Hari ini adalah hari pertama bagi Felicia bersekolah di
SMA Brilliant. Felicia Lorencia, seorang cewek yang belum genap berusia 16 tahun, berkulit putih dengan rambut coklat panjang lurus sebahu. Dua hari yang lalu Felicia baru saja pindah ke rumahnya yang lama karena pekerjaan papanya yang juga pindah. Felicia memilih bersekolah di SMA Brilliant karena kedua sahabatnya sejak kecil juga bersekolah disana. Mereka bertiga kembali berkumpul setelah 2 tahun berpisah. Ya, Felicia dulunya pernah tinggal disini sampai kelas 2 SMP, kemudian ia pindah ke luar kota dan sekarang kembali menetap di rumah lamanya.☀☀☀
"Dimana ya?" gumam cewek itu saat menyusuri koridor sekolah. Saking fokus nya mencari ruang kelasnya yang tak tahu dimana, Felicia sampai bertabrakan dengan seseorang. Seseorang yang baru saja keluar dari kelas sambil menatap fokus layar ponselnya.
BRAKK!!!
Suara ponsel itu terjatuh hingga membuat layarnya retak. Sontak Felicia berteriak nyaring saat melihat benda pipih itu terbaring di ubin putih tersebut. Ia mendongak melihat seorang cowok bertubuh tinggi tengah menatapnya dengan tatapan tajam.Albert Revan Sanjaya, cowok yang cukup populer di SMA Brilliant. Cowok berkulit putih khas kulit Kanada dengan mata coklat ini menandakan bahwa ia bukan murni keturunan Indonesia. Ya, ketampanan nya itu diturunkan dari ayahnya yang memang orang Kanada sedangkan ibunya adalah keturunan Indo-Chinese. Selain itu kepintarannya dalam pelajaran matematika juga sungguh luar biasa. Dari kecil ia telah menjuarai berbagai Olimpiade. Namun, sifatnya yang dingin dan irit senyum membuatnya disegani para cewek.
"Hm-hm-so-sorry, kak" Felicia meminta maaf karena merasa bersalah pada kakak kelasnya itu. Revan mendengus kesal dan mengambil ponselnya yang telah retak.
"Mata lo rusak, ya?" Ucap cowok itu sedingin dan seketus mungkin dan masih dengan tatapan tajam.
Felicia menggeleng pelan.
"Ada apa sih? Kok beris.. Hah?"
Azka membekap mulutnya saat keluar dari kelas, bukan karena melihat ponsel Revan yang retak, tapi karena melihat wajah Felicia, tetangganya saat kecil dulu." Feli?"
"Kak Azka! Kakak juga sekolah disini? Wahh ga nyangka bisa ketemu lagi" Ucap Felicia dengan girang seakan tidak ada masalah yang baru saja terjadi.
"Iya, lo pindah lagi?"
"Iya kak baru dua hari yang la..."
"WOIIII!!!" Teriak Revan dengan keras, membuat Felicia tersadar akan masalahnya dengan Revan.
"Maaf kak, beneran gak sengaja"
"Udahlah Van, kan dia udah bilang gak sengaja" Azka menenangkan sahabatnya.
"Makanya kalo jalan pake mata!!" Seru Revan dengan ketus seraya masuk ke kelasnya.
"Dasar tuh anak, udah Fel gak usah masukin hati orang kayak gitu mah, dia tu emang gitu orangnya" Azka seakan telah mengetahui sifat sahabatnya itu.
"Oh gitu ya, ya udah aku duluan ya kak, bye"
Felicia kembali menyusuri koridor sekolah. Tak berapa lama kemudian, Felicia menemukan ruang kelasnya yang berada di ujung koridor. Ia langsung disambut oleh kedua sahabatnya, Eunike dan Belva, saat memasuki kelas.
"FELICIAAAA!!!" Eunike dan Belva memeluk cewek itu dengan erat. Felicia tersenyum dan menatap mereka dengan hangat.
"Lo apa kabar, Fel? Gue kangen lo" Ucap Eunike seraya menguraikan pelukannya begitu juga dengan Belva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset Moments
Teen FictionSifat ceroboh yang dimiliki Felicia awalnya membuat cewek itu menjadi sial. Namun, ternyata ceroboh itu membuatnya bertemu seseorang yang menjadikan semua impiannya terwujud. Impian menikmati Sunset dengan seseorang yang spesial di hidupnya, Alber...