7

3.6K 536 30
                                    

😆

Yeonjun sedang asik bercanda dengan Kai dan beberapa sunbae sambil memakan bekalnya di kantin.


"Jun, telur gulung buatanmu terlihat sangat enak"


"Hmm aku jadi ingin mencobanya"


Kai hanya bisa memutar bola matanya malas sambil tertawa melihat kedua sunbae yang tidak pernah lelah menggoda sahabatnya ini.

Walau begitu, Kai dan Yeonjun sudah sangat mengenal mereka yang selalu menjaganya disaat ada masalah. Mereka sama-sama mengikuti kegiatan menari di kampus itu.


"Ja! Kalau begitu satu untuk Taehyung sunbae dan satu untuk Jimin sunbae. Aku harap kalian menyukainya"


"INI ENAK SEKALI YEONJUN-A !", ucap Jimin dengan wajah cerahnya.


"Bodoh sekali Soobin yang menolak masakan seenak ini. Lebih baik mulai besok kau memasak untukku saja, ne?"


Taehyung mengedipkan sebelah matanya, menggodan Yeonjun yang terlihat bahagia karena ada orang yang menyukai masakannya.


"Jun jangan dengarkan mereka, cepat habiskan makananmu", ucap Kai sambil mengeluarkan handphonenya. Mendengar nama 'Soobin', ia menjadi teringat sesuatu dan segera mengecek ponselnya.

 Mendengar nama 'Soobin', ia menjadi teringat sesuatu dan segera mengecek ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jun, aku ingin ke pergi ke rooftop sebentar"

"Wae? Kau ingin memotret langit lagi?"

"Hm, tunggu aku di kelas, ne?", wajah Kai terlihat terburu-buru mengingat kelas akan dimulai sekitar 15 menit lagi.

"Arraseo~"




~





Huft.. Huft.. Huft..
Kai berlari menaiki tangga sambil melihat jam di tangannya.

Jarum panjang sudah menunjuk angka 10, yang berarti kelasnya akan dimulai 10 menit lagi, padahal jarak dari rooftop ke kelasnya bisa memakan waktu 5 menit sendiri.



"YA! CHOI SOOBIN! Mengapa kau tidak membalas pesanku! Aku bisa gila bila kau tidak makan siang karenaku"

"Ah," Soobin mengecek ponselnya.

"Tidak terkirim. Pantas saja"

Kai menggeram sambil memegangi rambutnya. "Aku tidak mau eomma memarahiku lagi karena membuatmu tidak makan siang. Aku ada kelas, aku harus pergi"

"Hahaha, nee~ Beri salam untuk Chung auntie dariku", Soobin berteriak melihat Kai yang sudah terburu-buru pergi meninggalkan rooftop.

"Ah, aku rindu memakan bekal buatannya.. "





~





Sudah menjadi kebiasaan Yeonjun untuk selalu membaca di perpustakaan hingga sore. Kai selalu pulang terlebih dahulu meninggalkannya sendiri bersama buku-buku itu.


Pria manis itu duduk di samping jendela sambil membaca buku dengan earphone di kedua telinganya. Ia tidak pernah sadar bila banyak orang datang ke perpustakaan hanya untuk mengaguminya.


Tidak terkecuali satu orang, yang selama ini selalu duduk jauh beberapa meja di sebrangnya. Memperhatikan Yeonjun lewat pandangannya yang pura-pura fokus membaca buku. Aura dinginnya membuat semua orang tidak berani menatap wajahnya.


Saat itu Yeonjun sedang berusaha mengambil buku di rak tertinggi dengan tangga. Namun sayang buku itu terjatuh dan mengenai kepala pria yang sedang memilih buku di sampingnya.


"Aw.."

"Ah, maafkan aku.. maafkan aku.."

Yeonjun segera turun dan mengambil bukunya yang tergeletak di lantai beralas karpet abu-abu itu sambil berkali-kali menunduk meminta maaf.

Melihat pria manis yang selalu memenuhi pikirannya sedang terus-terusan menundukkan kepala dengan kecepatan yang lama-lama menjadi 3 anggukan per detik, pria jangkung itu akhirnya mengeluarkan suara.

"Berhentilah meminta maaf, kau aneh sekali"

Yeonjun yang mendengar suara rendah bagai melodi terindah baginya itupun langsung menegakkan badannya menatap wajah pria di depannya.

"Sun- Soobin sunbae ?!", mata dan mulut Yeonjun terbuka lebar dengan tidak elitnya. Buku yang ia pegang sedaritadi pun kembalu tergeletak ke lantai.

"Bernafaslah, kau bisa mati nanti"

Terkesiap, Yeonjun langsung menghirup nafas panjang. Sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Lalu senyuman mulai terlihat mengembang di wajahnya.

"Hehe, apa sunbae suka membaca buku juga? Tapi aku tidak pernah melihat sunbae di perpus eoh?"

Soobin berjalan mendekati Yeonjun yang terus mundur hingga saat ini posisinya terjebak di antara lemari buku dan pria jangkung itu.

Mata Yeonjun mengerjap bingung. Satu tangan Soobin berada di atas kepala Yeonjun, bersandar pada lemari buku.

"Hm sepertinya kau tidak benar-benar menyukaiku? Jadi selama ini kau hanya bermain-main denganku?"

Senyum licik terlihat di wajah Soobin. Ia terus mendekatkan wajahnya sambil menatap Yeonjun dalam.

"Iya .. Eh, apa?"

Salahkan bibir lembut Soobin yang membuat Yeonjun menjadi salah fokus! Siapa yang tidak terpukau dengan senyuman indah itu!

Yeonjun bahkan tidak ingat bila ia pernah melihat Soobin tersenyum seperti ini. Yah, walau senyumannya terkesan.. licik? atau seksi? Hahaha Yeonjun tidak bisa berfikir jernih lagi.

"A-aku.. tidak me-mengerti maksud ss-sunbae..", bibir Yeonjun terlihat bergetar.

'Apa yang kau pikirkan Yeonjun ! Saat ini sunbae sedang bicara padamu tapi kau malah tidak mendengarkannya dengan baik bodoh!'

Tangan Soobin yang satunya tiba-tiba bergerak mendekati kepala Yeonjun. Wajahnya semakin ia dekatkan dengan wajah pria mungil itu.

Yeonjun hanya bisa menutup mata melihat hidung Soobin yang hanya berjarak 1cm dengannya. Ia mengepal tangannya dan mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

.
.
.
.



tbc

hai, maaf banget karena baru update. Sebenerbenerbenernya aku nggak pede banget sama cerita ini T^T sampai akhirnya aku nunda-nunda terus dan mikir unpub aja kali ya. tpi karena baca komen2nya, mungkin gaada salahnya nyoba lanjut~

i luf u thank u💕💕

Sunbae. || BinJun / SooJunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang