❛ TUGAS semesta hanya mempertemukan kita. Mau dibawa kemana pertemuan ini, hanya kita yang tau. ❜
—Cla.
…
Pun Jungkook segera mengalihkan atensi kala Taehyung berdiri. Tidak lupa dengan raut yang terburu.
Sadar tidak sadar, si perantauan itu mendengung.
Orang asing ini sudah mau pergi?
Lho. Adek sudah mulai nyaman atau bagaimana. Cie.
"Jeju, saya harus undur diri sekarang. Ada kelas mengajar hari ini."
Taehyung berkata, ritmenya cepat dan seolah menunggu tanggapan Jungkook.
"Eh?"
Sial, Jungkook. Kamu tidak punya hal yang lebih baik untuk dikatakan apa.
Taehyung lagi-lagi hanya tergelak, mengusak rambut Jungkook untuk yang kedua kalinya.
Seperti yang sudah lalu, memilih abai akan reaksi sang empu.
"I said, i have to go. Now, Jeju-ssi."
Jungkook mendadak gagu. Hanya angguk yang diberi sebagai reaksi.
Taehyung sebetulnya gemas, namun waktu mengejarnya begitu laju.
Ia merogoh saku, mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruhnya diatas meja.
"Ini, saya traktir kamu. Hitung-hitung imbalan sudah menjadi kawan sebentar."
Jungkook mendongak, seolah tidak punya hal lain untuk dilakukan.
"Gracias, Taehyung."
Tolong sadarkan Jeon Jungkook, siapa saja.
Ditraktir orang asing itu tidak keren, loh!
"Taehyung..."
Jungkook memanggil, si Kim menoleh.
"Si?"
"Kenapa kamu diusir? Kok gak disuruh tanggung jawab?"
Taehyung terbahak, sama sekali tidak menyangka kawan barunya akan menanyakan hal itu.
Sebenarnya sih, Jungkook hanya mengulur waktu. Agar Taehyung jangan berlalu.
"Tentu saja udah disuruh. Tapi saya gamau, dan orang tua lebih percaya sama si wanita. Jadi, saya diusir. Gitu."
Jungkook mengangguk, menghela napas. Lantas menunduk.
Entahlah, tidak rela kehilangan kawan ngobrol, mungkin.
Dia sedikit tersentak kala sepotong kecil kertas berisi alamat apartemen disodorkan.
Kepalanya terangkat, melihat Taehyung yang buru-buru membelah kerumunan.
Yah, sudah pergi.
Senyum tersungging. Binarnya menangkap pesan yang ditinggalkan Taehyung.
'Ini alamat apartemen saya, kalau kran kamar mandi kamu rusak, mampir saja. Saya anak teknik soalnya. Hehe.'
Jungkook meralat ucapannya diawal.
Orang asing tidak begitu buruk juga. Hehe.
Lama terlamun, matanya terbelalak. Berulang kali membaca potongan kertas tersebut dengan mulut yang menganga.
Ini kan, alamat gedung apartemennya?!
Hanya berbeda satu lantai?!
TAMAT.
SELESAI—!
Terimakasih sudah mampir ttebayo!
Anyway, rencana mau publish taekook lokal, sih. Tapi ngga tau juga.
Pokoknya cinta yang banyak untuk yang udah baca! Arigato, minna. Hehe.
See you in another story. ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] i don't even speak spanish lol | t.k
Historia CortaAh, sial. Jungkook kira hanya dia yang bisa berbahasa Spanyol di Korea. [ short story. don't take this fic seriously y'all. n as usual, top tae bottom kook. ]