"ENGGA RAKA!" Ucap Dhira, suaranya sedikit meninggi karna kesal.
"Buktinya udah jelas, Pak Bambang bilang dia ga manggil gue sedangkan lo tadi bilang apa? Pak Bambang manggil gue? Haha, bego di pelihara" Ucap Raka meremehkan.
"Eh jaga omongan lo ya!" Ucap Dhira tidak terima.
Raka melengos pergi. Dhira mengepalkan tangannya kesal.
"Pak Bambang" gumamnya.
Dhira berdiri dengan menghentakkan satu kakinya dan segera pergi dari kantin disusul Bilqis.
Tujuannya saat ini adalah ruang guru.
Tok tok tok!
Dhira mengetuk pintu ruang guru. Setelah ada sahutan yang mengizinkannya masuk, Dhira langsung membuka pintu dan masuk.
Matanya berpencar ke segala sisi ruangan untuk mencari meja Pak Bambang.Nah itu, batin Dhira saat menemukan Pak Bambang sedang duduk di kursinya yang berada di ujung ruangan.
Dengan terburu ia berjalan menuju meja pak bambang.
"Permisi pak" Ucap Dhira pelan.
Pak Bambang menoleh.
"Ada apa kau dtg kesini?" Tanya Pak bambang dengan satu alis yg diangkat.
"Bapak kan tadi nyuruh saya manggil Raka setelah hukumannya beres. Tadi Raka kesini ga pak?" Tanya Dhira.
"Emm tunggu. Iya tadi kesini. Memangnya saya manggil Raka kesini ya?" Pak Bambang malah balik bertanya.
Dhira menghembuskan nafas berat, ternyata pak Bambang pelupa.
"Hmm yaudah deh pak saya ke kelas lagi" Ucap Dhira sambil berbalik badan.
"Eh kau mau apa datang ke bapak?" Tanya pak Bambang.
"Engga pak, cuma mau ngasih tau kalo kucing saya udh lahiran"
Dhira cepat cepat pergi dari ruang guru. Sedangkan pak bambang kebingungan oleh ucapan Dhira tadi.
Oke, nama Dhira sudah tercoreng dimata Raka. Dhira tukang bohong.
-CS-
"Gimana Ra? Pak Bambang beneran nyariin Raka kan?" tanya Bilqis penasaran sesampainya Dhira ke kelas.
"Au tuh gajelas emang dasar bapak bapak! kesel gue jadinya" Dhira melipat kedua tangannya di depan dada.
"Yahh sabarin aja Ra. udah tua gitu lagian" Bilqis menepuk pundak Dhira pelan lalu melanjutkan aktivitasnya.
Dhira menoleh ke belakang, lebih tepatnya ke bangku Raka. ada rasa tidak enak di dalam hatinya karna Raka menyangka Dhira membohonginya. Ingin rasanya Dhira menjelaskan tapi, ntahlah Dhira tidak berani.
Raka, Stevan dan Angga masuk ke dalam kelas, mereka saling bertukar candaan sambil sesekali tertawa, begitupun dengan Raka. Dhira memperhatikan Raka sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke buku yang ada di atas mejanya.
gue harus jelasin semuanya, batin Dhira.
Dhira mengumpulkan keberanian untuk mendatangi bangku Raka. ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya pelan, berkali-kali Dhira melakukan itu sampai akhirnya ia berdiri dari bangkunya dan mulai berjalan menuju bangku Raka.
"Lah anjir masa si brownie, si angel sama si jojo kabur kemaren? HAHAH gila si Gibran kewalahan ngejar mereka" Ucap Angga dengan tawanya.
"Seriusan lo? mana si jojo larinya kenceng lagi" sahut Stevan.
"nah itu makannya. mana si brownie sama si angel pake acara ngamuk segala lagi hahaha" Angga memegangi perutnya, sakit karna tertawa.
"emangnya gaada yang bantuin apa?" tanya Stevan
"kagak ada anjir haha, kita-kita cuma liatin dia doang sambil ketawa-ketawa"
"laknat gila hahahah"
"ehm sori ganggu waktunya" Ucap Dhira tiba-tiba yang membuat Raka, Angga dan Stevan menoleh.
"eh ketua kelas. ada perlu apa? nyari siapa? gue ya?" Ucap Angga kepedean.
"gue mau ngomong sama Raka" jawab Dhira
Raka menatap Dhira datar.
"yahh gue kira nyari gue, udah seneng gini" Angga memegang dadanya, sambil memejamkan matanya. lebay.
"kenapa?" tanya Raka.
"bisa ngomong berdua aja?" tawar Dhira.
Raka berdiri dari tempatnya tanpa mengatakan apapun. dan berjalan menuju keluar kelas, Dhira mengikuti Raka dari belakang.
Raka dan Dhira sudah berada di koridor kelas, Raka bersender ke tembok kelas sedangkan Dhira bediri tak jauh di depan Raka.
"Mau ngomong apa?" tanya Raka langsung.
"Mau jelasin yang tadi pagi" ucap Dhira
"silahkan" Raka mempersilahkan Dhira untuk menjelaskan.
"jad gini. abis lo pergi dari kelas tadi pagi buat bersihin wc, pak bambang bilang ke gue buat nyuruh lo dateng ke rugu setelah lo selesai bersihin wc. dan kayaknya pak bambang lupa kalo dia udah nyuruh gue buat manggil lo" jelas Dhira.
"jadi?"
"ya gue ga bohong soal pak bambang nyuruh lo pergi ke rugu" jawab Dhira.
"oke" jawab Raka sambil melengos pergi.
"udah aja?" gumam Dhira sedikit kesal. "gaada sopan santunnya banget jadi cowok".
gumaman Dhira masih dapat terdengar oleh Raka. Raka tersenyum tipis lalu membalikkan badannya menuju Dhira yang masih diam di tempatnya.
"gue ngerti, santai aja" Raka mengacak rambut Dhira pelan lalu kembali berbalik meninggalkan Dhira.
Dhira diam. tidak bekutik. Matanya menatap punggung Raka yang mulai menjauh.
-CS-
at Garuda Equestrian
"Ka! mandiin si angel dong! gue mau cabut dulu. Mams gue nyariin, disuruh balik" Teriak Fadhil dari basecamp.
"ahh ganggu aja lo Dhil!!" Ucap Raka kesal.
"ya sori, urgent nih. dah" Fadhil keluar dari basecamp dan berlari kecil menuju mobilnya yang berada di parkiran.
Raka mendesah malas, ia bangkit dari duduknya dan segera menuju jajaran kandang kuda yang berada tak jauh dari tempat ia duduk tadi. Raka berjalan menyusuri kandang kandang kuda itu, membaca satu persatu papan nama yang menggantung di papan kandang. sampai akhirnya ia berhasil mendapatkan yang ia cari.
"ayo njel! kita mandi" ajak Raka kepada kuda putih bernama angel itu. dengan perlahan, Raka mengeluarkan angel dari kandangnya, memegang tali kendali untuk menuntun angel ke tempat pemandian kuda.
setelah sampai di tempat pemandian kuda, Raka mengikat tali kendali di sebuah pagar kayu. setelah itu Raka berjalan menuju tempat peralatan untuk memandikan kuda lalu membawanya ke tempat semula.
Saat Raka sedang memandikan bagian badan kuda, seorang perempuan datang dan berdiri sedikit jauh dari tempat raka berada.
"Permisi, ini beneran Garuda Equestrian?" Tanya perempuan itu. Raka menoleh dan ...
"Raka?" Ucap Perempuan itu kaget.
"Lo?" Ucap Raka tidak kalah kaget.
-TBC-
Haii guyss gue balik lagiii bawa part baruu.
Pada nungguin gaa nih? Nugguin dong yaa.Gua usahain besok up lagiii
Bubay-Techa
YOU ARE READING
COACH SYALAND
Teen FictionGimana sih rasanya punya pelatih yang nyebelinnya minta ampun? awalnya aja nyebelin nyebelinn ehh taunya nyangkut juga. itu yang dialamin Adhira. berawal dari kuda, ujungnya yahh begitulah. copy right 2019