2. Saat Semuanya Berawal

205 12 0
                                    

"YOLANDAAA BANGUN! KATANYA KAMU ADA ACARA DI SEKOLAH, LIAT DILUAR UDAH PAGI, KAMU GAK TAKUT REJEKINYA DIPATOK AYAM HAH??" teriak ibu.

Jika diibaratkan sebuah benda, ibu adalah alarm terbaik bagiku. Ah rasanya malas sekali untuk bangun, mengingat kalau hari ini adalah hari minggu, tapi bagaimana pun juga aku tetap harus bangun karena hari ini ada acara milad paskibra di sekolah.

"Kak cepetan turun sarapan dulu kata ibu!" teriak adikku dari bawah

"Iya iya bentar ini lagi siapin tas" jawabku

Setelah semuanya siap aku langsung turun menuju meja makan, kemudian sarapan bersama ayah, ibu, dan juga adikku.

"Bu, aku berangkat dulu ya" sambil mencium tangan ibu

"Iya hati-hati, awas pulangnya jangan terlalu sore"

"Oke siap bossque, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Di pagi yang cerah ini aku bisa merasakan udara yang begitu menyegarkan, burung-burung berkicau dengan merdunya, juga jalanan yang lengang, mendukung perjalananku menuju ke sekolah. 15 menit berlalu, Ayah pun menurunkanku tepat di depan gerbang sekolah, tak lupa aku berpamitan kepadanya, lalu berjalan menuju ruang kelas 10 karena anggota lainnya sudah berkumpul disana.

"Yolan!" sapa seorang gadis yang sudah menjadi teman dekatnya sejak lama, yaitu Feby.

"Eh Feb, acaranya belum mulai ya?" tanyaku

"Belum Yol, 10 menitan lagi katanya" jawab Feby

"Oh yaudah santai aja berarti" ucapku

Waktu sudah menunjukan pukul 07.30, menandakan acara akan segera dimulai, kami semua sudah berada di dalam satu ruangan. Kemudian mc pun segera membuka acaranya. Mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, sambutan-sambutan, pemotongan tumpeng, makan, hiburan, dan yang terakhir sharing session.

Aku segera mencari tempat yang kosong, dan hanya ada satu tempat yang kosong, ya.. disebelahnya. Aku langsung duduk, dan seketika terdiam, seperti kehilangan kata-kata.

Kami menikmati makan sambil menonton beberapa tayangan foto dan video, ruangan dipenuhi oleh suara canda tawa, rasanya senang sekali karena suasana kekeluargaan begitu terasa. Akan tetapi, disisi lain kami juga tetap memantau gerak-gerik junior, dan mencari-cari sebuah kesalahan agar nantinya bisa menjadi bahan evaluasi.

Satu demi satu rangkaian acara telah dilewati, mc segera menutup acara. Kemudian bubar.

Kami langsung mengumpulkan junior di salah satu kelas yang kosong, sebagian temanku masuk ke dalam dan mulai memarahi junior. Suasana semakin memanas, satu-persatu kesalahan dibuka, semakin lama semakin terdengar dengan jelas suara tangisan dan jeritan. Diluar, aku bertugas untuk menenangkan junior yang menangis histeris karena ketakutan.

Terakhir, tibalah dipuncak acara. Aku bersama teman-temanku masuk ke dalam kelas sambil menyanyikan lagu ulang tahun, dan membawa sekotak kado yang cukup besar. Hahaha ini bagian dari rencana kami, memberikan surprise kepada mereka, yang tentunya memiliki tujuan untuk memberikan sebuah pelajaran dan pengalaman yang berharga untuk mereka.

Dari kejauhan, mataku langsung tertuju pada sosoknya. Aku melihat ia masih menangis, langsung saja kuhampiri dengan berniat ingin menenangkannya, karena kasihan.

"Udah gapapa, gak usah nangis lagi" Ucapku, sambil mengusap punggungnya.

Dengan segera ia menghapus air matanya, lalu tak sengaja tangannya menyentuh punggung tanganku yang berada diatas meja.

DEG!

Tiba-tiba ...















Hallo guys,

Jangan lupa ya buat vote cerita ini,
Terimakasih!!🙌

Je t'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang