Part - 11

14 2 0
                                    

Setelah sampai diruang UGD, tiba-tiba seorang Dokter keluar dengan beberapa suster dan mendorong hospital bed alias ranjang rumah sakit, lalu berjalan menuju ruang ICU.

"Bu itu kakak" Jovanka menunjuk suster yang mendorong hospital bed yang hendak keruang ICU.

Ratih dan Dendra langsung menghampiri mereka dan bertanya kepada salah satu suster.

"Maaf sus itu siapa ya?" tanya Ratih.

"Korban tabrak lari barusan bu, maaf saya permisi" ucap suster itu karena tidak bisa berlama-lama.

Tampa disadari saat Ratih dan Dendra fokus bertanya kepada suster, Jovanka lari dan menghampiri pasien yang hendak dibawa keruang ICU. Mata Jovanka kaget karena pasien tersebut adalah kakaknya Keyla, dengan kepala yang diperban dan terlihat bekas darah yang ada diperban itu membuatnya semakin menangis histeris.

"BU, AYAH KAKAK hiks hiks heeheee hiks"ucap Jovanka tampa melepaskan tatapannya dari kakaknya.

Ratih dan Dendra langsung menoleh kearah Jovanka memanggil namanya dan langsung menghampiri Jovanka. Ratih menutup mulutnya dan menangis tersedu-sedu tidak tega melihat anaknya begini.

"Maaf kami harus segera membawa pasien ke ruang ICU" ucap salah satu suster.

"Keyla, Keyla yah hikss hiks" Dendra langsung memeluk tubuh istrinya dan mencoba menenang kannya.

Dendra, Ratih, dan Jovanka berjalan lesu mengikuti hospital bed yang membawa Keyla.

~•~•~•~•~

Setelah mendapatkan pendonor darah ibu Rezaldi dipindahkan dan dirawat diruang inap VIP, Lardo sengaja menginapkan Luna diruang VIP agar istrinya itu lebih nyaman. Tohh Lardo juga kaya kan? Gak ada salahnya kan?

Lardo saat ini sedang mengurus administrasi Luna, agar Luna diberi tindak lanjut perawatannya.

"Gimana keadaan mama ma?" tanya Rezaldi.

Luna hanya tersenyum dan menggenggam tangan anaknya itu tampa menjawab nya, karena ia dilarang dokter agar tidak banyak gerak dan banyak bicara, dokter bilang jahitan operasi yang ada dilengan sebelah kanan belum kering total dan akan bahaya jika Luna menghiraukan perkataan dokter.

"Rez gue pamit ya, kasihan nyokap gue sendirian dirumah, bokap gue keluar kota soalnya" pamit Neliya sambil mengelus punggung badan Rezaldi.

"Hmmm" jawab Rezaldi enggan melihat wajah Neliya.

"Tante, Neliya pamit dulu, cepat sembuh ya te" ucap Neliya mengecup punggung tangan Luna.

Luna hanya menggangguk dan tersenyum.

Neliya berjalan keluar pintu kamar VIP dan menutupnya kembali, Neliya berajalan menelusuri jalang lorong rumah sakit dan tiba-tiba langkahnya terhenti karena melihat pasien yang sedang berbaring hospital bed dengan kepala yang diperban.

Neliya terus menatap pasien tersebut hingga hospital bed tersebut memasuki ruang ICU. Ya memang kamar VIP Luna dekat dengan ruang ICU.

"Ke-keyla ya itu Keyla" ucap Neliya terbata bata.

Dan Neliya melihat Ratih, Dendra, dan Jovanka berjalan menyusul Keyla dengan air mata yang terus mengalir, karena penasaran Neliya memutuskan untuk bertanya keapada Ratih.

"Te Keyla kenapa?" tanya Neliya.

Ratih tidak menjawaab melainkan Jovanka yang menjawab.

"Kakak kecelakaan kak, kepalanya diperban dan ada darahnya" jawab Jovanka.

CARNATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang