"Aku rindu suara kakak."
Aneh, Javier bercakap tanpa lawan bicara.
Setelah Javier tahu kalau Haidar kini bekerja menjadi penyanyi Cafe, ia membayangkan betapa beruntungnya orang-orang yang memiliki kesempatan untuk mendengar suara Haidar secara gratis. Sebentar, Cafe apa tadi? Pistou?
"Loh? Deket!" seru Javier setelah mengeceknya di Google Maps, kurang dari 5 kilometer.
'Ting! Ting!' bunyi notifikasi ponsel Javier, siapa itu?
"Javier, kakak minta maaf ya. Sekarang tidur. Ini aku nyanyi sedikit buat kamu."
[Video Sent]
Video hitam berdurasi kurang dari satu menit itu sukses membuat kepala Javier terbang ke awan. Bagaimana tidak, Haidar bernyanyi untuknya! Apakah jangan-jangan Haidar mengetahui bahwa Javier rindu suaranya?
Dulu, Javier suka membawa gitar ke sekolah dan bernyanyi, kadang bernyanyi sendiri, kadang yang nyanyi Haidar, kadang juga nyanyi berdua. Kadang sampai sore, sekolah mau tutup, dua anak ini masih nongkrong di lorong depan kelas berdua.
Haidar pernah minta untuk diajarin main gitar oleh Javier, tapi tetap saja Haidar tidak mengerti, ujung-ujungnya juga Javier memeluk Haidar dari belakang, lalu diusir satpam sekolah.
Sekarang, Javier sudah hampir tidak pernah menyentuh gitarnya. Banyak kenangan di sana, salah satunya tulisan 'J + H' di belakang badan gitar yang kadang membuat Javier gak kuat mau memetik senarnya.
GUYSSSSS T__________T akhirnya aku bisa nulis lagi!! maaf banget buat hiatusnya :(( hope you have fun in this chapter uWu
KAMU SEDANG MEMBACA
Javier dan Haidar. [pjm + jjk] | HIATUS.
FanfictionDitulis ulang dengan sedikit tambahan dan perbaikan, disini kami persembahkan lembar demi lembar kisah dua hati yang berusaha untuk bersatu kembali. [ bahasa, semi-baku, writer's point of view, explicit content, angst, alternative universe, lokal ] ...