Gadis Penuh Problematika
-Natasya Maudy Vinawan-
Bolehkah aku menangis karena ini?
atau membencinya?
Jika tidak, akan tetap aku lakukan.
Wanita itu memang tak ku kenali, tetapi mengapa dia terus berusaha mengambil semua yang ku punya, termasuk kebahagiaan. Istanaku telah dihancurkan kekejian yang dia lakukan. Tanpa memikirkan aku sebagai pelaku yang singgah cukup lama di dalamnya. Seharusnya dia tahu, aku akan tumbuh dewasa, yang masih sangat membutuhkan seorang pemimpin. Akankah pemimpin dari istana kecil ini kelak dapat menyaksikan sebuah pelepasan putrinya untuk seseorang yang pantas?
Dia hanya tertawa, melihat keberhasilannya memorak-porandakan situasi istana tak lagi sama, membludak, setiap kali ku rasakan benar-benar menjadi istana penuh gudang amarah. Ketakutan, kesedihan, pendiam. Itulah kata untuk menggambarkan kini, siapa, dan apa yang dirasakan aku sekarang.
Kembalikan kebahagiaan putri kecil ini, yang tak tahu harus bagaimana cara menghentikannya, tak rela berdiri membangun kisah baru tanpa pemimpin, meski selama ini pemimpin itu sudah membuat aku menjadi seseorang yang pendiam, selalu murung, tak percaya diri, menjauhi beberapa orang mendekati, keras kepala, tak mau kalah, dan menolak datangnya siapapun merebut tawa malaikatku yang sejak kecil ku sebut Mamah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalimat Tak Tersampaikan
PoetryKusatukan kalimat menceritakan tentangku, perasaanku, hanya untuk meluapkan entah itu kebahagiaan, kesedihan, amarah, bahkan kekecewaan dalam kalimat tak tersampaikan. #1 - terdalam #3 - quotesindo #2 - ceritasingkat #1 - suarahati #4 - sendu #1- ka...