3

431 83 2
                                    

Sosok yang menepuk bahu Wendy tadi pun tertawa ketika melihat ekspresi gadis itu sedangkan si gadis hanya diam saja. Tanpa mereka sadari seorang lelaki kini menatap tajam tanda tak suka dengan kedekatan mereka berdua.

"Hey gadis manis, siapa namamu?"

"Eh, nama?"

"Kok bingung? Apa bahasa aku baku ya?"

"Eh, i..iya" jawab Wendy sambil tertawa kecil.

"Oke kalo begitu. Nama lo siapa? Gue Jimin" kata Jimin sambil mengulurkan tangannya.

Wendy yang kebingungan akhirnya menjabat tangan Jimin tanpa ragu.

"Wendy. Wendy Son"

"Wah, nama yang indah. Dari fakultas mana?"

"Ah, gue dari fakultas teknik tapi jurusan fashion design"

"Berarti kita satu fakultas dong, tapi beda jurusan"

"Lo dari teknik mesin juga? Iya, tahu darimana?"

"Karena lo ada disini makanya gue tahu" kata Wendy sambil memutarkan bola matanya.

"Haha, sorry sorry. Oh iya, lo ngapain disini? Ada perlu apa?" tanya Jimin.

"Gue pengen ketemu sama Yoongi? Lo kenal?"

"Ada perlu apa lo sama bang Yoongi, jangan-jangan lo-"

"Jangan berburuk sangka, gue mau kembalikan sesuatu"

"Apaan itu?"

"Ah, ini-"

"Lo cari gue?"

Sebuah suara menginterupsi pembicaraan antara Jimin dan Wendy. Sosok lelaki dengan wajah dinginnya mendekati keduanya. Jimin menelan ludah dengan kasar sedangkan Wendy bergidik ngeri melihat tatapan Yoongi saat ini.

"Ada apa lo cari-"

Wendy memberikan sebuah paperbag coklat kepada Yoongi. Lelaki itu menatap heran pada gadis itu.

"Itu jaket kamu, aku kembalikan"

Yoongi pun membuka paperbag tersebut dan melihat isinya.

"Wanginya kok udah beda?"

"Maaf, jaketnya aku cuci. Masa kamu udah pinjamin ke aku tapi nggak dicuci, itu namanya nggak tahu diri"

"Palingan lo laundry"

"Eh, laundry? Aku cuci tangan jaket kamu ya. Enak aja kamu bilang laundry, malah aku setrika dan aku beri pewangi baju aku" ucap Wendy polos.

Yoongi terkekeh pelan melihat sungutan dari gadis dihadapannya.

"Kok kamu ketawa? Ada yang lucu?"

"Nggak"

"Terima kasih atas bantuan kamu kemarin. Kalo gitu aku pamit"

Wendy pun akhirnya meninggalkan laboratorium teknik mesin. Jimin ternganga ketika melihat Yoongi tersenyum kecil yang menatap Wendy.

"Gue nggak mimpi kan bang?"

Yoongi langsung menatap tajam pada Jimin.

"Kenapa lo tatap gue dengan tatapan menusuk gitu? Apa gue salah bicara?" tanya Jimin kembali.

"Salah!"

"Tapi pertanyaan gue memang nggak salah. Lo tadi tersenyum bang dan lo tersenyum akibat gadis kecil itu. Jangan bilang kalo lo-"

"Berisik lo. Sana, kerjakan lagi rancangan lo"

"Gue harus bilang sama geng kita kalo lo-"

"Berani aja lo ngomong, gue kasih nilai E sama tugas lo"

Yoongi pun meninggalkan Jimin.

"Lah, kok lo gitu sih bang. Gue kan cuma bercanda" seru Jimin sambil mengikuti Yoongi.











  •••











Sejak meninggalkan laboratorium teknik mesin tadi, Wendy merasa ada seseorang yang mengikutinya. Curiga, gadis itu pun menghentikan langkahnya yang akan menuju ke perpustakaan. Dilihatnya ke belakang tapi tidak ada siapapun. Kemudian gadis itu melangkahkan kakinya kembali. Merasa diikuti kembali, Wendy pun membalikkan badannya dan terkejut melihat sosok yang mengikutinya tadi. Tak lama, Wendy mengubah ekspresinya menjadi datar.

"Ada apa?"

"Kamu ada urusan sama Yoongi?"

"Bukan urusan lo"

Wendy pun kembali melangkahkan kakinya namun tertahan akibat tangannya dicekal oleh sosok tersebut.

"Lepasin tangan gue!"

"Nggak, sebelum kamu jawab pertanyaan aku"

"Aku bilang lepas!"

"Tidak! Ada hubungan apa kamu sama-"

Wendy menghentakkan tangannya dari genggaman sosok itu dan terlepas.

"Bukan urusan lo, Park Chanyeol!" seru Wendy sambil menatap tajam pada Chanyeol.

"Itu akan jadi urusan aku dan akan selamanya jadi-"

"Jangan harap urusan gue jadi urusan lo. Semenjak kejadian itu, lo bukan siapa-siapa lagi. Gue udah anggap kalo lo nggak pernah ada di kehidupan gue"

"Sebegitu bencinya kamu sama-"

"Perempuan mana yang nggak benci sama lelaki yang lari di saat hari pernikahan mereka? Kalo pun nggak ada, berarti dia adalah perempuan yang bodoh!"

"Maaf" ucap Chanyeol sambil menundukkan kepalanya.

"Kata maaf tidak ada artinya"

"Wendy-"

"Gue ingat saat lo bilang kalo lo nggak cinta sama gue dan sampai mati gue bakal ingat kata-kata itu"

Wendy pun meninggalkan Chanyeol yang kini menatap sendu ke arah gadis itu.

"Maafkan aku. Maaf"

Seulgi yang melihat dari kejauhan hanya bisa menghela nafas kasar. Dilihatnya sang sahabat berjalan mendekatinya sambil menangis terisak. Seulgi pun langsung memeluk tubuh Wendy yang kini gemetar menandakan gadis ini sangat tersiksa akibat pertemuannya dengan sang mantan calon suami.

"Menangislah Wen, tumpahkan semua kesedihan lo"

"Di..Dia nggak ta..tahu gimana pe..perasaan gue, Seul"

Seulgi mengelus punggung Wendy dengan lembut.

"Lupakan dia. Banyak cowok diluar sana yang lebih baik dari dia"

Seorang lelaki menghampiri kedua gadis yang tengah berpelukan itu. Dilihatnya salah satu dari gadis itu menangis terisak dan langsung menarik tangan gadis itu. Seulgi terkejut ketika pelukannya dengan Wendy terlepas. Seulgi pun ingin berkata kasar tapi tertahan ketika melihat lelaki yang menarik tangan sang sahabat.











~

WENGA🎎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang