02; How to Compromise

1.1K 226 46
                                    

°Mutuals°
How to Compromise
_____________________

Matahari belum juga naik, Yueun udah bangun. Udah kebiasaan dengan didikan abahnya. Anak perawan gak boleh bangun kesiangan.

Padahal apa hubungannya?

Pagi-pagi buta, Yueun langsung mandi dan ke dapur. Karena dia sadar, ketika dia menapaki tanah rantau dia harus melakukan segala hal sendiri. Keluar dari zona nyamannya, dan berubah drastis dari males ke rajin.

Yueun masak air biar bisa nyeduh kopi susu. Kebetulan, kemarin dia dikasih beberapa bungkus roti tawar dan makanan instan lainnya sama temennya yang nganter dia ke Bali. Ya udah, dipanggang asal-asalan aja rotinya biar enak dimakan.

Soalnya, selain belanjaan milik Minkyu, teman sekos-nya, dia gak ada makanan lagi.

Yueun juga langsung bersih-bersih kosan dan mencuci pakaiannya yang kemarin dia pakai. Soalnya Yueun gak bawa begitu banyak baju. Bukannya kopernya gak muat. Memang bajunya cuma sedikit.

Istri idaman banget, kan Yueun?

Dengar grasak-grusuk, Minkyu terbangun dari tidurnya. Padahal gak biasanya dia bangun pagi-pagi. Waktu buka pintu kamar, yang dia lihat kosan udah bersih. Kinclong, sampai ke lantai-lantai.

Minkyu mengusak matanya yang masih agak rapat. Melihat seberapa rajin Yueun pagi-pagi gini. Dia gak tau aja kalau cewek itu bahkan bangun lebih pagi daripada dugaannya.

Dia sempat ngintip kamar mandi. Cewek itu lagi nyuci pakai tangan. Soalnya di kosan mana ada mesin cuci. Kecuali kosan mahal.

Minkyu ini anak orang kaya yang lagi diajar mandiri sama orangtuanya. Selama tinggal di Bali, dia cuma dikasih uang sewa kos yang murah, gak dikasih kendaraan, dan uang jajan yang pas-pasan. Tapi sepas-pasan uang jajannya Minkyu, tetep aja gede nilainya. Orangtua yang selama ini manjain dia mana tega.

Minkyu jalan ke meja dapur. Mau masak mie instan lagi. Tapi perutnya udah sakit. Soalnya Minkyu punya asam lambung akut, yang gak bisa keseringan makan mie instan. Sekali aja rasanya udah sakit.

Mau gimana lagi. Dia gak bisa masak. Kemarin cuma beli mie instan, telur, sama beras aja di warung dan minimarket terdekat. Minkyu mana mau sarapan pakai telur ceplok doang.

Setelah jemur pakaiannya di balkon kosan, Yueun mau balik ke kamarnya. Dia dikagetin sama Minkyu yang duduk meratapi nasib di meja makan.

Yueun menghela napas sembari mengusap dadanya. Minkyu ini, loh, dari awal ketemu memang suka ngagetin orang. Heran.

Udah gitu mukanya Minkyu udah melas banget bikin orang kasihan. Kalau kalian mau tau, Minkyu habis bangun tidur itu mukanya beneran semerawut banget. Hilang, deh, pujian ganteng dari Yueun kemarin sore.

"Kenapa, sih? Pagi-pagi itu harusnya olahraga sana keluar. Bukan manyun di tempat," bilang Yueun.

"Laper."

"Laper ya makan, dong, Ming. Gimana, sih, konsep kehidupan aja gak paham?" balas Yueun. Yueun melihat muka bete Minkyu. Pasti cowok itu punya kendala. Yueun menghela napas. "Gue lupa kalau lo gak bisa nyalain kompor."

"Gue masakin mie pake telor lagi mau?" tawar Yueun. Minkyu menggeleng. Yueun lupa Minkyu ini anak orang kaya. Mana bisa makan-makanan dengan menu yang sama tiap hari.

Masih aja Yueun merhatiin Minkyu yang merana, tiba-tiba tukang sayur lewat depan kosan.

"Sayur-sayur! Sayur, bu, sayur!"

Yueun langsung keluar balkon buat melihat posisi si tukang sayur. Ternyata persis di depan jalan kosan. Tukang sayur itu berhenti. Yueun juga lihat ada dua ibu-ibu yang udah sigap memilih dagangan si tukang sayur.

Mutuals; Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang