Kususuri sungai sunyi di gemericik nadi, darahku adalah pecahan hemoglobin mati, keputusasaan menggantung di mata kiri, sepasang tangan memanjat langit tinggi. Tuhan, betapa sendiri ini tak dapat menyadarkan mimpi, betapa jaga ini tak mampu menyalakan hati. Maka, ini malam memakan segala harapan, yang tersisa hanya sendu matamu, di antara tipuan bintang dan tiupan gamang; udara sesak ke hidungku.
2019
YOU ARE READING
Menjadi Aku; Sekumpulan Puisi
Poetry#6 in Sastra (Feb, 20th of 2019) #1 in Refleksi (Feb, 20th of 2019) #1 in Refleksi (Feb, 27th of 2019) #1 in Refleksi (Feb, 28th of 2019) #11 in Pengakuan (Mar, 1st of 2019) #351 in Sastra (Mar, 13th of 2019) #373 in Sastra (Mar, 13th of 2019) #39 i...