MENGENALMU

77 9 13
                                    

Ada pepatah mengatakan, Tak kenal maka tak sayang...
Jika demikian, Apakah aku harus mengenalmu?

                                        💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                        💜💜

           

Entah sudah berapa lama Gita mematung di hadapan cowo itu, sampai guncangan kecil menyadarkannya.

"Kamu Gapa-pa?" Tanya cowok itu memulai percakapan.

"Oh, i-iya maaf" Gita bingung seolah dia tidak bisa berkata-kata, matanya melirik kesekitarnya.

"Maaf udah narik kamu kaya tadi, soalnya kamu terlalu dekat sama tebing. Nanti kalo jatoh gimana?" Ucapnya seolah tidak ingin terjadi salah faham.

Cowok itu masih memperhatikan Gita sambil sesekali menarik senyum di sudut bibirnya.  "Iya, gapa-pa ko. Aku emang terlalu dekat sama tebing, wajar kalo kamu takut aku jatuh."

Seolah mengerti akan kekhawatiran dari seseorang yang belum di kenalnya, dia melanjutkan. "Aku kira tadi nggak ada orang di sini karna yang lain ada di dalam aula restoran. Oh, iya tadi aku nanya kamu siapa?".

"Aku, Gita."

Jawabnya malu sambil menundukkan wajah . "Aku anak dari salah satu karyawannya Pak Bara. Kamu siapa? Maksudku, nama kamu siapa?" Gita kembali bertanya pada cowok itu tanpa ragu dan di sambutnya dengan baik.

"Namaku Angga." Sambil menjulurkan tangannya, Angga mulai tertarik dengan Gita.  "Kamu lagi ngapain di sini?"
Di lihatnya tangan Gita yang penuh dengan cat sambil masih memegangi kuas.

"Oh, itu aku lagi ngelukis. Di sini pemandangannya keren banget, hawanya juga sejuk enak buat ngelukis."

Gita mulai berjalan menjauhi cowok itu yang dengan reflek di ikutunya. Mereka mulai duduk di saung dekat dengan tempat Gita melukis tadi.

"Sebentar, aku mau ngerapihin ini dulu." Gita mulai merapihkan Alat lukisnya.

"Ini kamu yang lukis sendiri?" Angga memperhatikan lukisannya, merasa kagum atas hasil karya yang di buat oleh Gita.

"Sumpah, keren banget" pujinya pada Gita.

Pipi Gita memerah akibat malu karna perkataan Angga barusan. "Ahh, enggak ko. Biasa aja."

Gita memang selalu mendengar pujian itu dari siapapun, harus di akui jika lukisan Gita ini memang sangat bagus. Tapi mendengar pujian dari seseorang yang baru ia kenal, rasanya terkesan istimewa.

"Ini hobi aku dari kecil."
Gita sudah merapihkan peralatannya dan mulai duduk di dekat Angga.

"Maaf ya soal tadi, aku nggak ada maksud bikin kamu kaget." Beberapa kali Gita meminta maaf kepada Angga, dia takut Angga menganggapnya aneh karna tiba-tiba menariknya dari tebing.

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang