7~

213 41 4
                                    

PRRAAAANGGG!




Suara nyaring yang berasal dari gelas yang sengaja di lempar oleh sang empunya ke lantai hingga terpecah menjadi bagian-bagian kecil yang tajam.

Amarah yang memuncak membuat dirinya tak terkendali semenjak Irene tiba-tiba menghilang dari hidupnya.

"BRENGSEK! DIMANA KAU IRENE!" Teriak laki-laki itu dengan frustasi. Ya, Park Bo Gum.

Bagaimana tak frustasi jika kekasihnya tiba-tiba menghilang selama satu minggu tanpa kabar berita.

"Berani-beraninya dia kabur dari rumah ini" Kata bogum sambil menendang kursi meja makan hingga terpental jauh dari tempatnya. Bogum mengira Irene kabur dari rumahnya, ia tidak mengetahui apa yang terjadi malam itu karna sangat mabuk berat dan tak mengingat apapun.

"Aku akan mencarimu! lihat saja itu. Aku pasti menemukanmu" Ucap bogum sambil mengepalkan tangannya tak lupa dengan senyum iblis yang mengerikan.

****

Namun di tempat lain suasana yang berbanding terbalik, pagi yang cerah dan sejuk mengalirkan energi positif ke otak sehingga membuat siapapun bahagia pagi ini.

Wendy yang sudah sembuh dari sakitnya membuat ia mampu beraktifitas seperti biasa.

"Hmm.. Mianhae, aku tak mengurus kalian selama beberapa hari" Ucapnya sambil mengusap-usap tanaman kesanyangannya itu. "Tetap sehat anak-anakku" ucapnya sambil tersenyum dan menyemprotkan air pada tanamannya.

"Apa kau selalu seperti itu?" Tanya seseorang dengan tiba-tiba muncul dari pintu. "Ee-eh,  selamat pagi irene-ssi hehe" ucap wendy dengan sedikit malu karna ketahuan berbicara dengan tanaman. "Haha kau sangat lucu wendy" kata irene yang tertawa dengan matanya yang menyipit.

Wendy yang melihat itu ikut tersenyum, bukan karna ucapan irene tapi karena wajah Irene yang mampu membuatnya ikut bahagia. Cinta sesederhana itu, jika yang di cintai bahagia maka yang mencintai pun akan turut bahagia.

"Kau harus mengetahui suatu hal Irene-ssi" kata wendy sambil berjalan ke arah irene. "Tumbuhan juga makhluk hidup bukan?" Tanya wendy yang di jawab dengan anggukan oleh irene. "Makhluk hidup butuh cinta dan kasih sayang agar mereka bahagia. Maka dari itu aku mencintai dan menyayangi mereka agar bisa tumbuh subur dan bahagia" jelas wendy sambil tersenyum kepada Irene.

"Dengan cara berbicara dengan mereka?" kata irene yang bertanya lagi kepada wendy. "Nee, cukup berbicara dengan mereka dengan tulus mampu membuat mereka bahagia. Jika aku diam dan tak berbicara kepada mereka maka mereka akan bersedih"

"Itu benar sekali, seperti yang kau lakukan satu minggu ini padaku" ucap irene sambil menundukan kepalanya. "Ee-- Maafkan aku Irene-ssi aku tak bermaksud seperti itu" kata wendy yang merasa tak enak kepada Irene.

"Tak apa wendy, asal kau berjanji tidak mendiamiku lagi seperti itu" ucapnya sambil menyodorkan jari kelingking putihnya. "Haha nee, aku berjanji Irene-ssi" ucap wendy sambil tertawa dan mengaitkan kelingkingnya.

"Gomawoyoo" kata Irene dengan wajah cerah dan terlihat bahagia.


Irene Pov


Ntah aku tak mengerti dengan kehidupanku saat ini, aku tak tau siapa diriku dan apa yang telah terjadi pada diriku sampai saat ini. Aku hanya mampu memandangi sambil berfikir dari mana luka-luka ini berasal dan lebih parahnya lagi bukan hanya fisik tapi aku merasa hati dan fikiranku pun ikut terluka, meski aku tak tau karena apa.

Rasanya sangat membingungkan hidup dengan otak yang kosong tanpa sedikitpun ingatan yang tersisa.

Namun aku masih tetap bersukur, di saat aku sedang mencari arah seperti ini masih ada manusia yang setidaknya menemani ku dalam kebingungan. Dia, malaikat penyelamatku. Mungkin mulai sekarang aku akan memanggilnya seperti itu.

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang