Act 4 : Meetup

2.1K 374 31
                                    

Jungkook sudah tiba di taman dekat apartemen, dia mengenakan pakaian yang dipilihkan Jimin. Kaos putih polos dibalut jaket bomber berwarna kuning mustard, jeans ketat berwarna biru muda dan sepatu timberlade yang sempat dicobanya sebelum datang kemari. Rambut cokelat hazelnya ditata rapi dengan poni yang jatuh menutupi dahi. Dia melihat Taehyung dari kejauhan, duduk disalah satu bangku taman sambil memainkan ponsel. Nyalinya mendadak ciut.

"Sepertinya aku tidak bisa melakukan ini."

Ujarnya pada Jimin, wajahnya tampak pias. Perutnya seolah dijungkir balikkan melihat Taehyung disana yang sedang menunggu.

"Omong kosong." Balas Jimin, mengecek kembali penampilan Jungkook dari atas sampai bawah dan tersenyum puas melihat hasilnya.

"T-tapi, apa yang harus kukatakan saat aku berada didepannya? Bagaimana kalau dia mengabaikanku? Bagaimana kalau dia membenci penampilan baruku? Bagaimana kalau—"

"Hei— hei tarik napas, hembuskan. Ya begitu. Jangan pikirkan yang lain."

Jungkook menarik napas dan menghembuskannya perlahan seperti yang diinstruksikan sepupunya namun jantungnya tetap saja berdebar gila, dia menatap Jimin dan menggeleng panik, "A-aku rasa, aku tidak bisa melakukan ini— aku akan mengirim pesan ke Taehyung dan membuat alasan untuk membatalkan semuanya."

Jungkook berbalik namun Jimin secepat kilat menahan lengan pemuda itu, "Ayolah Jungkook, kita sudah sampai sejauh ini dan kau ingin berhenti? Yang benar saja!" Jimin menyeret Jungkook yang berontak dan kembali menghadapkannya pada Taehyung yang duduk dibangku taman, "Apa kau pernah dengar pepatah ini? Jatuh cinta karena terbiasa? Yang perlu kau lakukan hanyalah datang kesana dan mengatakan hal yang akan membuatmu terus berada didekat Taehyung. Maka kau sudah satu langkah maju untuk mendapatkan dia!" Ujar Jimin berapi-api. "Sekarang temui pangeranmu!" Jimin mendorongnya maju.

Jungkook menelan ludah gugup. Dia melangkah perlahan mendekati Taehyung dengan jantung berdebar keras, setiap jarak yang terkikis diantara mereka membuat kaki Jungkook melemas seperti jelly. Maju atau tidak? Astaga, belum apa-apa, Jungkook rasanya sudah ingin berbalik dan menyerah saja.

"H-hai Taehyung."

Jungkook menyapa dengan suara parau, dia berdehem untuk melegakan tenggorokannya. Tubuhnya gemetar kecil karena grogi. Taehyung mengenakan kemeja motif sederhana berwarna biru dan celana jeans. Helai rambutnya samar-samar tersapu angin.

What the— flower. Kenapa sore ini Taehyung terlihat sangat- sangat- sangat tampan? Apa cahaya sore matahari dan pemuda itu sedang bersekongkol untuk menjatuhkan Jungkook? Tidak— nyatanya Jungkook memang sudah jatuh.

"Oh, hai—" Taehyung menoleh kemudian membeku, matanya sedikit melebar kala bertemu pandang dengan Jungkook, pemuda berambut cokelat hazel mengamati dengan cemas, apakah ini berhasil?

"Wow, kau terlihat— umm— keren."

Keren? Apakah itu pujian? Oke, setidaknya ini adalah sebuah kemajuan kan? Jungkook mau tidak mau tersenyum, "Uh t-terimakasih?"

Dia mendudukkan diri disebelah Taehyung dengan canggung sementara matanya mencuri pandang dengan gugup.

"Ngomong-ngomong, mengenai pesanmu tadi..." Taehyung buka suara.

"Maaf! Maafkan aku!" Jungkook mengutuk dalam hati, Park Jimin sialan, "Aku salah memencet emoticon haha."

Taehyung mengehembuskan napas lega, "Oh– kukira kau serius."

Jungkook memaksakan senyumnya, dia serius.

"Jadi— apa yang ingin kau bicarakan?"

Jungkook menggigit bibir lalu merutuki dirinya sendiri. Apa yang harus dia katakan?Dia samasekali belum memikirkan hal ini. Mendadak, panik menderanya seperti gelombang pasang air laut. Berpikir Jungkook! Mata pemuda itu tanpa sengaja bertemu tatap dengan Jimin yang sedang mengamati dari kejauhan. Ah, seketika Jungkook teringat perkataan sepupunya. Jatuh cnta karena terbiasa. Pikirkan alasan agar kau bisa selalu berada didekat Taehyung!

Jungkook menarik napas dalam-dalam, "Aku— aku ingin kau jadi pacarku!"

"Apa?" Taehyung menoleh secepat kilat dengan mata melebar sempurna. Senyum dibibirnya lenyap digantikan oleh wajah shock yang kentara.

"M-maksudku," Ralat Jungkook cepat, dia menjilat bibir panik, "Aku ingin kau mengajariku bagaimana caranya mendapatkan seorang pacar haha." Jungkook tertawa gugup, lagi-lagi merutuki kebodohannya sendiri.

"Oh," Taehyung tampak lega, "Apa itu sebabnya kau merubah penampilanmu?"

Tidak— aku merubah penampilanku untuk membuatmu menjadi seorang gay— Jungkook memaksakan sebuah senyum dan menjawab lebih gugup, "Y-ya."

"Aku tidak menyangka kau akan meminta bantuanku dalam masalah ini!" Taehyung merangkul bahunya dan tersenyum lebar, "Baiklah, aku akan membantumu. Serahkan semuanya padaku!" Ujar Taehyung bersemangat, "Aku akan menjemputmu besok malam, jam tujuh oke?"

Jantung Jungkook berdebar keras merasakan Taehyung sedekat ini. Sejenak dia membeku merasakan kehangatan dari rangkulan Taehyung.

"O-oke."

Apa ini akan berhasil?





TBC

Intoxicated - vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang