Tak kenal maka tak sayang, kalo udah kenalan jadi makin sayang
-Alvaro Kalandra-
***
"Berapa kali aku harus bertemu kau dalam seminggu? Apa hobi kau itu memancing amarahku?"
Saking kencangnya suara teriakan itu sampai membuat Alvaro sedikit berjengit di kursinya. Sikap santai tanpa hormat dan tidak peduli yang sedari tadi ia tampilkan sepertinya sukses memancing amarah Ibu Dian hingga mencapai batasnya. Buktinya, kedua bahu wanita itu naik turun, terlihat sedang menahan diri.
"Saya gak hobi Bu, tapi kayanya Ibu yang seneng banget ketemu sama saya." Jawab Alvaro dengan santai. Bertolak belakang dengan kemarahan yang ditahan dari orang di hadapannya.
"Diam kau!" Teriak Bu Dian lagi. Tatanan rambut keriting miliknya bergoyang sedikit. Meja yang berada diantara mereka bahkan bergetar karena telapak tangan berjari gemuk itu menghentak keras diatasnya.
Ruangan bercat putih yang hanya diisi dua orang itu kembali lengang. Bu Dian yang mulai tidak habis pikir dengan muridnya itu, kembali duduk di belakang meja kerjanya.
Alvaro memegang perutnya dengan wajah meringis. "Udah ya Bu, saya laper."
"Tunggu dulu Varo, ini semua belum selesai."
Suara Bu Dian yang berlogat Batak tersebut menghentikan pergerakan Alvaro, membuat Alvaro kembali duduk di hadapan guru berbadan gempal tersebut.
"Kenapa bisa-bisanya kau buat Ibu Tiara keluar kelas sambil menangis?" Bu Dian berkacak pinggang.
Alvaro menghela nafas, "Bukan salah saya bu, itu mah Bu Tiara nya aja yang lebay."
"Alvaro!"
"Iya Bu, iya." Alvaro memutar bola mata malas.
Bu Dian mengusap wajah gusar. "Untuk kali ini aku tak bisa memaafkan kau, kau akan aku hukum."
"Mulai hari ini sampai minggu depan, kau jadi asistenku saat mengajar!"
"Hah!?"
Yang benar saja, seorang Alvaro Kalandra yang sama sekali tidak pernah masuk di jam pelajaran Matematika kini menjadi asisten guru supergalak itu.
"Yah Bu, ganti deh gan—" Suara yang berasal dari telepon genggam Bu Dian menghentikan aksi protes Alvaro.
Alvaro memandang Bu Dian dengan wajah protesnya. Lambaian tangan Bu Dian membuat Alvaro keluar dari ruangan tersebut dengan tubuh lemas tidak bertenaga.
***
Pulang sekolah. Della menunggu Aksa di bangku panjang dekat pagar sekolah. Katanya, Aksa akan mengajaknya pergi sore ini. Bola matanya bergerak kesana-kemari mencari keberadaan cowok jangkung itu. Beberapa menit berlalu, Della tidak juga menemukan dimana Aksa.
Sambil bergerak gelisah, Della kembali melihat jam tangannya lalu menatap langit. Matahari mulai tenggelam diantara dua pohon beringin yang berada di parkiran sekolahnya. Della mulai berfikir untuk meninggalkan sekolahnya sekarang. Ditambah, penjaga sekolah mulai mengunci kelas-kelas. Pertanda sekolah akan ditutup.
Mata bulatnya menangkap tiga orang cowok yang keluar dari koridor sambil tertawa. Membuat Della mengeratkan pegangan pada tali tasnya. Apalagi, saat salah seorang dari mereka menghampiri Della.
"Hai cantik, sendirian aja nih" Ucap cowok dengan rambut model bob.
"Woy Dewa! Inget yayang lu noh si Fitri, gua bilangin mampus lu!" Sahut temannya, membuat cowok tadi nyengir kuda lalu meminta maaf pada Della.
Seorang dari mereka duduk di samping Della, membuat dua orang temannya yang lain bersiul ricuh.
"Sikat!" kata cowok berambut bob tadi.
"Gua duluan ya Ro" sahut yang satunya. Cowok yang dipanggil "ro" itu hanya mengangguk santai sebagai jawaban.
"Nunggu jemputan?"
Della menyipitkan mata, cowok ini terlihat tidak asing dimatanya. Kemudian Della mengangguk sebagai jawaban.
"Kelas sepuluh ya?"
Lagi-lagi Della hanya mengangguk.
"Mau bareng?" Tanyanya lagi.
Della menggeleng, menjawab "Enggak, kata Aksa aku gak boleh pulang sama orang gak dikenal."
Cowok di sampingnya tersenyum tipis.
"Yaudah yuk kenalan." Cowok itu merubah posisi duduk menghadap Della, lalu mengulurkan tangannya. "Alvaro."
Della membalas uluran tangan cowok bernama Alvaro itu dengan senyum di bibirnya. "Adella."
"Sekarang udah kenal kan? Yuk, gue anter pulang" Alvaro bangkit sambil menarik tangan Della pelan.
"Della!"
Seruan itu membuat keduanya menoleh. Aksa terlihat sedang melepas helm dan turun darimotor sport miliknya, kemudian berjalan kearah Alvaro dan Della.
***
gan - tung
(31/05/2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
;thank u
Teen FictionAdella Faranisa, nama yang cantik bukan? *** [WARNING!] *Bahasa non-baku! *Typo bertebaran!