Prolog

12 3 1
                                    

Kalau biasanya perempuan dan pria disatukan akan tumbuh benih cinta, maka sebaliknya, pasangan rival ini bila disatukan akan tumbuh benih kebencian.

Contohnya, Choi Soobin dan Kim Hana. Dua orang yang sejak awal bertemu sudah tidak pernah saling melempar senyum, yang ada, mereka melempar barang yang mereka bawa. Apapun itu.

Dua anak SMA dari Korea yang menjadi teman sekelas, ah bukan, rival sekelas yang selalu menjalani keseharian dengan umpatan dan perkelahian.

Beruntung sekali kalau Hana itu adalah gadis kuat yang menyukai basket dan renang. Mentalnya kuat sejak lahir. Tapi, gadis manis dengan rambut panjang itu harus menghadapi hidup suram ketika bertemu dengan Soobin.

Sementara Soobin, laki-laki yang menjadi ketua tim basket di sekolahnya, entah sejak kapan dia mulai membenci kehadiran Hana dan sebaliknya. Sebenarnya, semua kekacauan yang mereka timbulkan berawal dari sikap Soobin sendiri.

Seperti pagi ini...

Hana tiba-tiba melempar kursinya ke arah Soobin, namun naas, kursi itu justru mengenai anak kutu buku yang baru saja masuk kedalam kelas dengan lima tumpuk buku ditangannya. Membuat anak malang bernama Kang Taehyun itu merangsek kebelakang dan semua bukunya berserakan.

Hana tentu terkejut sambil menutup mulutnya, lalu memghampiri anak malang itu. Namun, langkahnya dihadang oleh manusia yang paling Hana benci. Manusia itu menyunggingkan senyum remeh ke arahnya.

"Minggir, bodoh! Kau selalu saja membuat masalah denganku!" Hana memberontak, berusaha melewati Soobin. Namun, saat dia melangkah ke samping, Soobin menghadang ke samping.

Membuat gadis itu berteriak frustasi, sedangkan Soobin tertawa saat melihat wajah frustasi Hana. "Bukan aku yang membuat masalah, kau saja yang suka membesarkan masalah sepele." Soobin mendorong dahi Hana dengan telunjuknya.

Hana mulai merasa terbakar. Batinnya meletup-letup ingin menghabisi manusia didepannya dengan beringas. Dadanya mulai naik dan turun, nafasnya menderu. Begitu marah. Kedua tangannya mengepal kuat dibawah sana, bersiap untuk melayangkan hantaman terkuatnya.

Soobin yang sadar akan hal itu hanya bisa tertawa sinis sambil menatap wajah merah Hana. "Cih! Mau memukulku, ya? Kalau begitu, pukul saja! Apa? Tidak berani, ya?" Soobin terus meremehkan amarah Hana.

Dia tidak tahu saja, kalau sejarah korban yang Hana dapat itu sudah puluhan orang lebih. Dan rata-rata, mereka semua adalah laki-laki kekar yang terlihat lemah seperti Soobin. Lebih besar mulut dari tindakan.

"Soobin, kalau kau masih mau mengangguku, aku tidak bisa jamin wajahmu akan dipuja para jalang disekolah ini." Hana berucap tegas. Rahangnya menggertak bersamaan dengan tangannya yang mengepal hingga buku-buku tangannya memutih.

Sedang Soobin hanya kembali mendecih dan berpaling ke arah lain. Terlihat angkuh sekali. "Hana, kau manis sekali. Apa aku tidak salah dengar? Kalau kau memukulku, wajahku akan semakin tampan? Hahaha..." bahkan Soobin tertawa keras dihadapan Hana yanh berusaha mengontrol emosi.

Soobin terus tertawa hingga ia meneteskan air mata. Secara bersamaan, Hana sudah bersiap melayangkan tinjunya pada rahang Soobin.

BUGH!!!

Dan itu benar-benar terjadi. Soobin langsung melayang, jika dijadikan filter slow motion dan tersungkur didekat Taehyun yang masih tergelatak bersama lima tumpuk bukunya.

Soobin langsung memegang pipinya, rasanya nyeri sekali dan membuatnya meringis seketika. Mata elangnya langsung tertuju pada Hana yang menunduk, mereka berdua bertengkar, mengabaikan kerumunan para siswa yang berteriak gaduh mengatakan 'Pukul-pukul-pukul!'. Dasar provokator.

Hi Neighbors!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang