Sudah di revisi!
Playlist: Promise - Girls' Generation
...
Gumpalan awan di langit siang ini nampaknya terlihat cukup bagus. Hal itu membuat taman siang ini pun terlihat ramai. Namun entah mengapa semuanya terasa hampa dan kosong, sama seperti yang dirasakan bocah laki-laki berusia 11 tahun itu.
Duduk seorang diri sambil menatap anak-anak seusianya bermain kejar-kejaran bersama keluarga mereka dengan perasaan cemburu yang mengganggu.
Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum. Tipis, terkesan sangat menyakitkan untuk anak seusianya. Jisung tersentak saat tiba-tiba bocah yang mungkin seumurannya berjalan menghampirinya.
"Hai.."
Jisung tersenyum canggung. Niatnya datang ke taman hanya untuk duduk. Mengapa jadi seperti ini?
5 tahun yang lalu.
"Kamu janji bakal dateng besok? Aku mohon jangan kecewain Jisung lagi, biar bagaimanapun juga kamu udah sering janji."
"Aku janji besok bakal dateng, percaya sama aku kali ini."
"Kamu nggak lagi bohong kan? Aku gapapa kamu bohongin, tapi aku nggak suka kalau itu anak aku."
"Aku nggak bohong, Yoona. Kamu bisa pegang kata-kata aku."
"Yaudah kalau gitu, kamu hati-hati dan kalau udah sampai kabarin aku."
"Iya sayang, kalau gitu aku pergi dulu. Kayaknya Jisung udah tidur, titip salam buat Jisung ya?"
Yoona mengangguk mengerti. Menatap punggung Sehun yang mulai berjalan menuju pintu keluar rumah mereka.
Jisung menunduk, membiarkan air matanya jatuh ke celananya. Tangan Jisung terkepal dengan kuat. Jisung menggigit bibirnya berusaha menahan isaknya. Dia tidak boleh menangis. Anak laki-laki itu tak boleh menangis.
"Jangan nangis okay? Jadi anak laki-laki itu nggak boleh nangis."
"Tapi gimana kalau Jisung nangis kalena Papa?" Tanya Jisung kecil polos.
"Kok Jisung ngomong kayak gitu?" Protes Sehun tak terima. Sedikit terkekeh kecil dengan hal itu.
"Jisung becanda, Pa. Jisung pelcaya Papa nggak mungkin buat Jisung nangis, Papa kan sayang sama Jisung. Iya kan Pa?" tanya Jisung kecil sekali lagi.
Sehun mengangguk sebelum memeluk tubuh kecil Jisung dengan erat. Jisung membalas pelukan Papanya. Dia sangat menyayangi Papanya.
"Jisung!"
Deg!
"Mama kamu udah manggil..."
Jisung mengangkat kepalanya, dia mengangguk pelan. "Aku pulang dulu ya, nanti kapan-kapan aku temanin kamu main lagi. Dadahh!" teriak Jisung sambil melambaikan tangan pada teman barunya itu yang telah kembali pada keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE ✔
De TodoJisung bocah berusia 11 tahun yang selalu merindukan sosok Ayah harus berusaha keras agar bisa mendapatkan waktu ketika Papanya kembali pulang ke rumah mereka. Dunia kejam menurut Jisung, karena menurutnya selama ini doanya tidak pernah di kabulkan...