Pernahkah berpikir kalau hidup tak sesederhana yang kita bayangkan? kira kira apa yang terlintas dibenak kalian,jika mengingat kata hidup? Pernahkah terlintas di benak kalian, kalau ada sesuatu yang tersembunyi di balik semua yang nampak, ada hal yang sangat menakjubkan dibalik sesuatu yang kita lihat,dan sedikit yang tahu itu, ia sebenarnya ada tapi kita tak menyadarinya,atau mungkin mengbaikannya. Ia jelas sangat jelas tapi kita tak bisa melihatnya dengan jelas. awalnya Gue juga gak kepikir kesana, hal itu terlintas begitu saja ketika gue memandang lekat wajah gue di pantulan cermin, dan satu pertanyaan muncul dalam benak gue 'siapa gue' dan 'kenapa gue ada', wajah yang ada dipantulan cermin itu bukan gue, 'dimana sebenarnya gue berada?', dari sana gue mulai percaya kalo hidup penuh dengan misteri,karna hidup sendiri adalah misteri, bahkan diri gue sendiri adalah sebuah misteri,dan gue perlu memecahkan setiap misteri itu"
~Mengungkap Misteri kehidupan ~
"OMG, gila gue bakal dimarahin lagi kalo gini mah!"
Rania memacu langkah menuruni anak tangga dengan gusar. Berjalan melewati ruang keluarga yang lengang. Menuju meja makan yang telah tersaji nasi goreng dan susu di atasnya. Hanya keheningan yang menemani sarapannya pagi ini. Ayahnya pergi bekerja,bahkan sebelum matahari sepenuhnya terbit.
tanpa menunggu lama,ia mulai melahap nasi didepannya dengan cepat,mengisi penuh mulutnya."Astagfirullah Rania, pelan-pelan makannya!"seru wanita paruh baya berkerudung coklat,Sarah,bunda Rania. Datang dari pintu belakang yang menghubungkan langsung dapur dan halaman belakang rumah. "makan kaya anak kecil,belepotan gitu!" Lanjutnya memberikan segelas air putih dan tisu pada putrinya.
"kalo telat rania bisa dimarahin bun!" ia meraih gelas serta tisu yang diberikan sarah .
sarah mendudukan dirinya di hadapan rania,memperhatikan putrinya makan.
"Telat gimana,orang masih jam tujuh kurang duapuluh menit kok,lagian dijalan paling ngabisin waktu 10 menit, emang kelas kamu musuknya kapan"Rania menelan makanan dimulutnya dengan susah payah,meneguk air putih di tangan kanannya dengan cepat,hingga membuatnya tersedak.
"Tuh kan,bunda bilang juga apa, pelan pelan minumnya"seru sarah panik, hendak beranjak dari duduknya namun urung karena rania mengisyaratkan tak usah dengan tangannya.
"rania gak papa bun"ucap rania di sela sedakannya.
"Rania bukan takut telat masuk kelas bun, ini bukan urusan belajar,ini itu urusan masa depan rania". ia beranjak dari kursinya. meraih tas punggung berbahan denim yang tergeletak di kursi,dan menyampirkan di kedua bahunya.
sarah ikut beranjak.memberikan tangannya pada Rania.
"Kamu ini gimana sih, masa depan kamu tergantung hari ini,tergantung seriusnya kamu belajar, makanya belajar yang bener Jangan cinta-cintaan mulu, kalau bisa jangan pacaran""Selama Rania masih masuk peringkat 3 besar di kelas,dan masih nurut sama bunda, bunda gak usah hawatir,karna itu tandanya cuman bunda yang ada di hati Rania" Rania tersenyum polos,meraih tangan sarah dan mencium punggung tangannya.
"Rania pergi dulu ya,Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Rania melenggang pergi ke luar rumah. menuju sepeda motor yang sudah terparkir di halaman rumah yang cukup luas, beberapa tanaman hias berjejer disana,mengelilingi setiap sudut taman pribadi keluarganya, dengan air mancur kecil di tengah tengah taman.
"bade Angkat neng?"sapa mang udin yang sedang mencuci mobil putih ayahnya di depan garasi,dia supir pribadi keluarga Rania.
"iya mang" Rania menyalakan motor maticnya dan melaju meninggalkan rumah.
Rania Romesha faza, gadis tomboy dengan hijab yang selalu melekat di kepalanya,Anak ke dua dari dua saudara, kakaknya bernama Azam khalif Al firdausy, seorang lelaki tampan yang kini tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas negri tersohor di Indonesia, sikap mereka berdua saling bertolak belakang, Azam yang terkenal alim,lemah lembut,hati-hati.berbeda dengan Rania yang ceroboh,barbar, tomboy. Mereka lahir dari keluarga yang bisa dibilang religi.ayahnya seorang dokter bedah dan ibunya seorang guru biologi SMP. Sedangkan kakeknya pemilik salahsatu pesantren tersohor di jawa tengah. Kini ia tinggal di Bandung bersama keluarganya. Rania duduk di bangku kelas sebelas disalah satu SMA di kotanya yang tak jauh dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knight Above The Light
Teen Fiction"Pernahkah berpikir kalau hidup tak sesederhana yang kita bayangkan? kira kira apa yang terlintas dibenak kalian,jika mengingat kata hidup? Pernahkah terlintas di benak kalian, kalau ada sesuatu yang tersembunyi di balik semua yang nampak, ada hal y...