3. Time

2 1 0
                                        

(Gambar : https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pentingnya-menghargai-waktu-sebagai-realisasi-disiplin-hidup-44)

Sudah berapa lama aku disini?

Di ruangan putih ini aku hanya bisa makan dan tidur. Mereka bahkan tidak pernah mengizinkanku keluar sekalipun.

Aku juga sebenarnya tidak mengerti mengapa mereka melakukan hal seperti ini kepadaku. Kalau saja aku dapat mengingat apa yang terjadi padaku sebelumnya.

Semua ini pasti ada alasannya bukan?

Masalahnya adalah aku tidak ingat.

Aku juga bingung kenapa bisa begitu.

Yah, sudahlah...

Sekarang aku sedang di uji lagi. Aku sudah tidak ingat berapa banyak mereka mencoba merenggut nyawaku. Yang jelas aku sering merasa sakit setelah itu. Namun kali ini aku tidak diberi yang berbahaya (kata mereka). Mungkin memang begitu.

Di depanku ada sebuah layar yang ukurannya lebih besar dariku.

"Arrich, ini adalah simulasi tertulis pertamamu. Alat ini akan menunjukkan beberapa pilihan. Yang harus kau lakukan hanyalah melakukan apa yang mediator perintahkan dari layar, kau paham?"

Sebenarnya aku masih tidak paham. Tapi aku menjawab iya. Kenapa aku melakukan hal itu?

Jawabannya adalah responku sendiri.

"Baiklah, kalau begitu kami akan memulai program."

Jujur, aku sangat ragu dengan jawabanku tadi. Seharusnya aku tidak menjawab 'iya', dan sekarang aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku nanti.

"Kau tidak perlu khawatir, lagi pula kau dengar sendiri kan kalau simulasi kali ini adalah simulasi teraman untukmu. Kau seharusnya mensyukuri hal itu, bocah."

Dia berkata begitu seakan-akan ia dapat membaca pikiranku, bagaimana bisa? Apa ini hanya sekedar kebetulan? Dasar wanita aneh.

Sebelum memulai programnya, mereka memasangkan beberapa kabel di kepalaku. Dan aku juga tidak peduli sih.

Kata mereka kabel itu akan mengirimkan sinyal otakku menuju komputer di luar ruangan ini. Ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang mereka tidak inginkan. Contohnya? Yak aku juga tidak tahu pasti.

Yang jelas kabel-kabel ini tidak akan mengizinkanku berbohong di depan mereka. Kabel tersebut akan mengirimkan gambaran dari otak, jika ditemukan kontraksi antar la satu gambaran dengan gambaran lainnya yang sudah diberi sinyal oleh otak, maka kedua gambaran tersebut akan Dikirim langsung menuju ke komputer.

Bingung? Misalnya aku memikirkan sebuah apel, tapi aku malah memilih buah pisang. Maka kabel-kabel itu akan mengirimkan sinyal bahwa aku memikirkan apel. Tentu itu akan menjadi pertimbangan yang serius bagi mereka meski aku hanya memikirkan sebuah apel dan pisang.

Programnya pun dimulai.

1. Mana yang merupakan bentuk dari bintang?

a. 🌙
b. 🔥
c. ⭐
d. 🌳

Bintang ya... Aku belum pernah melihat bintang sebelumnya. Tapi ... Aku pernah mendengar seseorang mengucapkan hal itu, eh ~~Seseorang itu ... siapa?

Aku pun memfokuskan pandanganku kepada wanita yang ada di samping kananku. Dia sepertinya menyadari ada yang aneh denganku.

Lebih baik aku fokus pada simulasiku ini.

Karena aku belum bisa membayangkannya dengan baik, maka aku putuskan untuk menjawabnya dengan asal.

Through the SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang