Dance Night (3)

191 31 13
                                    

"Untuk sementara jika ada yang bertanya seperti tadi kau jawab 'iya', atau kebohongan kita akan terbongkar!"

"Aah....!!" Ini geram dengan suara melengkingnya.

🍄

"Kau mau tenang sendiri atau ku cium!!" Ancam Yabu pada Inoo.

"Aku tidak peduli!" Ucap yakin.

Yabu hanya mengelus kasar belakang kepalanya sambil menoleh ke kanan.

"Kau ini-..."

"Apa?!" Kali ini Inoo yang memotong kalimat Yabu.

"Bisakah kau lebih sopan sedikit, aku ini seniormu!"

"Bisakah kau lebih manis sedikit, aku ini wanita!" Inoo benar-benar tidak mau kalah, dan Yabu semakin di dalam kekesalannya.

Inoo mendorong Yabu pelan, menjauhkan tubuh Yabu, lalu pergi menjauh. Yabu yang memulai dramanya sendiri mau tidak mau mengikutinya.

"Hei... Kau mau kemana? Bagaimana tanggung jawabmu?"

"Aku tidak peludi!"

"Kota?" Seorang wanita dewasa berdiri di hadapan mereka. Langkah Inoo terhenti, begitu juga Yabu.

"Mama?"

"Apa ada masalah?" Tanya wanita itu lagi.

"Ah, tentang dia-..."

"Tidak ada Tante, aku baru saja mau mengajaknya ke taman." Inoo memotong kalimat Yabu dan terpaksa merangkul tangannya. Dia tersenyum di hadapan Nyonya Yabu.

"Ku kira gara-gara hal tadi kalian jadi bertengkar."

Yabu dan Inoo hanya tersenyum menanggapi. Sebenarnya senyum terpaksa.

"Siapa namanya, Kota?"

"Ah? Nama?" Yabu sedikit kaget, karena dia belum tau nama gadis yang terus memeganginya ini.

"Inoo Kei, Nyonya Yabu." Ucap Inoo.

"Oh, Kei-chan. Sudah berapa lama hubungan kalian?" Tanya Nyonya Yabu lagi. Sekarang Inoo yang bingung harus menjawab apa.

"Lusa sudah memasuki 7 bulan mah." Yabu yang menjawab.

"Benarkah? Kalau begitu kita buat pesta kecil di rumah?" Ajak Nyonya Yabu.

"Eh?"

Skak mat! Inoo tidak tau respon apa yang harus dia buat. Ini tidak sesuai dengan yang dia fikirkan.

"Boleh." Jawab Yabu.

"Hah?" Inoo tidak percaya.

"Ini kesempatan Kei-chan, siapa tau Papa berubah fikiran." Ucap Nyonya Yabu bersemangat. "Ya sudah, kalian mau ke taman kan? Mama tinggal ya."

"I... Iya Nyonya Yabu." Jawab Inoo canggung.

"Jangan panggil seperti itu, panggil aku mama. Mama ke sana dulu ya." Nyonya Yabu mengelus kepala Inoo sebentar, lalu meninggalkan mereka berdua.

Inoo masih tersenyum tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. 

🍄

"Aku akan mengambil kue lagi," ucap Yamada sambil berjalan ke sisi lain, mengambil dua potong kue.

Sedangkan Chinen berjalan ke luar, duduk di bangku taman yang biasa mereka kunjungi waktu istirahat.

"Shh..." Dia mengelus tangannya. "Kambuh lagi."

"Yuri, kenapa kau ke sini?" Tanya Yamada.

"Tidak, aku hanya mencari suasana yang lebih nyaman." Ucapnya, sambil terus mengelus tangannya.

"Hah... Malam ini dingin kau tau." Yamada melepaskan Jas yang dia pakai, juga Syal merah yang dia kenakan saat itu. Lalu memakaikannya pada Chinen.

"Yama... Ryo...Kun?" Chinen berucap pelan. "Kamu... Ryo...Kun?"

"Yuri?? Jangan-jangan?"

Chinen memegang kepalanya yang sakit.

"Tidak-tidak, jangan di paksa." Yamada memegang tangan Chinen yang satunya.

"Mama... Papa... Panas..."

Pikiran Chinen campur aduk, banyak bayangan yang terlintas di pikirannya.

Yamada mengelus tangan Chinen, berusaha agar Chinen tidak memaksakan otaknya untuk mengingat.

"Ryo-kun, api, kepalaku..." Chinen menatap mata Yamada. "Kamu benar-benar Ryo-kun?" Chinen memegang pipi Yamada yang masih panik.

"Iya... Iya... Ini aku, kau mengingatku?"

"Ryo-kun!!!" Chinen sontak memeluk Yamada. "Chii kangen Ryo-kun!" Ucapnya masih memeluk.

"Ryo juga kangen Yuri." Yamada membalas pelukan Yuri dengan kuat.

"Chii ingat, pelukan Ryo-kun selalu buat Chii jadi hangat."

"Syukurlah kau sudah ingat aku." Yamada tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Tadaima, Ryo-kun."

"Okaeri, Yuri. Aku akan menepati janjiku."

"Ne Ryo-kun, bantu aku mengingat hal yang lebih banyak lagi ya." Ucap Chinen melepas pelukannya.

"Pelan-pelan saja, atau kau akan tambah sakit nanti." Ucap Yamada mengelus kepala Chinen pelan.

"Sebaiknya kita masuk, atau wajahmu akan membengkak." Ucap Yamada lagi.

"Hmm.." Chinen mengangguk.

🍄

Tidak lama mereka berkumpul di tengah aula. Mereka semua. Yabu, Inoo, Yuya, Daiki, Yamada, Chinen, bahkan ada Yuto, Keito, Ryutaro, dan Hikaru pacarnya.

"Eh? Kou-chan?" Hikaru menyadari ada Yabu.

"Hika-chan? Lama tak jumpa." Yabu memeluk teman kecilnya itu.

"Kenapa kau bisa ke sini?" Tanya Yabu .

"Ryu-chin yang mengajakku ke sini." Ucap Hikaru, Ryutaro mendekati mereka.

"Dia juga tau tentang perjodohan itu, dan Hikaru-kun mau membantu." Ryutaro ikut menanggapi.

"Benarkah? Syukurlah kau tidak cemburu."

"Hei... Aku bukan orang yang cemburuan kau tau." Hikaru tertawa kecil.

"Jadi... Dia pacarmu?" Hikaru melihat ke arah Inoo.

"Ya... Bisa di bilang begitu." Yabu menjawab tidak pasti.

"Kenapa kau seperti tidak pasti. Ayolah, kita sama-sama di sini menikmati malam. Hei Nona, panggil teman-teman mu bergabung juga."

Inoo memanggil teman-temannya yang bersama para 'pasangannya' mendekat. Mereka berkumpul tepat di tengah ruangan sambil mengobrol.

To be continued~

Wak waw!!😜
Gimana sampai sini?

Habis ini bakal bikin capture lebih panjang ya. Soalnya moment YabuNoo😂

*Lah spoiler dia🙄

Oke, see you🤗

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang