3%

29 10 4
                                    

*nggak ada dialog, baca aja biar paham alur ceritanya.

Play mulmed kawan:)

***

Jalanan Jakarta pagi hari ini masih terlihat lengang, beberapa kendaraan terlihat melaju dengan cepat. Seperti pagi-pagi sebelumnya, Della berangkat ke Sekolah dengan sepeda mini birunya.

Yang berbeda adalah, biasanya Aksa di sampingnya. Berdiri di atas skateboard kesayangan, mengiringi sepeda mini biru milik Della. Menarik perhatian dan menghalangi lalu lalang kendaraan.

Aksa baru akan menepi jika kendaraan yang ada di belakangnya membunyikan klakson berkali-kali. Namun setelah kendaraan lewat, Aksa kembali menyamai sepeda birunya.

Della tersenyum mengingat itu. Della menoleh, melihat ke tempat Aksa biasa mengiringi laju sepedanya. Cowok itu sedang di Bandung sekarang, menyelesaikan pekerjaannya.

Semenjak ayahnya menikah lagi, Aksa memutuskan untuk mencari kerja dan hidup mandiri.

Aksa pernah menjadi montir di bengkel dekat panti. Tapi itu tidak bertahan lama, bengkel yang ia tempati digusur.

Kemudian adik dari almarhum ibunya menelfon, menanyakan kabar dan mengajak Aksa untuk bekerja di tempatnya. Omnya itu memiliki studio foto yang lumayan terkenal di daerah Jakarta. Ia meminta Aksa untuk menggantikan modelnya yang akan menikah.

Awalnya, Aksa hanya menjadi model pengganti. Namun salah satu manager majalah terkenal menyukainya. Aksa diminta menjadi model utama majalah mereka. Dari situ, tawaran demi tawaran terus mengalir.

Dengan uang yang dihasilkannya, Aksa bisa membeli barang-barang mewah. Bahkan dia memutuskan untuk membeli apartemen dan tinggal di sana. Mengasingkan diri dari keluarganya.

Della menghentikan sepedanya saat melihat paku-paku kecil dijalanan. Gadis itu turun dari sepedanya, mengumpulkan paku-paku tersebut. Membuangnya ke tempat sampah, lalu melanjutkan perjalanan.

Della tersenyum menatap langit, mengingat betapa baik Tuhan kepadanya. Yang mempertemukan Della kecil yang kebingungan dengan Bunda Erina.

Suara petir yang menggelegar membuat Erina hampir jantungan. Wanita paruh baya itu berjalan ke jendela, menatap langit gelap dari balik kacanya.

Erina terperangah, "Sejak kapan mendung?"

Kilat petir beserta gemuruh kencang berulang kali bermunculan di langit, melempar sinar terang yang membuat Erina memejamkan matanya. Merasakan angin berhembus lewat celah jendela yang sedikit terbuka.

Erina kembali menatap langit, ia sedikit rindu dengan anak-anak itu. Anak-anak yang kini sudah bertemu dengan orang tua angkat mereka.

Kenyataan bahwa ia tidak bisa memiliki anak membuatnya enggan untuk menikah. Wanita itu memilih untuk merawat anak-anak kurang beruntung dan membuka panti asuhan.

Gemuruh yang sangat kencang memecahkan lamunannya, diiringi dengan suara tangisan bayi. Erina mengerjap, berjalan mengikuti suara tangisan itu.

Sudah ketiga kalinya, Erina menemukan bayi tergeletak begitu saja di teras panti. Wanita berkerudung itu mengedarkan pandangannya, mencoba mencari 'si pelaku'. Nihil, tidak ada siapapun di sini.

Erina menggendong bayi itu dan membawanya masuk.


***

welcome to konflik

(28/06/2019)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

;thank uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang