Secreet

618 105 2
                                    

Wendy selesai.
"Kau takut pda anjing kan? Kau jijik, kau kesal pda anjing, anjing itu jorok" ucp wendy melepas celemek nya. Ia gantung kembali dn berjalan kearah ruang tamu.

"Anniya, keurae, itu benar2 seekor  anjing. Tpi berbeda dgnmu." Gumam irene pelan takut mereka mendengar.

"Tapi, aku tetap seekor anjing. Habitatku seekor anjing. Kau bahkan tdk mau menyentuh anjing" ucp wendy duduk

"Wendy ah, hajima. Saat itu aku blm tau jika kau bisa berubah menjadi manusia. Mianhae, jangan diami aku lagi" gumam irene

"Ah, aku mau keluar sebentar. Tidurlah dikamarmu. Ini sudah malam" ucp wendy berdiri.

"Ssiroo!! Kemana malam2 begini?" Tahan irene berdiri dihadapan wendy

"Aku hnya sebentar mencari angin." Ucp wendy

"Aku tdk mengijinkannya!" Tegas irene bergegas mengambil kunci pintu nya lalu masuk kedlm kamarnya.

Wendy tidak bisa berkata apa2 lagi. Ia kembali duduk.

"Bagaiman aku mau tidur, jika kalian seperti ini tidurnya!" Gumam irene. Melihat yeri dan joy tdur tdk mantap. Ditambah seulgi tidur seperti jarum jam.

Irene mengambil satu bantal dan satu selimutnya. Ia keluar kamar.
Ia melihat wendy tidur disofa.
"Apa kakimu tdk sakit memaksakan tidur seperti itu?" Tny irene.

"Oo? Kenapa blm tidur" tny wendy duduk.

"Tempatnya tdk cukup. Aku tidur disini" ucp irene meletakkan bantal dan gulingnya didekat wendy.

"Kau diatas, biar aku dibawah" ucp wendy

"Yaa, sofa nya lebar. Hnya tidak panjang saja. Kita bisa tidur diatas" ucp irene.

Wendy masih duduk menatap irene.
"Wae? Tidak tidur?" Tny irene

Wendy tersenyum.
"Wae? Apa terganggu?" Gumam wendy menatap irene.

Wendy merapikan selimut irene.
Irene tersenyum.
Cup!
Wendy dahi irene lama.

Irene menatap wendy bingung.
"Mian" ucp wendy.

"Anniya, berbaringlah, ini sudah malam" ucp irene.

Wendy tidur disamping irene dengan sedikit menyamping.
Irene merasakan nafas wendy ditelinganya.
"Kenapa belum bicara jujur pda temanmu?" Tny wendy.

"Anni, aku ragu. Nanti saja, jika sudah waktunya mereka akan mengetahui nya" ucp irene

Wendy menatap irene. Wendy perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir irene. Irene diam tanpa menolak.
Irene ketagihan akan ciuman wendy.
Sebelumnya ia blm sama sekali berciuman.

Cup!
Bibir mereka menyatu. Wendy sedikit memutar tubuhnya.
Tangan wendy menatan tubuhnya disisi kiri dan kanan telinga irene.

Tangan irene masih tergenggam.
Bibir wendy perlahan lebih dalam ciumannya.

Tangan irene perlahan mengusap tengkuk wendy. Kedua tangannya berada dileher wendy.
Sesekali kepala wendy berputar kekiri dan kanan.

Cup!
Irene lebih menekan tengkuk wendy.
Mereka bermain bukan hnya bibir tpi juga lidah.
Tanpa memperdulikan jam.

Yeri terbangun,
"Aaakk!! Aku haus" gumam yeri.
Yeri melihat unnie2nya tidur dengan mendengkur.

"Oo? Dimana irene unnie?" Gumam yeri mengusap2 matanya. Yeri perlahan membuka pintu kamar menuju dapur.

Irene dan wendy sama sekali tidak mendengar apapun itu. Mereka masih sibuk menikmati kerinduan yg lama tertahan.

"Oo?" Gumam yeri lgs menutup mulutnya. Menatap kearah wenrene disofa. Walau hny terlihat wendy saja, irene sedikit tertutupi pegangan sofa.

"Mwoya? Kenapa tidk dimatikan lampunya!" Gumam yeri. Lgs mematikan lampu ruang tamu dan ruang keluarga.
Yeri lgs menuju dapur untk minum.
Wenrene benar2 tdk terlihat jika gelap.

Wenrene masih blm sadar akan nyala dan padam lampu tsb. Mereka benar2 terfokus..

Yeri kembali masuk kekamar.

Wendy hendak beralih keleher irene.
"Andwae!" Tahan irene pda kepala wendy.

Nafas yg sama2 tersengal2.
Irene baru menyadari.
"Kenapa lampunya mati?" Gumam irene.

"Benarkah? Gwinchana, ada aku" ucp wendy menenggelamkan wajahnya didekat telinga irene.

"Ara, tapi kenapa mati? Apa ada yg mematikannya?" Ucp irene menatap kearah kamarnya yg tertutup rapat.

"Keurae, aku tau siapa yg mematikan lampunya" ucp wendy sambil menciumi pipi irene.

"Nugu?" Tny irene hendak menatap wendy.

"Yeri, yeri mematikan lampunya. Sudah, tidurlah. Besok mau kembali kekampus" ucp wendy mengusap usap wajah irene.

"Mwo? Yeri? Jinja? Ah, ottokae?" Ucp irene

"Ne, jinjjayeo" ucp wendy
Irene diam dan berpikir. Bagaimana nasibnya diesok hari, karena yeri pasti bicara pda joy dan seulgi. Habislah dia.

"Yeri tdk akan bilang pda siapapun. Tenang saja. Ini soal pribadi, yeri pasti mengerti"

Irene tidur membelakangi wendy.
"Irene ah, naluriku setengah manusia dan setengah anjing, araa?" Tny wendy

"Mwo? Wae?"

"Terkadang emosi ku juga berubah2. Naluri ku juga sangat susah aku tahan"

"Ada apa sebenarnya wendy ah?" Gumam irene berbalik menatap wendy.

"Jika kau melihatku seperti hilang kendali, pukul kepalaku saja. Pastikan kau memukulnya dgn keras ara!"

"Mwo? Wae? Mana mungkin aku bisa memukul kepalamu" ucp irene mengusap wajah wendy.

"Lakukan saja jika kau merasa tidak nyaman. Percayalah pdaku. Aku akan baik2 saja" ucp wendy tersenyum.

Irene menatap wendy bingung.
Wendy menenggelamkan wajahnya didada irene.
"Aku dingin" gumam irene.

Sontak wendy menarik irene ke dlm pelukannya. Irene tersenyum. Sambil memejamkan matanya.

Otak saya lagi ngeblank nih!!!
Apa solusinya???
Semakin males.
🙄🙄

My boyfriend is a dogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang