Keesokan harinya, semua orang sangat sibuk melakukan pembersihan rutin kastil itu.
Levi masih melihat Petra yang murung sedang membersihkan halaman belakang.
"Aku benar-benar bodoh. Bagaimana bisa aku memperlakukannya seburuk itu selama ini, padahal dia sangat baik. Dia seperti... malaikat... dan aku dengan bodohnya menyakiti perasaannya. Dia sangat baik hati, ramah, dan juga cantik. Itu semua tertutupi karena kebodohanku yang mengira ia buruk" ucap Levi
Levi terus memperhatikan Petra, entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Levi telah jatuh cinta kepada Petra...
Petra berjongkok dibalik dinding kayu di tempat penyimpanan jerami.
Ia menangis...
Menangis cukup dalam sambil memeluk lututnya.
"Hhhikkss... hikss.. shhh.... "
Tiba-tiba sebuah tangan menyodorkan sapu tangan.
Petra melirik orang itu, ternyata itu..
Levi...
"Keluarkan saja semuanya, aku tak akan bilang kepada yang lain" ucap Levi sambil masih menyodorkan sapu tangan itu.
Petra mengambil sapu tangan itu dan kembali menangis.
Levi tersenyum meringis, memikirkan betapa kejamnya dirinya kepada seorang wanita. Dia tahu bahwa Petra menangis karena sakit hati oleh dirinya bukan karena Eld, Oluo, dan Gunther.
Lama-lama Levi tak tahan melihat wanita itu menangis menahan perasaannya yang perih.
Levi berjongkok dihadapan Petra, membuat Petra penasaran dan melihat Levi dengan wajah yang kusut dibanjiri air mata.
"Maafkan aku" tiba-tiba kata itu keluar dari mulut Levi tanpa seizin Levi.
Levi telah jatuh cinta pada Petra, pada ketulusan hatinya.
Petra menengadah bingung dengan kata-kata Levi.
Levi pun berjongkok mendekatkan wajahnya dengan wajah lugu Petra.
"Maaf karna aku telah menyakitimu sangat dalam..." ucapnya lembut
"Apa kau masih menyukaiku? " tanya Levi. Membuat Petra terkejut.
"I-iya tapi tenang saja, tak usah pedulikan aku kapten, aku akan baik-baik saja. Anggap saja aku tidak memiliki perasaan itu terhadapmu. Bahkan jika kau merasa terganggu olehku, anggap saja aku telah tiada."
Petra sedang dalam suasana hati yang sangat buruk, ia tidak bisa mengontrol omongannya, ia malah berbicara dengan nada yang menyedihkan sambil menangis, tidak ada senyuman palsu lagi yang menghiasi wajahnya. Tapi Petra sudah pasrah, entah terlihat serendah apa ia di hadapan Levi.
"Aku juga--"
"A-apa? " petra bingung.
Levi menatap dalam Petra.
Membuat wajahnya semakin dekat dengan wajah manis Petra, membuat petra diam tak bergeming.
Levi yang menatap dalam Petra perlahan menutup matanya, dan mendaratkan bibirnya di bibir manis petra. petra hanya menatap kosong, tidak percaya dengan apa yang dilakukan kaptennya.
Beberapa saat kemudian petra mulai menutup matanya, merasakan kehangatan bibir sang kaptennya yang terkenal sangat dingin..
Sekilas, petra melihat ekspresi Levi yang terlihat sangat lembut, sangat berkharisma, dan sangat menghangatkan hatinya.
Levi melepaskan bibirnya perlahan dan menatap dalam Petra.
"Petra, aku mencintaimu" ucap Levi lembut.
"Aku juga, kapten..."
"Tetaplah disisiku Petra, temani aku di kegelapan dunia ini" ucap Levi
"Iya, aku akan selalu disisimu kapten... selalu, selamanya... aku akan selalu ada untukmu"
***
Author POV
Buat yang udah baca, makasihh bangett :D.
Semoga kalian suka sama cerita ini, dan buat kalian yang haus akan kisah LevixPetra semoga dengan cerita ini kalian bisa mendapat asupan yang cukup (wkwkwk) mengingat kisah Levi dan Petra yang bikin orang-orang gabisa move on tapi ga ada lanjutan ceritanya dari serialnya (hhiks sedih).
Jangan lupa di vote dan jangan lupa dikomen jugaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku Yang Telah Lama
FanfictionPetra, wanita yang tangguh... yang rela berjuang sangat keras untuk bisa masuk Squad Pengintai Elit. agar ia bisa terus dekat dengan sang komandan, Levi. Namun sikap Levi yang sangat dingin terhadapnya sering membuat perasaan Petra tersakiti...