Sebuah Pengakuan

12 1 0
                                    


Keesokan harinya aku mencoba bersikap biasa terhadap Virza pun berlanjut dengan hari-hari berikutnya.

Hari itu di sekolahku diadakan rapat pertanggungjawaban ambalan. Ya, di sekolahku memang mewajibkan setiap siswa untuk mengikuti Pramuka wajib.

Saat itu aku ditunjuk sebagai perwakilan dari kelasku, setiap kelas harus mengirimkan dua orang, laki-laki dan perempuan. Dan perwakilan laki-laki dari kelasku itu Virza.

Rapat diadakan saat pulang sekolah dan baru selesai pada jam lima sore. Aku bingung harus pulang dengan siapa karena aku tak membawa motor, dan ditengah kebingungan itu Virza menghampiriku.

"Ca, tidak pulang?" tanyanya.
"Pulang kok, tapi bingung pulangnya naik apa, hehe," jawabku
"Loh emangnya gak bawa motor?"
"Nggak, makanya tadi aku nolak buat ikut rapat. Soalnya aku gak tahu pulang sama siapa, temanku pasti udah pulang."
"Oh yaudah, ayo saya anterin kamu pulang," ucapnya yang membuatku sedikit terkejut.
"Arah rumah kita kan beda Za, lagipula aku gak mau ngerepotin kamu. Aku nunggu Dayat aja deh."

Dayat itu salah satu teman kelasku yang ikut ekskul Pramuka inti.

"Saya tadi lihat Dayat udah pulang, udah ayo nanti keburu tambah sore, kamu mau diam di sini sampai malam?"

"Bener juga sih apa kata Virza, aku gak mungkin diam di sini. Lagipula aku tidak kenal orang-orang yang sekarang masih di sekolah," ucapku dalam hati.

"Ya nggaklah, oke deh aku terima tawaran kamu. Makasih ya, maaf ngerepotin kamu," ucapku.

Pada akhirnya aku pulang dengan diantar Virza.

---

Tiba saatnya hari itu datang, hari itu awal dari semua perubahan yang terjadi dan hari di mana aku meminta kejelasan dari semua sikap Virza yang selama ini berbeda terhadapku.

Saat itu suasana sekolah sepi karena bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Aku dan Virza duduk di depan kelas.

"Za, boleh aku tanya sesuatu?"
"Tanya apa Ca, silahkan."
"Sikap kamu yang selama ini baik kepadaku itu maksudnya apa?"
"Tidak ada maksud apa-apa, mana mungkin saya jahat sama kamu kan, Ca?"
"Iya aku tahu, tapi aku merasa sikapmu itu berbeda ketika dengan yang lain," ucapku.
"Memangnya tidak boleh?" tanyanya
"Tidak bukan begitu maksudku, aishh lupakan."

Setelah itu tidak ada percakapan lagi, suasana terasa canggung.

"Za, hm ... " ucapku sedikit ragu

Apa aku harus mengatakannya sekarang? tapi nanti bagaimana ya reaksinya? Uhh aku bingung

"Iya Ca, kenapa?" tanyanya.

Katakan tidak ya

"Itu ... aku ... "
"Iya kamu kenapa?"
"Za, aku ... menyukaimu," ucapku pada akhirnya.

Hahhh ... akhirnya aku mengatakannya.

Aku menatap Virza dan dia hanya diam.

Aishh! kamu bodoh Ca, seharusnya kamu tidak berbicara seperti itu, mana mungkin Virza juga menyukaimu, bodoh! bodoh! bodoh!

Aku mengalihkan pandanganku ke bawah.

"Saya juga menyukaimu-" ucapnya yang membuatku terkejut. Aku kembali menatap nya.

Virza menyukaiku? benarkah ini?

"-tapi maaf, saya tidak bisa bersamamu," lanjutnya.

Eoh? Maksud Virza bicara seperti itu ...

"Ca, kamu gak apa-apa? maaf ya," ucap Virza.
"Eh iya aku gak apa-apa kok, kamu gak perlu minta maaf. Aku ... cuma kaget aja kamu bilang suka juga sama aku."

Kok aku sedikit kecewa ya, ugh harusnya aku senang dengan Virza yang suka balik sama aku. Apa yang aku harapkan dari semua ini? Bukankah tujuan awalku adalah hanya ingin Virza tahu dengan perasaan ku? Tapi mengapa setelah dia bilang suka juga, aku mengharapkan lebih dari ini.

Ayolah Ica kamu gak boleh egois, tapi apa setelah semua pengakuan ini, sikapku akan biasa saja? Aku tak yakin aku bisa bersikap biasa.

"Oh iya Za, udah hampir sore nih. Aku pulang duluan ya," ucapku.
"Kamu pulang sama siapa? Saya antar ya?"
"Eoh, gak perlu kok. Aku bawa motor sendiri, makasih loh sama tawaran nya. Yaudah ya aku pulang, assalamualaikum."
"Iya hati-hati ya Ca pulangnya, waalaikumsalam."
"Iya kamu juga hati-hati Za."

-
-
-
-
-

--- T B C ---

Halo ✋✋
Masih adakah yang inget cerita gajeku ku ?
Maaf karena baru up
Sebenarnya part ini udah lama ngebangke di draftku tapi entah kenapa aku gak yakin buat di publis hehe maaf

-
Oh iya perlu kalian tahu loh sebenarnya cerita ini terinspirasi dari kisah sehari-hari ku, ada beberapa bagian yang memang terjadi dan ada sebagian yg aku edit. Dan lagi Virza ini seseorang dari masa lalu ku, jujur aku sempet baper sendiri nulisnya jadi keinget dulu waktu lagi bucin"nya sama dia hehe.

Maaf jadi curcol huhu 😅😹✌

Oke see you next chap ya
Jangan lupa tinggalkan jejak readers-deul
Kritik dan saran dibutuhkan >>>

Salam manis,

Yeon Hwa Kim 💓

30 Juni 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang