Pagi itu Daniel rasanya enggan sekali bergerak bangun dari tidurnya yang terasa begitu nyaman. Suhu udara pagi itu terasa sangat pas, tidak membuatnya kedinginan tapi juga tidak membuatnya kepanasan. Mungkin karena ia memeluk gulingnya dengan nyaman. Nyawa Daniel perlahan-lahan mulai terkumpul, tapi karena suasana nyaman yang membuainya, membuatnya meletakkan pikiran untuk bangun di nomor kesekian setelah pikiran untuk kembali tidur.
Tubuh besarnya bergerak menyamankan posisi tidur menyampingnya sambil memeluk benda bulat dan empuk yang sangat pas dipelukannya. Sembari mengumpulkan kesadarannya, Daniel mencoba mengingat apa yang ia lakukan semalam sebelum tidur hingga tidurnya bisa senyenyak ini, bahkan ia malas sekali untuk bangun. Ketika ingatannya mengenai kejadian tadi malam dimana ia dan Jihoon tidur dalam posisi saling memeluk kembali sepenuhnya, Daniel langsung membuka kedua matanya, mengerjap sesaat sebelum memberanikan diri untuk menoleh sesuatu yang dipeluknya saat ini.
Itu gulingnya. Ah syukurlah. Sejujurnya Daniel sedikit malu untuk mengakui bahwa ia memeluk Jihoon semalam. Hey, ia hanya mencoba untuk menepati janjinya untuk memenuhi syarat yang diajukan Jihoon agar mereka bisa secepatnya bercerai.
Semalam sebelum jatuh tertidur, Daniel berpikir tentang apakah yang ia lakukan pada Jihoon benar? Tentu ia sadar betul telah mengabaikan istri sempurnanya. Bagaimana tidak sempurna jika Jihoon memiliki paket lengkap yang mendefinisikan kesempurnaan. Pria itu manis, cantik untuk ukuran seorang pria, karena telah mengenal sejak masih sekolah menengah atas jadi Daniel tau bahwa Jihoon memiliki aegyo yang sangat menggemaskan, kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu tertata rapi dan santun, pintar, bersikap baik, oh dan jangan lupakan bahwa Jihoon berasal dari keluarga yang amat kaya raya. Bahkan Daniel sendiri enggan untuk membandingkan jumlah kekayaannya dengan kekayaan ayah Jihoon. Hanya saja Daniel masih belum bisa mencintainya. Mungkin dapat dibilang Daniel tidak pernah mencoba untuk mencintainya. Bagaimana ia bisa mencobanya jika setiap melihat wajah Jihoon saja ia akan merasa emosinya meluap tanpa sebab yang pasti. Ck! Perjodohan sialan.
Mendengar suara engsel pintu yang berdecit karena dibuka membuat Daniel cepat-cepat memejamkan matanya kembali, berpura-pura masih tidur. Untung posisi tidurnya yang memunggungi pintu mempermudahnya. Suara derap langkah halus Jihoon beradu dengan detak jantung Daniel yang berpacu cepat. Daniel hanya berharap Jihoon tidak sadar bahwa ia sudah bangun ketika merasakan kasur yang bergerak karena Jihoon beringsut naik. Tak lama setelahnya elusan lembut dirasakan Daniel di pipinya. Lembut sekali sampai-sampai membuat Daniel berpikir apakah sentuhan seperti itu ditujukan untuk membangunkan seseorang? Namun elusan itu hanya sebentar. Tangan Jihoon beralih ke pundaknya, mengguncang pelan bahu Daniel yang lebar.
"Daniel-ssi, bangun."
Ketika Jihoon memanggilnya, Daniel sedang berusaha menimbang apakah ini saat yang tepat untuk membuka matanya? Daniel menunggu hingga panggilan ketiga sebelum berakting selayaknya orang yang baru bangun tidur. Mata sipitnya mengerjap beberapa kali seolah membiasakan cahaya matahari pagi yang masuk melalui tirai jendela yang terbuka. Tunggu, kenapa dari tadi Daniel tidak sadar kalau cahaya matahari yang masuk sangat terang?
"Jam berapa ini?" Suara serak Daniel entah kenapa membuat Jihoon tersenyum.
"Jam 7, aku sudah mencoba membangunkanmu sejak satu jam yang lalu."
Astaga! Daniel akan terlambat ke kantor!
Pria tampan itu langsung bangkit duduk di kasur. Perjalanan dari rumah ke kantor membutuhkan waktu 30 menit paling cepat. Tapi ini hari kerja, jalanan pastinya sangat macet, dipikirkan saja rasanya mustahil Daniel bisa sampai di kantor tepat waktu.
Jihoon yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik suaminya seakan paham akan kegundahan suaminya. Ragu-ragu ia menggerakkan tangannya untuk memberikan elusan di lengan atas Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 100 Days | NielWink
FanfictionJihoon dan Daniel sepakat untuk bercerai setelah 3 tahun menjalani kehidupan pernikahan. Daniel pikir semua akan baik-baik saja meski Jihoon mengajukan syarat yang langsung disetujuinya. Namun akankah seterusnya demikian? Kang Daniel X Park Jihoon ...