#6 Nayeon menghilang

329 55 19
                                    


Nayeon terus berjalan menyusuri trotoar sambil menyeka kedua mata menggunakan punggung tangan. Meski sebenarnya tak ada airmata yang mengalir, seolah enggan untuk jatuh. Cairan yang dihasilkan kelenjar air mata itu hanya tergenang dipelupuk.

"Nayeon benci Shua..".

"Nayeon kesal..".

Seperti itu terus racaunya disepanjang jalan, tak memperdulikan sama sekali mata-mata para pejalan kaki yang memandangnya aneh.

Sejujurnya, Nayeon tak tau akan kemana. Ia hanya tau jika dirinya kesal dan ingin menjauh dari Joshua. Untuk pertama kalinya Joshua tak membela Nayeon, untuk pertama kalinya juga Joshua menggunakan nada tinggi berbicara padanya. Nayeon tak terima, ia terkejut, hatinya pun sakit.

Ditengah perjalanannya, entah siapa yang bersalah, Nayeon bertabrakan dengan seorang pria. Tubuh keduanya sama-sama tersurut mundur. Sesaat kemudian, mereka bertemu tatap. Si pria yang lebih tinggi dari Nayeon menampakan ekspresi terkejut, seperti seseorang yang sudah sekian lama tak bertemu lalu dipertemukan kembali dengan sebuah kebetulan.

"Shia?".

Nayeon menelengkan kepala. Menoleh ke segala arah untuk menemukan gadis lain yang sekiranya mungkin bernama Shia. Tapi tak ada siapapun, semua orang hanya sibuk berlalu lalang.

"Kore wa hontoni anata Shia-desu ka?"*. Tanya pria itu dengan bahasa yang Nayeon tak mengerti.


"Ahjussi, bicara apa? Nayeon tidak mengerti".

Tapi bukannya menjawab, pria itu memeluk erat Nayeon seolah Nayeon adalah seseorang yang ia rindukan. Awalnya Nayeon terkejut, dan harusnya Nayeon menolak seperti apa yang selalu Joshua ajarkan selama ini untuk tak melakukan skinship terkecuali berjabat tangan. Tapi, Nayeon seolah bisa merasakan perasaan yang disampaikan pria itu melalui pelukannya.

Rasa rindu teramat dalam..
Kerinduan pada seseorang. Seperti yang selalu Nayeon rasakan ketika tak bertemu Joshua. Tapi ini jauh lebih terasa sesak.

"Tsuini watashi-wa anata o mitsuketa**". Ucap pria itu lagi, dan kini husky voice si pria asing membuat Nayeon sadar, lalu mendorong sekuat tenaga rengkuhan pria bersurai blonde itu.

"Nuguseyo? Kenapa peluk Nayeon?".

Si pria mengernyit bingung mendengar pertanyaan Nayeon.

"Kau..bisa bahasa korea?". Ia lanjut bertanya, kali ini menggunakan bahasa korea.


"Nayeon orang korea".


"Tidak, Shia-". Belum sempat menyelesaikan kalimat, Nayeon memotong ucapanya.


"Nayeon-ieyeo, Shia aninde". Nayeon menggeleng cepat. "Ahjussi salah orang, Nayeon harus pergi, annyeonghaseyo". Ia membungkuk hormat dan kembu berjalan setelahnya, tanpa memperdulikan pria itu yang terus memanggilnya dengan nama Shia terus menerus.

Nayeon kembali hilang arah, ia sudah merindukan Joshua. Dalam hati ia menyesali perbuatannya sendiri. Hari juga telah berubah gelap, matahari perlahan berganti posisi dengan rembulan dan Nayeon terduduk pasrah di sebuah halte bus yanf sepi.

Tak ada seorangpun singgah disana. Ditambah Nayeon tak tau dimana dirinya sekarang berada dan jangan lupakan perut yang mulai perih minta diisi.

Ingin menangis, sudah lelah.
Ingin makan, tak punya uang.
Lalu sekarang hujan mulai turun, perlahan semakin deras.

Ditengah kesedihannya saat ini, samar-samar Nayeon mendengar suara mengeong. Dengan penasaran Nayeon bangkit dan mencari sumber suara. Di kolong bangku? Tidak ada. Di sela gorong-gorong depan halte juga tak ada.

Lovers Sonata [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang