Aku Kamu dan Dia

11 1 0
                                    

Hari Minggu pun tiba, dan benar saja Virza menjemput ku. Setelah kami semua berkumpul, kami langsung menuju ke tempat yang dibilang oleh Adi.

Diperjalanan aku dan Virza hanya diam, tak ada obrolan meskipun hanya satu kalimat. Begitupun ketika kami sampai di tempat itu, aku dan Virza jarang berbicara.

Sekalinya berbicara hanya beberapa kata saja. Jujur aku canggung sekali apalagi ketika dia meminta untuk foto bersama. Beberapa temanku yang ikut, meledekku dan Virza. Aku sangat malu pada saat itu.

Di tempat itu kami menikmati waktu kebersamaan kami, momen itu adalah salah satu momen yang sampai saat ini tak bisa ku lupakan, khususnya momen kebersamaan ku dengannya.

-----

Selang beberapa hari setelah acara jalan-jalan itu, ada salah satu akun Facebook yang tiba-tiba mengirim pesan kepadaku. Dia Kinar, cewek yang mengaku sebagai pacar Virza.

Inti dari pesan darinya adalah dia menanyakan ada hubungan apa aku dengan Virza. Aku membalas pesan itu seadanya.

Bagaimana ini? Aku bingung, apa yang harus ku lakukan?
Sepertinya menjauhi Virza adalah jalan terbaik.

Sudah seminggu ini aku menghindari Virza, sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak melakukan interaksi apapun dengannya.

Awalnya mungkin dia biasa saja, tapi melihat sikapku yang semakin kentara menjauhi nya, mungkin Virza merasa heran.
Dia pun menanyakan keanehan sikapku ini.

"Ca, pulang sekolah jangan pulang dulu, saya mau bicara," ucapnya

"Sekarang juga kan sedang bicara. Kenapa tidak sekalian sekarang aja?" tanya ku

"Kalau sekarang bicaranya kurang leluasa. Saya mohon pulangnya luangkan waktumu sedikit untuk bicara dengan saya," jawabnya

"Hm, baiklah." Aku pada akhirnya menyetujui permintaannya itu.

Saat pulang sekolah tiba ...

"Kamu mau bicara apa Za?" tanya ku.

"Saya mau tanya, kamu ini kenapa?" tanya Virza yang membuatku bingung.

Aku Kenapa? Aku merasa baik-baik aja kok.

"Huh? Maksud kamu? Aku gak ngerti," ucapku.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu seperti menjauhi saya?" tanya lagi.

"Itu cuma perasaan kamu aja kali Za, aku ngga merasa menjauhi kamu kok," ucapku mencoba mengelak dari pertanyaan yang memang semua itu benar.

"Kamu gak bisa bohongi saya Ca, saya tahu dari sikap kamu akhir-akhir ini. Setiap saya ajak bicara pasti kamu menghindar. Apa saya punya salah sama kamu? Kalau iya saya minta maaf," ucap Virza panjang.

Aku menatap dia sejenak lalu mengalihkan tatapanku ke lantai yang ku pijak.

"Kamu ... gak salah Za," ucapku lirih.

"Terus kalau saya gak salah, kenapa sikap kamu seperti ini terhadap saya? tolong jelaskan, buat saya mengerti," ucapnya.

Kenapa aku harus membuatmu mengerti Za? Kenapa?

"Hahh ... Za, sebaiknya mulai saat ini kamu menjauh dariku dan aku akan melakukan hal serupa juga. Aku gak mau jadi perusak hubungan orang," ucapku

"Loh kok kamu bicara seperti itu? Bener kan Saya punya salah? Saya minta maaf Ca," ucapnya

"Nggak Za. Kamu punya hubungan kan dengan Kinar?"

"Kenapa jadi bahas Kinar sih? Kamu tahu dari mana? Saya gak punya hubungan apa-apa dengan dia Ca."

"Kamu jangan bohong Za, dia sendiri yang bicara. Dia juga bilang bahwa kamu dengan dia dijodohkan sudah sejak lama. Aku gak mau cuma gara-gara kedekatan kita, membuat hubunganmu dengan Kinar rusak."

"Astaghfirullah Ca, kamu jangan salah paham dulu. Memang benar, saya dengannya dulu pernah dekat. Tapi itu semua hanya sebatas teman dan gak lebih. Dan soal perjodohan itu saya tidak tahu menahu."

Aku terdiam mendengar penjelasan darinya. Aku bingung! Kenapa penjelasan dari Virza berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan oleh Kinar. Siapa yang harus aku percayai?

"Kamu percaya sama saya kan Ca?" tanya Virza, aku menatap dia.
"Saya tidak pernah berpacaran dengan dia Ca, tolong percaya sama saya," ucapnya lagi.
"Hahh ... Baiklah aku percaya kamu," ucapku pada akhirnya.

"Oh iya Ca, satu lagi saya mohon jika dia bicara apapun tolong jangan tanggapi, hiraukan saja," ucap Virza dan aku hanya mengangguk.

Sore itu aku pulang dengan perasaan yang bingung sekaligus lega. Aku lega karena tahu Virza tidak berpacaran dengan Kinar.

Perasaan apa ini? Apa aku benar-benar menyukai Virza? Jika iya, lalu bagaimana dengan Virza sendiri? Apakah dia juga mempunyai perasaan yang sama denganku? Tapi sikapnya selama ini kepadaku seolah-olah dia menyukaiku. Hahh ... Aku jadi semakin bingung!!

-
-
-



--- TBC ---

Hai semua,, aku akhirnya bisa update juga. Rasanya senang sekali
Bagaimana? Ceritanya membosankan ya? Hahh pastinya seperti itu. Aku sudah bisa menebak.
Aku ingin minta maaf dan berterima kasih kepada kalian, maaf karena masih banyak kekurangan dalam ceritaku ini dan terima kasih untuk yg sudah membaca cerita gajeku ini.
Pasti kalian bingung dengan penggunaan bahasa yang aku gunakan ya? Sebenarnya aku ingin memakai bahasa yg tdk baku, tapi karena sesuatu jadilah seperti ini.

Oke langsung aja voment nya reader semua,, jangan sungkan untuk memberikan saran dan kritik karena itu sangat dibutuhkan agar aku bisa lebih baik lagi kedepannya.
See you on next chapter.


Salam manis,

Asya Kim

Because I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang