dara hanya melihat ada banyak mobil mewah dihalaman parkir sekolah tsb.

"Mah... apa aku bisa sekolah disini?" kata Dara dengan gugup.

"tentu saja nak. Emangnya kenapa sih?" Tanya mamahnya begitu keheranan dengan tingkah anaknya.

"Dara takut mah.. kalo temen² disini gabisa nerima Dara, gimana?" ucap Dara ragu berkata seperti itu karena khawatir hati mamahnya akan terluka.

"Dara.. Dara harus yakin sama mamah ya! Dara bisa sekolah disini dan Dara memang pantas! Dara harus percaya diri dan gaboleh takut!" ucap mamahnya dengan lantang.

"i..i..iya mah Dara yakin kok" kata Dara sekali lagi dengan gugup.

Entah mengapa Dara sangat khawatir sekolah disana meskipun dia tau keluarganya terbilang sangat mampu membayar sekolahnya tapi, Dara ragu apakah teman²nya akan menerima Dara yang apa adanya dan tidak pernah tampil berlebihan. Mengingat hanya anak sultan saja yang bisa sekolah disitu.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang