0%

37 12 6
                                    

Ada kalanya pertemuan dengan yang baru, berakibat perpisahan dengan yang lama.

-Adella Faranisa-

***

Pagi yang cerah. Gadis berkacamata bernama Adella atau yang biasa disapa Della berjalan menyusuri koridor sekolah seorang diri sambil memegang tali tasnya. Mata terangnya bergerak kesana-kemari seolah sedang berkenalan dengan lingkungan yang masih asing tersebut. Tujuannya saat ini adalah, papan pengunguman.

Della melewati beberapa kerumunan di sepanjang koridor yang memperhatikannya dengan tatapan sinis. Della menunduk , memperhatikan tubuh mungilnya sambil mencari alasan yang membuat orang-orang memeperhatikannya.

Ketika sampai di ujung lorong dekat tangga sekolah, tepat di belokannya Della menabrak seseorang begitu keras. Membuat Della terpekik lalu jatuh terduduk di lantai.

"Lo gapapa?" Alvaro mengulurkan tangannya.

Della membenarkan letak kacamatanya, menjawab "Gapapa." sambil meraih tangan Alvaro.

Della menatap cowok itu. "Maaf ya."

Alvaro tersenyum menjawab. "Duluan ya." Dan berlalu.

Della kembali berjalan menyusuri koridor dan menemukan tujuan awalnya, papan pengunguman.

Pagi ini hampir seluruh murid mengerubungi papan pengumuman yang berada di dekat UKS. Sebagian murid rela berdesak-desakan hanya untuk melihat dimana kelas mereka berada.

Della mencoba memasuki kerumunan tersebut, mencari namanya dan nama seseorang. Della berharap semoga mereka bisa sekelas.

Berulangkali ia mencari dengan teliti, dan berhasil. Ia menemukan namanya berada pada daftar kelas 10-1, teteapi ia tidak menemukan nama cowok itu di daftar kelasnya. Mendadak perasaannya berubah kacau, karena harapannya bisa sekelas dengan laki-laki itu tidak terkabul.

Della tersenyum miris sebelum akhirnya memilih segera pergi dari tempat ini karena nafasnya mulai sesak saat para murid mulai berdesakkan tak sabar. Tubuh Della yang tergolong mungil membuatnya terpontang-panting dan terbentur tubuh beberapa murid yang berebutan melihat papan pengunguman.

Mendadak sebuah tangan menariknya keluar dari kerumunan murid. Tubuh Della mematung saat melihat siapa pemilik tangan itu.

Cowok jangkung dengan ujung seragam dibiarkan keluar, dasi yang dilonggarkan, rambut yang acak-acakan, dan wajah pongah dengan mulut asik mengunyah permen karet.

"Udah tahu cebol, masih juga sok ikutan lihat papan pengumuman, "Ucap Aksa dengan nada sinis.

Della memanyunkan bibir mendengar pernyataan sinis Aksa, menjawab "Aku kan cuma mau tau kita sekelas atau enggak."

Aksa tersenyum tipis. "Harusnya lo nungguin gue, biar gue aja yang lihat papan pengumumannya."

"Udah terlanjur Sa, lagian aku juga nyesel ngelihatnya."

Aksa mengangkat sebelah alisnya. "Loh kenapa?"

Della menunduk. "Kita nggak sekelas."

Aksa menyentuh bahu Della lembut. "Yahh, lo pasti sedih nggak bisa sekelas sama cowok ganteng kaya gue." Ucap Aksa mencoba bercanda.

"Iya." Sayangnya, Della menjawab dengan serius.

***

377 words

part tersingkat se-peradaban dunia per-wattpad-an

(27/05/2019)

;thank uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang