Sepulang kuliah, Yeonjun memutuskan untuk membeli bahan makanan di supermarket dekat kampus. Melihat uang yang sudah menipis dan perutnya yang lapar, ia hanya bisa menatap sedih ice cream di depannya.
Jangan salahkan Yeonjun yang memiliki uang terbatas. Hanya saja ia tidak bisa hidup tanpa makan ice cream kesukaannya itu sehari saja.Uangnya seharusnya cukup untuk membeli satu ice cream setiap hari. Namun, karena tugas minggu lalu yang banyak, ia memakan ice cream lebih untuk menambah semangatnya.
Hingga datanglah hari ini, hari dimana uangnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya setengah bulan kedepan.
Ia pernah meminta uang lebih ke eommanya, yang sudah jelas ditolak mentah-mentah. Katanya agar Yeonjun dapat lebih dewasa dan mengurangi mengkonsumsi ice cream. Eommanya itu sangat heran mengapa Yeonjun tidak pernah berhenti memakan ice cream sejak kecil.
Sudah lebih dari 30 menit Yeonjun menatap ice cream favoritnya itu. Hingga suara seseorang mengejutkannya.
"Permisi, manis. Aku ingin membeli ice cream"
"Ah, ne.. maafkan aku", Yeonjun menggeser badannya ke samping dan melihat wajah orang itu sekilas. Ia lalu kembali menatap ice cream kesayangannya lagi. Hingga beberapa detik ia baru menyadari sesuatu.
"Hyung?!"
"Mwo, kau baru menyadariku? Apa yang kau pikirkan sedaritadi, Yeonjun-aaa?", Wooseok mencubit pipi Yeonjun gemas.
"A-aku hanya.. Lupakan saja. Lagipula sejak kapan hyung menyukai ice cream?"
Yeonjun melihat Wooseok yang sedang memilih-milih ice cream. Setaunya dari dulu Wooseok tidak pernah mau memakan ice cream. Terlalu dingin katanya. Ia takut otaknya beku dan tidak bisa berpikir jernih lagi bila makan ice cream.
"Eiy, tidak mungkin aku mau memakan benda ini. Kau tau sendiri"
Wooseok memasukkan satu buah ice cream ke keranjang dan segera beranjak ke kasir. Yeonjun pun berjalan mengekori hyungnya itu, bersiap membayar belanjaannya.
"Ahh itu rasa kesukaanku.. Lalu mengapa hyung membelinya?"
"Aku akan memberikannya kepada anjing kesayanganku"
"Hyung punya anjing? sejak kapan? aku ingin lihat!"
Wooseok dan Yeonjun sudah selesai membayar di kasir. Mereka berjalan keluar dari supermarket itu.
Melihat Wooseok yang membuka bungkus ice creamnya, Yeonjun semakin tidak sabar melihat anjing milik hyungnya itu.
"Yeonjun-a, kemarilah kalau kau ingin melihat anjingku"
"Baiklah!"
"Sekarang kau harus meneriakkan namanya. Ikuti aku, 'Yeonjun-aaaa' "
"Apa? Kau menamai anjingmu dengan namaku? Tidak sopan sekali"
Wooseok menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Cobalah. Anjingku itu sangat menggemaskan"
"Baiklah baiklah. YEONJUNAAMPHH-"
Ice cream yang sedaritadi di tangan Wooseok akhirnya melayang masuk ke dalam mulut Yeonjun.
"HAHAHAHA kau sangat menggemaskan, anjing kecil"
Wooseok mengusap lembut rambut Yeonjun. Sementara Yeonjun mendelik tajam ke arah Wooseok, yang membuat pria tinggi itu semakin gemas mengacak rambut Yeonjun.
"Hyuung kau ini sangat arrgh..", Yeonjun memukuli lengan Wooseok brutal. Ia lalu segera berjalan meninggalkan pria itu setelah puas memukulinya.
"P-pokoknya terimakasih! Aku pulang!", telinga Yeonjun terlihat memerah.
"Ne~ hati-hati di jalan", Wooseok melambaikan tangannya.
Tanpa mereka berdua sadari, sedaritadi ada dua pasang mata yang melihatnya dari dalam mobil berwarna merah.
"Eomma, bukankah itu Yeonjun hyung? Apa itu kekasihnya?"
"Aku tidak tau, tapi mereka berdua terlihat sangat dekat. Bagaimana menurutmu Jisung-a?"
"Pria itu pasti kekasihnya!"
"Begitu ya.."
Ny. Choi merasa harapan untuk menikahkan anak keduanya dengan Yeonjun lenyap. Selama ini ia mengira Yeonjun menyukai Soobin, dan begitupun sebaliknya. Bahkan hal itu sudah terlihat jelas dari tatapan mata Soobin ke Yeonjun.
Tapi ternyata pria manis itu sudah mempunyai seorang kekasih. Berarti selama ini dugaannya salah. Ia sungguh menyesal karena perbuatannya bisa saja menghancurkan hubungan sepasang kekasih itu.
Sudah bertahun-tahun ia merindukan senyum tulus dari Yeonjun. Maka dari itulah ia tidak dapat menjalankan mobilnya ketika melihat eskpresi Yeonjun yang begitu bahagia saat keluar dari supermarket.
Mulai dari sekarang, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk mendukung penuh hubungan Yeonjun dan kekasih tingginya itu.
~
Kelas hari ini membuat mood semua mahasiswa di kelas itu hancur dalam sekejap. Bagaimana tidak? Dosen bernama lengkap Park Chanyeol itu memberi tugas menulis jurnal sebanyak lima puluh halaman dengan tenggat waktu hanya satu minggu.
Sungguh, Yeonjun sudah pusing hanya dengan mendengar suara Mr. Park. Tugas kemarin saja baru selesai dikumpul dan ternyata perjuangan di kelas ini belum selesai.
"Arghh, sepertinya aku akan menghabiskan hidupku di perpustakaan lagi seminggu ini.. Yeonjun-a.. Aku sering melihatmu di perpustakaan. Bagaimana kalau kita mengerjakan tugas ini bersama?"
"Mengerjakan tugas bersama? Adapula Yeonjun yang membantumu mengerjakan tugas itu"
"Hey, aku juga harus selamat dari mata kuliah ini. Otakku tidak seperti milikmu, Kai. Bagaimana? Yeonjun-a? Hey, Yeonjun jawab aku!"
Yeonjun masih menatap kosong papan tulis. Bibirnya sedikit tertarik ke bawah. Alisnya terlihat hampir menyatu.
"Yeonjun-a, ada apa?"
"Aku.. Aku tidak akan bisa latihan dance lagi kalau begini caranya. Huwaaaa...."
Kai dan seorang pria yang sedaritadi berbicara, Kim Yohan, panik melihat Yeonjun yang menangis. Kai segera menenangkan dan memeluk sahabatnya itu.
"Yeonjun-a tenanglah, aku akan memberitahu Taehyung sunbae kalau kau tidak bisa latihan. Lagipula bukan hanya kau yang tidak latihan. AKU JUGA!! BAGAIMANA INI?! TAEHYUNG SUNBAE PASTI BENAR-BENAR MARAH!!"
Kali ini Kai memutar matanya malas melihat Yohan yang justru ikut menangis dan bergerak ingin memeluk Yeonjun, yang sayangnya langsung ditepis oleh Kai.
~
Kelas Mr. Park akhirnya selesai. Kai sedang menjalankan tugasnya sebagai ketua kelas, sementara Yeonjun sedang bersiap pergi makan dengan sunbae tersayangnya itu.
"Yeonjun-a, bisa tolong ajari aku sebentar soal yang ini? Aku tidak mengerti dan aku dengar ini akan berguna di jurnal yang akan kita tulis.."
"Kau harus menggunakan prinsip yang ini, Yeri-a"
"Yeonjun-aa, tolong ajari aku juga soal yang ini"
"Aku juga! Aku juga!"
Yeonjun seakan tenggelam di kerumunan itu. Kepalanya bahkan sudah tidak terlihat lagi. Kalau sudah begini, jangan harap ia bisa berdiri dari tempat duduknya itu.
'Huhuhu selamat tinggal makan siang berhargaku dengan soobin sunbae :('
next chap👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunbae. || BinJun / SooJun
RomanceKakak tingkat yang dingin tidak membuat seorang Yeonjun menyerah dalam meraih cintanya. Soobin // Yeonjun ! bahasa baku BXB