2~

241 41 2
                                    

"Kenapa lama sekali!" bentak seorang pria dengan mata memerah karna kesal. "M-maaf kan aku bogum" jawab seorang wanita yang merupakan kekasih dari pria itu sambil menunduk dalam. "Kau itu tidak bisa sekali saja tidak membuatku marah irene" sambung laki-laki bernama Park Bo Gum itu  kepada kekasihnya bernama Bae Irene, lalu segera menginjak gas mobilnya dan melesat pergi.

Sampailah mereka berdua di sebuah rumah minimalis milik Park Bo Gum, dengan langkah cepat Bogum meninggalkan Irene di belakangnya, bukan seperti pasangan kekasih pada umumnya yang saling menyayangi dan mengasihi semua itu tidak berlaku untuk seorang Park Bo gum.

Miris memang, namun rasanya terlalu sulit bagi Irene untuk meninggalkan laki-laki brengsek di depannya ini. Karena sudah hampir 3 tahun mereka bersama, hanya Bogum lah yang irene punya, tak ada orang tua, kakek, maupun neneknya. Irene hanya seorang hachi yang sebatang kara di dunia ini.

Oleh karena itu saat pertama kali bertemu Bogum yang sangat hangat dan penyayang membuat Irene berjanji pada dirinya untuk tetap bersama Bogum. Namun dari hari ke hari bogum semakin berubah menjadi monster menjijikan, tapi Irene berusaha bertahan karena dia tidak tau harus kemana lagi jika tidak bersama bogum.

*

"Uhukk.. Uhuukk.." Suara seorang Bae Irene yang terbatuk-batuk diatas sofa panjang ketika kekasihnya datang dengan asap rokok disekitarnya.

"Apa kau terganggu?" tanya bogum dengan tatapan datar dan wajah angkuhnya. "A-aniya" jawab Irene yang terlihat takut dengan tatapan bogum.

"Bogum-ssi" panggil Irene dengan suara pelan. "Hem" jawabnya dengan sebuah deheman "Mm.. bisakah kau mengurangi sedikit Rokokmu, aku rasa itu tidak baik untuk kesehatan" ucap irene yang terlihat peduli pada kesehatan kekasihnya "Haruskah aku menuruti mu.. Nonya Bae?" tanya bogum sambil menatap lekat Irene "Hmm... Baik lah aku akan menuruti mau mu. Tetapi dengan satu syarat" ujarnya sambil mematikan rokok yang masih tersisa setengahnya. "B-bogum-ssi.." ujar irene yang panik karena bogum yang semakin mencondongkan badannya ke arah Irene.

"Kau juga harus menuruti apa mau ku Irene..." Bisik Bogum di telinga irene yang membuat merinding sekujur tubuh.

"Engh.." Erang Irene ketika sebuah tangan kekar menyentuh payudaranya dengan Kasar "Aku mohon jangan begini.. lagi" Ucap Irene yang hampir meneteskan air mata memohon kepada kekasihnya yang sudah terbakar nafsu.

"Kau terlambat sayangku.." Jawab bogum dengan senyum nakalnya.


*****

Irene Pov

Suara gemercik shower menjadi pengiring pagiku hari ini. Terkadang aku berfikir betapa menjijikannya diriku ini, hanya demi bertahan untuk hidup harus mengorbankan segalanya.

Aku hanya tertawa getir dengan air mata yang terus mengalir sambil meratapi nasibku yang entah sampai kapan akan seperti ini, apa sampai aku mati? Betapa malangnya kau Irene.

Mengapa dunia begitu jahat padaku

*

"Irene" Suara seseorang yang tidak lain adalah dia, Bogum. "Nee" Jawabku singkat dan tetap fokus membuat sarapan untuk kami. "Nanti malam teman-temanku akan datang, aku harap kau mau menyiapkan sesuatu untuk menyambut mereka" Ucapnya tetap dengan nada datarnya.

"Teman-temanmu akan datang berkunjung?" tanyaku yang terkejut mendengar kata teman. Karena selama aku bersamanya dia tidak pernah mengenalkanku pada teman-temannya.

"Nee" Jawabnya dengan singkat. "Apa yang harus aku siapkan bogum-ssi?" "Beli lah bir yang banyak" titahnya padaku. "Apa kau serius aku harus membeli bir yang banyak?" kata ku yang meyankinkan ucapan bogum barusan. "Ayolah Irene apa aku terlihat bercanda? ini pesta laki-laki dewasa kalau bukan bir apa yang harus kami minum? teh? kopi? Dasar bodoh." ucapnya dengan sarkas sambil melengos pergi menjauh dariku.

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang