TEMAN 2

171 16 16
                                    

Entah sejak kapan, aku tidak tahu kapan tepatnya perasaan ini ada. Yang pasti, aku menyukainya, Kim Mingyu.

“Melamun lagi? Tidak bosan memangnya?”

Aku menoleh ke sumber suara, tersenyum kikuk karena tertangkap basah sedang melamun. Ia hanya menggeleng dengan helaan nafasnya, mengelus puncak kepalaku seperti biasa.

“Akhir-akhir ini kau sering melamun, ya.” Ujar Mingyu seraya duduk di sampingku, “Sedang memikirkan apa? Gebetan?”

Aku menggeleng dengan gugup. Bukan, Gyu.

“Ku rasa sih, bukan. Kau kan tidak punya teman lelaki selain aku” sarkas Mingyu, ia mengatakan itu, bahkan sebelum aku menjawabnya.
“Kalau iya bagaimana?” ku jawab dengan candaan, ingin melihat apa tanggapannya.

Mingyu terkejut, matanya membulat penuh tanda tanya. Memang, selama ini aku hanya mempunyai satu teman lelaki, dan itu dia, hanya dia, satu-satunya teman lelaki ku.

“B-benarkah? Kau mengenal seseorang baru-baru ini? Mengapa tidak cerita padaku!?” diakhiri dengan nada sedikit meninggi dari mulutnya, terlihat Mingyu memang terkejut dengan itu. Aku terkekeh, memukul-mukul bahunya karena gemas. Sungguh, menggemaskan sekali Mingyu ku ini ketika terkejut.

“Tidak lah, kau ini. Aku hanya sedikit memikirkan sesuatu saja, Gyu.”

“Ah, benarkah? B-baguslah. Jangan memikirkan lelaki lain, tidak baik.”

“Eh?”
Aku mengerjit, “Kenapa? Memangnya kau cemburu? Astaga… Ada-ada saja” aku menggeleng, sedikit terkekeh karenanya.

“Iya”
“Aku cemburu, jadi jangan lakukan itu.”

Kini giliran aku yang terkejut, menatapnya mencari sebuah jawaban atas apa yang baru saja ia katakan. Ia bilang apa tadi? Cemburu kan? Astagaaa

Mingyu mendekat, duduk lebih mendekat padaku. Ia meraih tanganku untuk ia genggam dengan hangat. Dadaku bergemuruh, dengan tatapan seperti itu Mingyu membuatku tak dapat bergerak sedikit pun. Aku terhipnotis hanya karena tatapannya.

“Bisakah kita saling menyukai walau tidak berada di dalam sebuah hubungan yang berbeda selain hubungan pertemanan?” Ucap Mingyu, aku semakin dibuat terkejut olehnya. Apa maksudnya?

“Aku menyukaimu, bukan suka hanya sebagai teman. Rasa suka terhadap kekasih. K-kau tau kan apa maksudku?” Ujarnya lagi, ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang terlihat gugup karena ku tatap. “Aku hanya ingin terus seperti ini, menjadi temanmu, tapi dengan aku menyukaimu. Jika waktunya sudah tepat aku ingin langsung melamarmu. Itupun jika kau juga menyukaiku, j-jika tidak ya tidak apa-apa.” Lanjutnya.

Aku tersenyum, perasaanku menghangat, aku bahagia. Aku pikir selama ini yang ku rasa hanyalah perasaan sepihak, namun ternyata tidak. Sungguh, aku senang mengetahui bahwa ia juga menyukaiku.

“Aku juga menyukaimu, Mingyu”

Ia mendongak menatapku, “Sungguh?” tanyanya. Aku mengangguk dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirku.

“B-boleh aku memelukmu, teman?”

“Tentu saja,”
“Teman.” aku terkekeh, membiarkannya membawaku ke dalam pelukannya yang hangat.

Mungkin untuk saat ini memang hanya sebagai teman yang saling menyukai, tapi aku percaya padanya. Aku akan terus menjadi temannya, sampai waktu yang ia maksudkan ‘Sudah tepat’ itu akan datang nanti.

Fin.


070420

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fanfiction (Mingyu & Tzuyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang