4-Hadiah untuk Mama (2)

82 10 0
                                    

     Mengingat tanggal ulangtahun ibunya sudah dekat Alya mulai memikirkan hadiah, dia membuat catatan beberapa daftar barang yang di inginkan oleh ibunya.

     Jarak antara dirinya dengan sang ibu di masa lalu membuat Alya tidak mengetahui apa yang disukai oleh Shana, dia cuma menebak benda favorit ibunya.

     Momen penting yang akan mengubah hidup Alya nantinya, setelah memutar waktu Alya ingin melakukan apa yang tidak pernah dia lakukan. Waktu mundur begitu jauh kebelakang memberikannya banyak kesempatan untuk memperbaiki apa yang telah hancur.

     Sejak pagi Alya tidak fokus dengan pelajaran sebab ia sibuk memikirkan hadiah untuk ibunya, "Hmm... Baju apa aksesori ya?"

     Ketenangan yang dirasakan oleh Alya hanya bertahan sebentar setelah ketika waktu istirahat tiba, guru keluar dari ruang kelas disusul dengan teriakan murid-murid yang sedang bermain di kelas. Alya kembali membaca buku pelajaran karena dia merasa tertinggal.

    "Hei tidak boleh."

    "Kembalikan padaku, itu hadiah dari ayah."

    Pandangan Alya tertuju pada seorang murid perempuan yang tengah diganggu oleh beberapa murid laki-laki, gadis kecil itu tampak kesulitan menjangkau gantungan kunci miliknya karena tinggi badan mereka berbeda jauh.

    Alya tidak fokus belajar memutuskan ingin keluar, Alya tidak ingin peduli sebenarnya semakin dibiarkan anak-anak itu semakin menjadi-jadi. Dengan berani dan sifatnya yang dewasa Alya menangkap gantungan kunci yang dilemparkan.

     "Hei kembalikan!" Ujar anak laki-laki itu.

     Alya menghiraukannya dan memberikan benda itu pada anak perempuan yang di rundung, "Ini punyamu, kan? Tiara."

    Dengan ramah Alya mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya, Tiara terlihat tersipu dan kagum karena kedewasaan yang dimiliki oleh Alya.

     "Heh! Itu cari ribut ya?!" Ucap anak laki-laki itu menarik lengan seragam Alya.

     "Hei lepasin! Aku lagi lapar jangan buat aku marah!" Ucap Alya dengan tatapan tajam serta aura dingin yang mengintimidasi.

      Anak laki-laki itu terlihat ketakutan dan melepaskan genggamannya, Alya mengabaikan mereka dan pergi menuju kantin. Sebenarnya dia ada membawa bekal, tapi Alya ingin menghematnya karena akan ada kelas tambahan setelah pulang sekolah.

      Bulu kuduk Alya merinding terasa seperti ada yang mengikutinya, Alya berbalik namun tidak ada siapa-siapa ketika menghadap kedepan betapa terkejutnya ia mendapati Tiara berdiri didepannya dengan mata yang berbinar.

      "Ada apa?"

      "Boleh aku berteman denganmu?" Ucap Tiara gugup.

       "Aku tidak tertarik."

      Meski Alya menolak tetapi bocah itu terus mengikutinya dan menatap mulai di kantin, di kelas, hingga di toilet. Alya merasa tidak nyaman dan akhirnya buka suara.

      "Ku bilang aku tidak mau. Jadi carilah teman yang lain." Ujar Alya mengusir Tiara.

      Dengan wajah yang murung Tiara akhirnya menjauh dari Alya, belum beberapa meter Alya berjalan terdengar suara tubrukan dibelakangnya. Tatapan Alya terkejut dengan Tiara yang dirundung beberapa anak perempuan, salah satu dari mereka Alya mengenalnya. Naura, yang juga pernah merundung Alya ketika SMP di masa lalu.

      Alya memperhatikan mereka dari jauh dorongan keras Naura membuat Tiara tersungkur kelantai, "... Seriously?"

     Bukan hanya mendorong pukulan dan tendangan dilayangkan oleh anak-anak itu sementara Tiara hanya bertahan sembari menutupi wajahnya dengan lengannya, Alya sebenarnya ingin cepat-cepat pergi niatnya terurung ketika Tiara mendapat siksaan berupa tinjuan diwajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind The LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang