23. Dancing girl

27 1 0
                                    

Di pagi hari yang sangat cerah seorang gadis desa dengan rambut pirang gelap tengah berjalan dengan santainya. Ia berjalan dengan sedikit loncatan dan di iringi oleh gerakan tangan yang seirama. Ia bergerak dengan beberpa putaran dan selalu di iringi oleh gerakan tangan dan kaki. Terkadang ia mengakat slah satu kakinya setinggi mungkin dan terlihat indah di mandikan oleh sinar mentari. Ia bergerak layaknya ada iringan musik, atau memang tepatnya ia mengikuti iringan musik dari dirinya sendiri.

"Hm~.... Lala....."

Suaranya yang ringan dan nyaman di dengar membuat gerakannya tambah indah. Ia terus bergerak mengikuti gerakan seadanya, ia teru berputar dan ahirnya berhenti di tengah tumpukan batu dan pepohonan. Dan ia berhenti dengan pose yang sangat menkjubkan.

"Ha.... Ha... Ha..."

Ia lalu berdiri dan melihat kesekitarnya. Ia membungkukan badanya dan berterimakasi dengan sangat senang. Nafasnya masih tidak karuan tapi ia tetap bersemangat melakulannya.

"Terimakasi..... Terimakasi......"

Gadis itu kembali membungkuk dan berterimakasi krmbali. Setelah puas mrlakukannya ia pergi kebalik sebuah batu dan mengambil ember kayu berisikan buah. Buah tersebut berwarna merah dan berbentuk hati yang kecil. Ada banyak tumpulan dari buah tersebut, ia dengan cepat memgambilnya dan perhi keluar dari dalam hutan. Ia berjalan sambil membersihkan keringat yanh menepel dari tubuhnya. Tidak membutuhkan waktu yanh lama ia sampai di sebuah jeruji kayu yang besar. Ia melihat kesekitar dari balik pohon besar dengan hati hati.

"Sepertinya............ Aman?"

"Memang aman!"

"Hiiiii!!!??"

Setelah ia mengkonfirmasi dengan suara pelan terdengar suara berat dari seorang pria. Gadis itu berbalik dan melihat sosok seorang pria berotot dan tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari pada gadis itu. Pria itu menampakan wajahnya yang garang dan membuat gadis itu tersenyum masam.

"Ha-hai paman-"

"Lariane agustia!!!"

Pria itu berteriak dengan suaranya yg berat dan serak. Suaranya membuat gadis itu atau lariane menutup telinga rapat rapat. Orang yang di panggil paman oleh lariane terlihat sangat marah padanya karena satu sebab. Setelah suara dari pamanya mereda lariane berbalik dan melompati pagar kayu yang tingginya berkali kali dari tubuhnya.

"[High jump]!!"

Ia melompatinya dan belari kedalam desanya. Pamanya mengehala nafas melihat tingkah laku dari keponakannya tersebut. Di dalam desa lariane turun tepat di tengah desa ia mendarat dengan tepat tanpa mengalami cedar. Bahkan ember berisikan buah buahan yang ia bawa tidak tymbah atau isinya rusak sekalipun. Semua orang yang berada di sana memperhatikan lariane yang terjun bebas tapi mereka hanya melihatnya seperti tontonan biasa.

"Ah, Kaka lariane!!"

Suara anak kecil terdengar dari sekitar lariane, lariane meresponnya sambil melihat kerah suara tersebut. Dari arah suara tersebut sekumpulan anak berumur lima sampai delapan tahun tengah asik bermain.

"Hai"

"Kaka larianeeeee"

Sekumpulan anak anak berteriak memanggil nama larine belari mendekatinya. Dengan senyuman senang dan bahagia lariane mendekati anak anak itu tapi.

"Seraaaaannnggggg!!!!!!"

"He?"

Seorang anak lelaki dengan rambut hijau meyala berteriak dengan keras dan melompat. Ia melompat lalu mengabrak wajah lariane dengan keras. Disusul oleh teman temannya yang ikut meniban tubuh dari lariane. Mereka memukuli dan memggelitiki lariane dengan taea yang riang.

Survive against the book of fateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang