Aku segera keluar dari kelas saat salam perpisahan dari guru kami.
Malas sekali jika aku harus melihat atau sampai berpapasan dngan cowok over pede itu itu akan sangat menjengkelkan bukan?.
Tapi saat aku keluar dari gedung itu, tampaknya tuhan sedang menguji kesabaran ku. Hujan turun sangat deras kala itu ditambah dengan angin yang sangat kencang.
Sejujurnya aku suka mendung karena mendung membawa warna kesukaan ku yaitu abu abu untuk menutupi birunya langit .
Tapi kali ini aku sangat kesal karna aku tidak membawa payung. Ditambah aku sejak pagi hingga malam ini hanya makan nasi goreng buatan mama jadi sekarang perut ku sudah sangat mengamuk minta di isi.
Aku sempat berfikir untuk menerobos hujan ini tapi derasnya hunjan membuatku mengurung niat ku itu. Apa lagi jarak gedung dan halte bus cukup jauh.
Tubuh ku dan buku ku pasti basa kuyup juka aku nekat berlari. Jadi aku memutuskan untuk menunggu hujan ini sedikit reda.
Tapi sudah setengah jam aku menunggu dan jam sudah hampir setengah sembilan tapi hujan belum juga reda. Sedangkan tubuh ku sudah meringis kecapean dan purut ku sudah keroncongan. Ditambah tugas kuliah ku di rumah sudah menumpuk menunggu untuk di selesaikan.
Aku tadi sudah coba untuk menelpon mama dan memintanya untuk menjemput ku tapi mama sedang ada pekerjaan dengan rekannya.
Aku berjalan ke arah tempat duduk tunggu yang tak jauh dari pintu masuk.
Ku keluarkan heanset untuk membuat ku sedikit rilex dengan mendengarkan musik melow.Ku ayunkan perlahan kepala ku menikmati lagu itu.
Untung saja hp ku tak lupa ku isi batrenya tadi jadi setidaknya aku tak mati konyol karna bosan di sini.Saat aku sedang asik mengikuti irama musik suara asing menggangu ku.
Ternyata itu dios yang sudah duduk di sebelah ku. Sontak saja langsung ku lepaskan benda mungil di telinga ku.
Mungkin aku tak menyadarinya karna terlalu asik mendengar musik."rumah lo dimana? "tanya nya mengulangi perkataanya yang tak kujawab tadi.
Karna aku kurang menyimak pekataanya karna terlalu terkejut atas kehadirannya.
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling ku. Untuk memastikan aku yang sedang iya ajak bicara.tapibternyata hanya ada kami berdua di sanaAku meliriknya sekali lagi dia memang berbicara tapi tidak melihat ku sama sekali. Tangan nya sibuk dengan ponsel. Atau jangan jangan dia sedang menelepon? Tapi di telinganya tidaj ada heanset
Untuk kedua kalinya kembali ku edarkan penglihatan ku."woii gue ngomong sama lo irene "mendengar nama ku di sebut langsung saja aku menoleh kearah nya dan menatap dengan bingung. Apa urusanya dia menanyakan rumah ku?
"lo ngomong sama gue? "kata ku sambil menunjuk diriku sendiri.
"nggak mungkin kan gue ngomong sama rumput yang bergoyang? "jawabnya tampa ekspresi
"ada apa lo nanyak rumah gue? "
Melihat wajahnya yang tanpan aku takut akan terpukau lagi. Dan harum parfunya membuatku ingin pingsan. Dan lagi dia menatap ku dengan lembut."siapa tau rumah gue searah sama lo. Kalo ita pulang bareng ajah"katanya dan kembali fokus kepada benda pipihnya.
Aku kaget mendengar dia mengajak ku pulang, tak ada orang yang ingin menawarkan tumpagan kepada orang yang baru iya kenal.
Tak selang beberapa detik ia tampak tau kebingungan ku. Dia langsung berdiri tepat dihadapan ku sehingga aku harus mendongkakkan kepala ku untuk melihat nya.
"nih hujan kayaknya ga ada tanda bakalan berhenti dalam waktu dekat, kalo lo mau bareng gue ayok tapi kalo ga juga gue ga rugi"dios coba meyakinkan ku dengan santai. Iya mencoba meyakinkan ku bahwa pertolongannya lah yang bisa membuat ku sampai ke rumah tampa basa kuyup.
Cukup lama aku berfikir, keputusan apa yang harus ku ambil, iya atau tidak?
Dengan santai dios melenggang keluar meninggalkan ku yang masih kebingungan. Aku kira semua sudah terlambat dan dia akan meninggalkan ku. Tapi tepat sebelum melangkah ke arah pintu keluar dia berhenti dan menoleh lagi
"jadi atau gak? "Aku menarik nafas panjang lalu membuangnya dengan kasar. Sepertinya aku harus melupakan kejadian tempo hari dan melupakan ego ku.
Yang terpenting sekarang adalah aku secepatnya sampai di rumah.
Secepatnya kususul dia yang tersenyum kemenangan."pakai ini deh biar lo gak basa kuyup"dios melepas jaket kulitnya dan menyodorkan acuh pada ku.
Setelah itu dia langsung berlari kearah parkirkan supaya tak kehujanan.
Tak lama kemudian dia datang dan mobil nya sudah berada tepat di depan ku.
Ku letakkan jaket yang diberikan dios di kepala ku dan aku langsung masuk ke mobilnya.Di sepanjang perjalanan yang menemani hanya keheningan .
Dios sangat fokus terhadap jalan didepannya dan aku sedikit sungkan jika harus memulai percakapan terlebih dahulu.Kucoba acuh pada dios tapi mata ini sudah tak terkendali sejak aku berdekatan padanya. Kecuri curi pandang padanya.
Sampai akhinya dios membuka suara.
"jadi rumah li dimana"katanya dengan mata yang masih fokus terhadap jalan d depan nya.
"di daerah kemang "jawab ku langsung menyebutkan alamat lengkap ku.
Sementara dios masih fokus dengan stirnya ia terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar.
"lo baru mulai kuliah tahun ini yah"tanyanya mencoba memecahkan keheningan.
Aku hanya menganggu lalu kulanjut"baru sementara ini. Kalo lo? "
"pantes gak pernah lihat dan kenal. Kalo gue udah semester 4 "jawabannya singkat.
Setelah itu pembicaraan kami berlanjut dan mulai mengalir dibarengi canda tawa. Kami membicarakan pertanyaan basa basi hingga gosip gosip hangat.
Tak disangka aku merasa nyaman mengobrol dengan dios.
Selera humonya cukup tinggi. Mulai dari lelucon basi hingga lelucon yang membuat aku sampai sakit perut.Aku cukup tercengang karna kehadiran dios beberapa hari ini bisa langsung membuat ku tertawa selepas ini besamanya.
Tampa terasa mobil dios ternyata sudah berhenti dari tadi di depan rumah ku. Kulihat lampu rumah ku belum menyala berarti mama belum pulang.
"makasih yahh tumpangan nya"kataku sambil melepaskan jaketnya dios yang tadi ku kenakan. Kulipat dua dan bersiap untuk keluar dari mobilnya.
"its oke, rumah gue deket kok dari sini"ucapnya sambil tersenyum. Yah tuhan manis ciptaan mu.
Menangapi kegugupan ku aku pun ikut tersenyum padanya.
"oke kalo gitu lo harus ajak gue main kerumah lo kapan kapan""santai ajh, udah ahh masuk sana"ucapnya penuh kelemah lembutan.
Aku pun mengangguk dan langsung berlari masuk kerumah ku.
Thanks udah baca
Jangan lupa vote dan komen yahh
#Gtsunflower
Next>>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Irene
RomanceIrene, si gadis pencinta bunga matahari yang menemukan berbagai fakta dan pengakuan dari orang orang yang dia sayang yang menyenangkan sampai yang menyedihkan. kematian dari cinta pertamanya, otniel membuat irene memutuskan melarikan diri ke belanda...