4

22.4K 462 23
                                    

<< bolehkah aku mencintaimu seperti cinta laki-laki kepada perempuan? >>

♥♥♥

Entah kenapa mendengar kalimat itu, ada rasa nyeri di dada. Sakit. Padahal bukankah seharusnya aku bahagia? Tapi kenapa malah sebaliknya.

"Ohh ... pacarnya. Ayo, silakan masuk," ajakku basa-basi.

"Nggak usah deh, Kak. Saya pulang saja. Takutnya masih lama. Saya masih ada keperluan juga," elaknya.

Bagus deh. Jadi aku nggak usah pake lama berbasa-basi. "Oke kalau begitu."

"Permisi, Kak." Wanita itu pun berbalik dan memasuki mobil. Membunyikan klaksonnya pertanda berpamitan untuk terakhir kali, sebelum akhirnya wanita itu pergi.

Ada apa dengan hatiku, ya. Kenapa aku seperti cemburu. Rasanya tak rela adikku bersama dengan wanita lain.

Makin dipikirin kepalaku malah semakin pusing.

Hah! Bodo amat!

Aku menuju sofa lalu meringkuk dengan nyaman, melanjutkan tontonanku yang tertunda. Lambat laut mataku pun terasa berat dan tak terasa mulai memasuki alam mimpi.

***

Pipiku seperti ada yang menepuk-nepuk dan mengusap, bahkan seperti ada yang mengecup. Serasa seperti mimpi tapi kenapa terasa nyata. Dengan perlahan aku mencoba membuka mata.

Ternyata ada seseorang yang mengurungku, bahkan wajahnya begitu dekat sehingga membuatku terlonjak kaget. "Loh, Dek. Kamu sudah pulang? Duh, Kakak ketiduran, ya."Aku mengucek mata dan berusaha bangun dari posisi nyamanku. Tapi ternyata aku sulit bergerak.

Aku pun menatap heran dan balik memandang lelaki dihadapanku "Ada apa? Sempit tahu!" Aku berusaha berontak. Maksudnya apa coba mengurungku begitu.

"Cuma ngetes doang. Makanya punya badan jangan mungil." Seringainya. Ia pun melepas kurungannya dan duduk dengan manis sambil menonton entah apa. Aku tak memperhatikan.

Aku sedang fokus menatap lelaki dihadapanku. Kelihatannya ia sudah mandi. Bajunya pun sudah berganti dengan kaos oblong dan celana pendek. Aku tidur berapa lama ya. Kok sudah melihat makhluk tampan ini dihadapan.

Teringat sesuatu, aku pun menepuk jidak.

Waduh! Aku belum mandi.

Dengan sedikit panik, aku pun segera beranjak dari sofa. Pasti kucel dan bau nih. Haduhhh.

"Mau ke mana, Kak? Kok buru-buru?" tanyanya heran.

Ini bocah kenapa pakai pakaian apa saja selalu cocok sih. Padahal cuma kaos oblong. Ck.

Eh, tunggu! Apakah yang aku rasakan tadi adalah kenyataan? Bukan mimpi? Kenapa aku malah senang.

Duh, otakku sepertinya tidak beres nih.

"Mau mandi. Lengket dan bau rasanya."

"Masih tetap wangi kok,"

Aku hanya mencibir. Wangi dari mana coba, dari hongkong. "Boong banget."

"Tadikan udah aku cobain."

Maksudnya cobain itu apa? Aku jadi semakin bingung. "Maksudnya?"

"Ah, lupakan saja."

"Dasar aneh. Terus kamu udah makan?"

"Udah, Kak."

"Oiya, tadi ada cewek cantik datang ke sini nyariin kamu," ucapku sedikit lesu.

"Siapa?"

"Lahh, emang pacar kamu ada berapa? Sampai nanya siapa?"

"Banyak, dong," ujarnya sambil mengerling ke arahku.

"Ck. Kalau begitu Kakak duluan masuk kamar. Mau mandi." ujarku setengah dongkol. Saat aku hendak berdiri, ia malah meraih tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya. Ia pun merangkul pinggangku dan menarik lebih dekat.

"Kok seperti ada yang ngambek. Hemm." Ia memencet hidungku dengan tampang jahil.

Kalau sudah tampang jahil begitu, beneran bikin aku gemas deh. Kelihatan makin ganteng saja.

Duh, tolong kuatkan imanku!

Aku pun hanya terdiam malas meladeni lelaki menyebalkan ini. Mau beranjak tapi aku tidak bisa bergerak. Pelukannya kencang sekali.

"Kok, diem aja. Ada apa?" Sorot matanya berubah lembut.Ia merapikan rambutku yang mengenai mata dan menaruhnya di belakang telinga. "Nggak percaya ya kalau Kakak masih wangi?"

"Kakak mau mandi. Lepas ih."

"Bentar. Aku ingin melanjutkan kegiatan tadi pagi yang tertunda. Penasaran."

Belum sempat aku bertanya, ia sudah membungkamku dengan bibirnya. Melumatnya dengan lembut dan perlahan. Bahkan ia menuntunku untuk melakukan hal yang sama.

Seharusnya aku berontak dan aku tahu semua ini salah. Tapi reaksi tubuhku tidak bisa dibohongi. Aku malah menikmatinya.

Jadi beginikah rasanya? Sesuatu hal yang selalu membuatku penasaran sedari lama, akhirnya terjawab sudah.

Dan kini aku hanya mampu terdiam, Menikmati setiap sensasi yang menggelegar. Memompa adrenalin yang berpacu di dada.

***

Tbc

Cinta Terlarang (Buku Stock Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang