"Bagaimana kalau kita sangkutin sama ceritanya Dafne dan Apolo"
Cukup menarik.
"Apolo dengan kesombongannya. Begitu?" jawabku.
"Sombong karena memang pantas sombong" ucapnya sambil meneguk es teh didepannya.
"Tapi fatal juga kan akibatnya?" jawabku tak mau kalah.
"Sefatal apapun, Apolo tetap mencintai Dafne, meski Dafne telah berubah menjadi pohon." jawabnya.
"Serius amat?" ejekku.
"Yang ngajak debat siapa. Yang disalahin siapa." Ucapnya sambil memutar bola matanya.
Cih, Dafa yang sama sekali tidak elegan.
"Daf, kok lo jomblo terus?" tanyaku.
"Jomblo terus gundulmu iku Ta, Ta!"
"Lah emang iya kok, buktinya gak punya pacar kan?"
"Baru putus sebulan disebut jomblo terus! Apa-apaan kau!" ucapnya sambil menjitak kepalaku.
WOI APA-APAAN INI. KEPALAKU YANG SAKTI MANDRA GUNA TELAH TERNODAI.
iya, aku alay. serah. ini kan cerita ku, ngapain sewot.
eh gak deng hehe *cih
"Koe iku lo rek sek jomblo terus. Aku mah arek wedok akeh. Jomblo banyak fans aku itu" (Kamu itu lo yang jomblo terus. Aku mah banyak ceweknya).
"PD GILA LO DAF DAF. HAHAHAHA" kali aku ketawa banget. Bener bener gak bisa ku tahan. Dafa gila kalau hal-hal kaya gini.
"KETAWANYA BIASA AJA DONG. BERISIK!" Teriaknya
"Iye iye, Daf! Ah biasa aja dong gausah teriak!"
"Dasar Mak Lampir"
"Dasar Kebo"
"Dasar Ikan Paus"
"Dasar Boyo"
"Dasar Jomblo"
Astaga. Ngatain jomblo si Dafa.
"Biarin jomblo tapi elagan. Lah kamu, buaya. Wekk" ucapku
"Untung kamu sahabatku, kalau gak udah tak mutilasi, trus tak jual. Kepalamu biar ku simpan buat pajangan."
"Astaga, Daf. Psikopat!"
"HAHAHAHAHA"
Ngobrol dengan Dafa termasuk dalam kegiatan yang merugikan. Rugi waktu. Rugi ngomong. Rugi bernafas. Eh gak deng. Intinya gaada manfaatnya. Yang ada cuma, serius, debat, gak faedah, ketawa, selesai. Gitu.
Tapi aku sayang Dafa, sebab Dafa adalah sahabatku sendiri. Sudah dari SD aku temenan sama Dafa. Mulai dari ingusnya yang legend waktu SD. Lalu buluk-buluknya Dafa waktu SMP. Kemudian jadi si tukang rokok waktu SMA. Ini yang paling aku sesalin. Kenapa Dafa harus ngrokok, padahal SMP dia bener-bener bersih. Yah mungkin di SMA gak ada Mak Lampir kaya aku yang marahin dia kalau dia nakal. Secara, waktu SMA, aku dan Dafa beda sekolah. Dia di Negeri, aku di Swasta. Iya iya bener, Dafa pinter dan aku kurang pinter.
"Gimana ospek, enak?"
"Enak, banyak cogan. Bikin gak fokus"
"Mata jaga tuh mata! Cogan mulu!"
"Lah, biarin! Wek"
"Semester pertama sampai IPK cuma 2 koma ku buang kamu ke Sungai Bengawan Solo"
"Baru masuk kuliah pertama. Baru juga ospek. Baru juga lihat cogan-cogan anak Jatim. Baru ini baruuuuuu. Udah main ancem-ancem aja sama IPK. Huh!" jawabku sewot. Ya sewohlah!
"Heran aku, cewek cerewet kaya lo banyak yang bilang pendiem itu darimananya?"
Tanpa sadar aku melolotkan mataku.
"Bodo amat" ucapku.
"HAHAHAHAHA. TA OKTA, MAKANYA JADI CEWEK JANGAN JUDES-JUDES WOIIII" teriak Dafa yang sama sekali tidak elegan.
"Sama orang lain yang baik dikit kenapa. Nanti juga dapet temen yang kaya gua. Masak lo cerewatnya cuma ke gua, gak enak banget hidup gua." lanjutnya.
"Sok-sokan ngomong lo-gua. Gak pantes tau" Ejekku.
Ngomong sama Dafa sama sekali tidak ada manfaatnya. Sekarang aku sudah dikamar kosku. Baru saja sampai setelah Dafa antar aku pulang ke kos.
Oh iya, Dafa juga asli semarang. Sama kaya aku. Dia ke Malang gak tau mau ngapain. Yang jelas waktu aku sampai dikos dia bilang kalau dia juga di Malang. Udah dua hari malahan dia di Malang. Trus dia juga bilang, kalau dia di Malang cuma seminggu. Dan ini udah hari ke-3 dia di Malang. Berarti tinggal 4 hari lagi dia pulang.
Dafa kuliah juga kok, tapi gak sama aku di Malang. Dia kuliah di Bandung. Ambil Teknik. Padahal dulu dia bilang suka astronomi. Gatau mau apa dia ke Teknik, padahal aku suruh dia ambil Astronomi aja. Kan seru, aku ini gatau soal astronomi tapi suka. Misal dia ambil jurusan astronomi bisa ajarin aku ya kan? Tapi----
Drrrrrtttttt
Hp aku getar.
Dan nomor tak dikenal. Sms pula. Kenapa gak line? Atau wa? Jadul pasti nih orang.
Lalu aku pencet sms kotak masuk dan smsnya.
Dan, HAH!
0823xxxxxxxxx : Aku liat kamu di Malang. Ngapain? Kuliah? Hampir 3 tahun aku kira kamu lupa.
Harus aku jawab apa? Binggung. Kesel juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSAID
Teen FictionAku berpetualang, sampai jenuh, hanya untuk--- mencari jejakmu. Malang! Aku datang!