Bertemu

9 1 0
                                    

" Akan ada seseorang yang diam-diam mengagumimu dan ingin sekali kamu menjadi miliknya, maka jangan pernah mengejar sesuatu yang tidak ingin dikejar. Diam ditempat, dia akan menemukanmu dan menjadikanmu sesuatu yang paling berharga. "

_Zhrrsm💜_

" Diam Us, aku lagi nunggu-nunggu Arya datang nih. Jangan berisikk "

Kali ini benar-benar, sigadis berkulit coklat itu masih saja bersiap siaga menunggu lelaki yang dikaguminya. Arya Gunawan, lelaki berperawakan tegap dan memiliki senyum yang menawan. Yang membuat para akhwat meleleh jika melihat senyumannya. Terutama sang Bulan Purnama, mantan wanita tulen yang kini sedang memperbaiki diri untuk menjadi seorang wanita shalehah. Namun sikap tomboynya itu belum sepenuhnya dapat ia hilangkan,  seperti cara makan, cara bicara dan yang paling penting adalah ia sudah dapat menghilangkan cara berpakaiannya. Dan seketika mengubah dirinya secara drastis dengan pakaian syari' yang membaluti tubuh kecil pendeknya itu. Ditambah lagi senyumannya yang dihiasi dua lesung pipi serta pipinya yang bak bakpao, benar-benar membuat wanita itu memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun tak banyak yang menyadari namun, Bulan benar-benar tak peduli dengan penilaian orang terhadap dirinya.

" Bulan, Uswatun, ngapain disana? Kajian udah mau mulai nih.. Buruan masuk.. " Rafikah teman mereka, memanggil Bulan Dan Uswatun untuk segera masuk mendengar kajian sembari memainkan kedua tangannya. Memberi isyarat mengajak untuk segera masuk..

" Udah Bulan, mungkin aja Arya udah didalam jangan ditungguin lagi ih.. Ayoo masukk " timpal Uswatun meyakinkan Bulan agar segera masuk dan tidak menunggu di luar lagi.

Bulan bersungut-sungut dengan hati yang tidak tenang, karena belum melihat sang pujaan hati.
Berlangsungnya acara kajian Bulan bukannya fokus pada materi kajian, ia malah fokus mencari sepasang mata yang sedari tadi ia cari. Siapa lagi?  Kalau bukan Arya, ia benar-benar gigih ingin melihat Arya. Kayak makanan pokok aja,  tiap hari harus dipenuhi. Cih,  dasar si Bulan.

Usaha memang tidak menghianati hasil, akhirnya Bulan melihat sepasang mata yang sedari tadi ia nanti-nanti. Ya, Arya dengan tatapan layu dan senyum yang manis bisa terlihat jelas oleh Bulan. Ia sedang berbincang, dapat digambarkan dengan mudah betapa berwibawanya lelaki idaman Bulan Purnama itu. Sedang asyik memperhatikan Arya, Bulan tiba-tiba dipanggil Uswatun untuk segera bergegas ke asrama, karena hari ini giliran Bulan dan Uswatun yang piket Asrama yang berisi 5 orang itu. Dalam perjalanan ke Asrama, tiba-tiba Arya memanggil Bulan yang seketika membuat mata Bulan membulat sempurna.

" Bulan Purnama..! " panggil Arya
" Eh ya, mana ada atuh bulan purnama siang-siang begini. " ujar si Asep teman akrab Arya.
" Ahh si Asep, Bulan Purnama itu nama orang atuh sep.. " jawab Arya sedari menepuk jidatnya karena sedikit kewalahan dengan gaya polosnya Asep.

Tak tinggal diam, Bulan bergegas menghampiri Arya yang sedang memanggilnya.

" Iya A' arya ada apa teh? " ujar Bulan dengan lembut.

" Punten lan, A' nanti mau nyetak koran organisasi kita. Gimana?  Udah selesai kan tulisannya?  Kalau sudah nanti kamu dan Aa' langsung berangkat ke tempat percetakan.  Dan cepat juga di sebar se kampus. "

" Alhamdulillah sudah A', nanti teh Bulan bawa filenya dan bisa langsung cus ke percetakan. "

Percakapan singkat mereka seputar koran itu pun usai, sudah bisa ditebak. Bulan yang sok polos didepan Arya tadi langsung loncat-loncat sesampai Asrama.  Sampai-sampai Uswatun mengerinyitkan dahinya sebab terheran dengan Bulan yang sedang jadi Bucin (budak cinta).
Asrama yang sudah bersih dan mengkilat itu, membuat Bulan lega dan sudah pasti Bulan langsung siap-siap untuk berangkat bersama sang Arya Gunawan pujaan hatinya itu.

Bulan Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang