Part Three

2 1 0
                                    

"Kenapa kau tidak sekolah? Bolos ya?"

Hana terdiam sambil menunduk ketika ia baru saja bertemu kakaknya didepan kamar. Tadi, setelah selesai membuat kekacauan di dapur, Hana langsung kabur ke kamar untuk bersembunyi.

Lalu ketika ia keluar kamar, tepat sekali kakaknya sudah berdiri disana ingin mengetuk pintu kamarnya. Membuat Hana terkejut dan ingin menutup pintu namun kakaknya buru-buru menahan pergerakan adiknya.

"Hey, orang bertanya dijawab. Jangan diam seperti orang bisu." Seperti biasa, mulut kakaknya tidak pernah bisa disaring. Sama saja seperti ayahnya, yang bicara selalu saja menusuk hati.

Hana pun mendongak dan menatap kakaknya dengan takut. Tapi berikutnya ia mengganti ekspresinya dengan wajah dingin. "Terserahku, kak! Aku mau sekolah atau tidak, kenapa kau ikut campur? Lalu, kenapa kakak tidak kuliah? Bolos ya?" Tanya Hana membalikkan ucapan kakaknya.

Kakaknya mendadak bungkam dan mengepalkan tangannya. Tapi, kalau misalnya mereka bertengkar sekarang, keadaan tidak mendukung. Lebih baik tunggu kedua orangtuanya pergi. Baru aman.

"Kau ini, aku hanya bertanya. Tidak boleh, ya?" Kakaknya kembali bertanya, namun kali ini lebih lembut dari sebelumnya.

"Aku juga bertanya, tidak boleh ya?"

Kalau saja di dunia tidak ada hukum penjara atau sebagainya, sudah bisa dipastikan kakaknya akan langsung mengambil pisau ke dapur dan memenggal kepala adiknya. Tapi sayangnya, kalau ia melakukan itu, sia-sia saja.

"Sudahlah, aku malas berdebat." Akhirnya kakak Hana beranjak dari sana meninggalkan Hana yang sudah cemberut.

Sebenarnya Hana tidak ingin membuat kakaknya kesal. Tapi, kalau ia mengatakan yang sebenarnya, dia akan kena bully selama satu hari penuh.

"Kak Taehyung," panggil Hana tiba-tiba. Rasanya sedih begitu setelah berdebat dengan kakaknya dan membuat bad ending begini.

Merasa terpanggil, kakaknya berbalik dan menatap malas adiknya. "Apa?" Tanyanya dengan nada rendah yang membuat Hana merinding.

"Maafkan aku, tapi.. ehm, aku ingin bercerita. Kakak mau mendengarkan, tidak?" Ujar Hana dengan ragu. Sudah lama dia tidak mencurahkan isi hatinya pada Taehyung.

Taehyung hanya mengangkat sebelah alisnya dan bertanya, "Apa? Bercerita apa?"

"Ah, itu.. tapi kalau kakak tidak mau, tidak masalah. Aku mau keluar saja," Hana hendak menutup pintu dan turun kelantai dasar, namun Taehyung buru-buru menahan lengan adiknya dan membawa Hana menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar Taehyung yang berada disamping kamar Hana, Taehyung langsung mendorong adiknya ke ranjang dengan kasar. Kemudian ia mengunci pintu kamar dan menutup tirai.

"Katakan, mau cerita apa?" Taehyung akhirnya duduk disamping Hana yang ketakutan.

Hana hanya diam. Kepalanya menunduk, dia jadi teringat kata-kata Yura dulu. "Kau terlalu cantik, Han. Dan kakakmu begitu tampan. Awas, bisa saja dia itu pengidap sister complex!".

Mengingat itu membuat Hana bergelinjang ngeri. Tanpa sadar, kakaknya memperhatikan bagaimana tubuh adiknya menggelinjang seperti cacing kepanasan.

"Hey, idiot! Katakan, mau bicara apa? Kau tahu, kau ini sedang membuang-buang waktu? Aku sudah menyempatkan diri untuk menunda aktivitas dewasaku hanya untuk mendengarkanmu bercerita!" Sergap Taehyung sambil mencubit keras lengan Hana.

Hana merintih kesakitan, matanya hampir mengeluarkan air mata kalau tidak ingat kalau kakaknya ini masih memiliki sisi baik. Hana mengusap-usap lengannya sambil menjelaskan cerita secara singkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi Neighbors!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang