Senyuman

4 1 0
                                    

Aku menoleh kebelakang untuk melihat suara siapa itu. Saat aku menoleh, ternyata suara itu berasal dari mulut Garry. Aku mengenal Garry karena banyak desas desus yang aku dengar tentang dia. Dia digosipkan pernah masuk ke rumah rehabilitasi karena mengonsumsi narkoba saat masih dibangku SMA. Selain itu, ada juga yang mengatakan kalau Garry pernah melakukan penipuan online dan mengambil keuntungan sampai ratusan juta dari penipuannya itu dan gosip yang paling baru adalah saat dia masuk ke perguruan tinggi, dia melakukan hacking pada situs univertas untuk mendapatkan data mahasiswa yang terdaftar disini yang mungkin akan digunakan untuk tujuan buruk lainnya. Aku tidak tau apakah semua gosip yang beredar itu benar atau tidak, tapi setelah melihat orangnya secara langsung seperti ini, aku tau kalau orang ini berbahaya.

Tubuh Garry yang kurus ramping seperti seorang wanita lalu memiliki rambut panjang hingga pundak, wajahnya begitu pucat dan memiliki tatapan mata yang dingin seperti memperlihatkan seorang yang pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang itu. Di telinga kanan terdapat anting yang memiliki bentuk seperti ular. Hal ini membuatku berpikir bahwa dia adalah orang yang harus dihindari.

"Oh iya, maaf aku tadi nggak tau kalo kamu tadi bicara denganku." Kataku pada Garry.

"Oh gitu, jadi suaraku tadi mungkin kurang keras ya?sampe kamu nggak nyadar kalo aku ngomong sama kamu?" Balasnya

"Heh! Kamu kalo ngomong yang sopan dikit dong kalo sama perempuan." Sasa langsung menyela pembicaraan ku dengan Garry dan menatap Garry dengan wajah kesal.

"Kamu ini kenapa ikutan ngomong juga? Akukan lagi ngomong sama dia, bukan sama kamu." Kata Garry sambil menunjuk kearahku. "Kalo kamu nggak diajak ngomong nggak usah ikutan ngomong."

"Kamu nggak sopan, aku nggak bisa diem aja kalo temenku digituin sama kamu." Balas Sasa.

"Udah sa, gapapa. Emang aku yang salahkan berdiri di depan pintu jadinya dia nggak bisa masuk."

"Loh, nggak bisa gitu dong vir. Dia ini udah keterlaluan."

Tiba-tiba Garry langsung berjalan masuk kedalam bis saat aku sedang menenagkan Sasa. Dia seperti tidak mau meladeni pembicaraan kami lagi.

"Eh mau kemana kamu? Main masuk aja. Minta maaf dulu!" Kata Sasa.

Garry tidak mau menggubris perkataan Sasa dan tetap berjalan melewati kami berdua.

"Woyy!!" teriak Sasa dengan nada yang tinggi.

Garry yang kesal mendengar suara Sasa itu langsung menoleh kearah kami lagi. Dia melontarkan senyuman manis sambil berkata.

"Iya, maafin aku sudah kasar ya hehe." Dia menatap kearah kami berdua.

Senyuman yang aku lihat saat itu dari wajah Garry seperti bukan senyuman yang seharusnya dimiliki oleh seorang manusia. Saat dia tersenyum, wajahnya terlihat sangat berbinar-binar. Aku tidak menyangka kalau dia bisa memiliki senyuman seindah itu. Sasa yang tadinya kesal, setelah melihat senyuman Garry tiba-tiba menjadi luluh dan tidak memperpanjang masalah.

"Nah, gitu dong kalo jadi cowo. Kalo bikin salah sama cewe minta maaf" Kata Sasa sambil tersenyum.

Mendengar ucapan Sasa, Garry tersenyum kembali. Namun kali ini senyumannya berbeda dengan yang sebelumnya. Aku tidak tau apakah Sasa melihatnya tapi aku dapat melihatnya. Senyumannya saat itu terlihat seperti senyuman yang sangat dipaksakan. Senyuman itu seperti memiliki arti yang lain.

"Sa, ayo kita masuk juga kedalam bis. Nanti keburu nggak kedapetan tempat duduk." Kataku.

"Ayodeh.."

Aku dan Sasa ikut masuk kedalam bis. Kami mendapatkan kursi dibgian tengah. Sasa duduk dikursi sebelah kaca, sedangkan aku duduk di kursi bagian koridor. Aku menoleh kebelakang dan melihat Garry duduk di kursi paling belakang. Walaupun kursi paling belakang memiliki kursi dengan jumlah 6, namun tidak ada seorangpun yang duduk disana. Garry hanya duduk disana sendirian sambil memasang headset di telinganya.

10 menit kemudian, bis kamipun berangkat menuju Gunung Salak. Aku mengeluarkan cemilan yang aku siapkan untuk dinikmati saat perjalanan.

"Eh vir, menurut kamu Garry itu orangnya gimana? Aku nggak nyangka kalo Garry itu ganteng juga kalo senyum." Kata Sasa padaku.

"Ah, iya juga ya. Aku juga nggak tau kalo dia punya wajah yang seperti itu saat tersenyum."

Benar ternyata dugaanku. Sasa sepertinya tidak melihat senyuman kedua yang ia perlihatkan pada kami tadi. Kalau Sasa melihatnya mungkin dia tidak akan berpikir kalau Garry memiliki senyuman yang seperti ini.

"Kayaknya Garry suka sama aku deh. Jarang-jarangkan dia mau senyum sama orang lain." Celetuk Sasa.

Aku yang mendengar ucapannya itu tidak bisa berkata apa-apa. Cewe ini kayaknya gampang banget tertarik sama lawan jenisnya atau memang dia memiliki sifat yang kepedean.

"Ehm.. iya mungkin sa." Balasku.

Selama perjalanan aku terus mengobrol dengan Sasa sampai akhirnya dia mengantuk dan tertidur. Saat Sasa tertidur, aku memasang headset untuk mendengarkan lagu dari handphone milikku. Habisnya bosen jugakan kalau dalam perjalanan tidak ada teman mengobrol. Aku mendengarkan lagu HiVi!-Siapkah kau untuk jatuh cinta lagi.

Saat mendengarkan lagu, tanganku tidak sengaja menjatuhkan cemilan yang sedang aku makan. Saat aku mengambil cemilan itu dari lantai. Aku mencoba menoleh kebelakang untuk melihat Garry. Saat aku menoleh kearahnya, aku seperti tidak bisa mengalihkan pandangan. Garry tampak tertidur pulas di kursi paling belakang. Dia tidur terlentang disana karena tidak ada mahasiswa lain yang duduk disana. Melihat wajah Garry yang sendang tertidur disana, aku seperti melihat wajah seekor anak anjing yang lucu sekali. Aku berpikir, kemana perginya wajah dinginnya tadi. Wajahnya saat memejamkan mata begitu berbeda dari saat matanya terbuka. Aku seperti terpesona melihat wajah tidurnya. Rasanya aku ingin duduk disampingnya sambil mengusapkan tanganku di kepalanya.

Tidak lama saat aku menatapnya, Garry membuka matanya dan menatap kearahku. Aku yang terkejut, langsung cepat-cepat mengambil bungkus cemilan yang terjatuh tadi dan kembali ke posisi duduk.

"Dia nggak nyadarkan kalo aku liatin daritadi." Kataku dalam hati. "Semoga saja dia nggak liat deh, bisa masalah lagi nanti kalo dia nyadar aku ngeliatin dia tidur."

Aku terus mengunyah cemilan sambil mendengarkan lagu dan tanpa tersadar akupun sudah mulai mengantuk. Akhirnya ku pejamkan mata dan tidur.

"Vir, bangun vir kita udah sampe nih." Kata suara disampingku. "Vir bangun ehhh!!" Lanjut suara itu.

"Iya sebentar lagi bangun ok." Kataku yang masih memejamkan mata.

"Eh, bangun udah sampe nih kita. Kamu mau ditinggal di dalem bis aja?"

Mendengar kata itu aku tersadar dari tidurku. Ternyata suara yang aku dengar itu adalah suara Sasa. 

BLACK WING (Ind)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang