Part 20

35 12 7
                                    

Alea mengendarai mobil dengan sebuah lamunan

Di sisi lain Alea lega sahabatnya Kesya telah memaafkannya dan disisi lainnya ia masih kecewa dengan Alvin bagaimana bisa ia menjadi mainannya saja

Alea memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya

"Assalamualaikum Lea pulang"

"Sayang kamu udah pulang"

Alea hanya mengangguk lesu

"Anak papa kenapa? Kok mukanya kaya gitu, sengumnya mana"

Alea tersenyum mengikuti instruksi Ayahnya

"Anak pintar"
Ucapnya mengelus puncak kepala Alea

"Pa Alea kekamar dulu yah capek"
Ucapnya pada Ayahnya

"Iy"
Ucapnya mencium puncak kepala anak semata wayangnya itu

~~~

"Al Alvin"
Alvin menoleh ketika mamanya masuk ke kamarnya

"Lagi ngapain kamu"

"Ngak ada mah"

"Biar mama tebak, kamu punya masalah?"

"Ngak mah Alvin ngak punya masalah sama Alea"

"Tuh kan mama cuma nanya kamu punya masalah atau ngak tapi kamu jawabnya ngak punya masalah sama Alea berarti kamu punya masalahkan sama Alea"

Alvin hanya menggaruk tekuknya yang tak gatal

"Ayo cerita nak mama mungkin bisa bantu"

Alvin sedikit berpikir namun ia yakin tak mungkin Ibunya memberilakannya solusi yang tidak baik ngak ada salahnya juga kan jika ia menceritakan masalahnya dengan Alea

"Mama tau Yura kan?"

"Mantan kamu"
Alvin mengangguk

"Tadi di sekolah Alvin di peluk sama dia trus Alea liat"

"Kenapa kamu ngak ngehindar"

"Ngak mah aku kira dia Alea refleks Alvin respon dong"

"Trus Alea marah sama kamu?"

"Iya karena sebelum itu Alvin nembak dia sih"
Ucapnya menggaruk tekuknya lagi

"Tapi belum dijawab karena keburu masuk, yah jadi gitu"

"Alvin, wajar kalau dia cemburu artinya dia cinta kan sama kamu, ngak mungkin dia cemburu kalau ngak sayang"

"Jadi?"

"Jadi kamu harus minta maaf"

"Alvin udah minta maaf mah"

"Kamu tau Alea kah? Kamu suka kan sama Alea?"

"Yah jelas lah mah"

"Ngak mungkin kan kamu berhenti berjuang karena Alea?"

"Makasih mah"

Secepat kilat Alvin menyambar handuk di atas nakas lalu berlari menuju kamar mandi

Renata hanya menggelengkan kepalanya menatap putranya yang seperti anak berumur 5 tahun yang kocar kacir berlari

~~~

Mobil bmw hitam melesat membela jalan kota yang cukup ramai

Tok Tok

Suara pintu di rumah yang bernuansa dominan putih itu yang megah nan mewah

Seorang pria berdiri disana menunggu sang tuan rumah membukakan pintunya

"Eh mas Alvin masuk mas"

"Aleanya ada bi"
Ucapnya seraya masuk mengikuti pelayan itu

"Ada mas duduk biar saya panggilin dulu"
Ucap pelayan itu seraya berjalan menaiki tangga menuju kamar Alea

"Eh temennya Alea?"

"Iya om saya temennya Alea"
Ucapnya refleks berdiri lalu menyalami tangan Ayah Alea sopan

"Hampir jadi pacar sih om"
Batinnya

"Namanya..."

"Alvin om"

"Ow"

Alea berjalan gontai menuju ruang tamu melihat siapa yang datang seraya mengumpulkan nyawanya

Langkahnya terhenti melihat Alvin melihat dirinya yang hanya mengenakan piyama

"Nah itu dia manusianya"
Ucap Ayahnya bercanda

Alea melanjutkan langkahnya ia tak ingin bertingkah seolah tak suka jika Alvin mengunjungi rumahnya, ia tak ingin melihat Ayahnya tahu jika ia memiliki masalah dengan Alvin

"Al papa ke kantor dulu yah paling abis magrib papa pulang"
Ucapnya seranya melirik jam yang melingkar di tangannya

"Hmm"
Ucapnya manja ketika Ayahnya mencium puncak kepalanya

Alea menyalami tangan tangannya seraya terseyum manis, yang memicu lamunan Alvin

"Mah papa berangkat yah"
Ucapnya mengelus kepala Alea

"Cepet pulang yah, makan siang di rumah aja"
Ucap Alea pada Alvin posesif

"Iya"
Ucapnya meninggalkan Alea

"Hoy, lo budek yah"

"A kenapa?"
Tanyanya pecah dari lamunnya

"Lo mau apa ke sini"
Ucap Alea masih marah

"Ngak ngapa-ngapain"

"Trus? Pulang sana"

"Ye ngusir"

"Bodo amat"

"Ngak mau pulang"

"Ih ngak tau malu"

"Eh eh eh mau kemana"

"Mau lanjut tidur"

Hap
Tangan Alvin melingkar di perut Alea

"Eh apaan sih"

"Diem"
Alea berusaha memberontak tapi nihil kekuatannya tak sebanding dengan tenaga Alvin

Alvin meletakkan dagunya di bahu Alea menghirup aroma Alea lekat lekat seolah tak ingin lepas darinya

"Alvin udah ah"
Ucapnya memohon

"Janji ngak marah lagi kan?"

Tak ada sahutan dari Alea

"Alea kamu cuma salah paham Al, kamu mau apa? Kamu mau kalau aku mutilasi Yura?"
Mata Alea membulat sempurna namun ia mengira Alvin bercanda

"Al aku ngak bercanda, mau aku lakuin itu"

"Kamu gila yah"

"Maybe"

"Maafin aku yah"
Tak ada jawaban dari Alea

Alvin semakin mengeratkan pelukannya

"Alvinnn"
Teriaknya serasa ingin muntah karena Alvin menekan perutnya




Maaf kalau banyak typo

Ini aku ngak aktif nulis karena mau lebaran dan sibuk sih
#authorsoksibuk

Yang mau complain atau mau request cerita atau mau cerita yang lalu mau di publisin lagi boleh dm di Instagram aku
👇 👇 👇

And so
Don't forger to voment yah :)
Dan jangan lupa follow ig penulis
@arvinadamayanti181 jangan jadi silent readers karena Vote dan Comment kalian mempengaruhi cerita and so happy reading

See you next part 💕

Rabu, 29 Mei 2019

Waiting For You  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang