Taehyung menatap kosong jok supir taxi didepannya, tidak percaya dengan segala sesuatu yang diungkapkan oleh seorang Suga beberapa saat yang lalu.
"Mantan pacarku, dia, melecehkanku."
"Ak-aku bodoh karena tidak bisa apa-apa, bahkan untuk menelfonmu, atau berteriak minta tolong."
"Hiks, maaf Taehyung."
"Tuan, anda ingin kemana?" Taehyung menggeleng, enggan menjawab tapi raut wajahnya terbaca dengan sangat jelas oleh supir taxi tersebut.
"Sedang ada dalam masalah?" Taehyung menghela nafas bersamaan punggungnya yang mundur untuk bersandar di jok.
"Mungkin aku bisa membawamu ke suatu tempat," bersamaan dengan itu sang supir menyalakan mobilnya, Taehyung tidak sempat protes hanya dapat menatap bagunan disebelah kirinya dengan tatapan nanar.
"Aku tidak akan membayarnya, karena aku tidak mengatakan aku mau pergi." senyuman dari supir taxi bisa Taehyung lihat dari spion tengah, "Tidak masalah, aku hanya akan mengantarmu kesana."
Taehyung mendengus, "Pulangnya?" tanyanya kesal.
"Kuberi uang untuk kembali ke apartemen tadi."
"Ck, aku maunya ke rumah."
"Yasudah terserah."
Selama perjalanan mata Taehyung menatap kosong pada jalanan yang dilewatinya memikirkan semua pengakuan Suga yang tidak terduga membuatnya tidak siap karena terlalu mendadak.
"Kau boleh pergi, aku tidak akan memaksamu lagi sekarang,"
"Lupakan saja hubungan yang pernah kita punya, kau bebas."
Dan jujur, Taehyung sedikit merasakan tidak enak dalam lubuk hatinya ketika Suga mengatakan kata-kata terakhirnya.
Kalau dipikir-pikir, katanya kan Suga itu seorang Daddy yang otomatis dia adalah dominan, kenapa bisa dia dilecehkan? oleh mantan pacarnya lagi, apa mantan pacarnya lebih besar dan dominan darinya? Tapi rasanya tidak masuk akal sekali kalau mantan pacarnya seorang dominan yang mendominasi seseorang yang juga dominan.
Atau Suga-lah yang berbohong padanya jika ia sebenarnya bukan dominan?
Taehyung mengurut pangkal hidungnya kemudian naik keatas dahi.
Apa sesulit ini menjalin hubungan Daddy-babby?
"Nah, kita sudah sampai."
Taehyung menoleh kekiri dan kanan, jalanannya tidak asing, dia pernah kemari, tapi kapan?
"Kau akan menunggu disini?" tanya Taehyung sebelum keluar dari mobil.
"Tidak, aku punya pekerjaan lain yang harus kulakukan, lagipula ini masih siang, kau bisa sepuasnya berada disini kemudian pulang dengan keputusan yang paling tepat menurut hatimu. Ini uang untuk kau pulang."
Taehyung ragu untuk menerimanya, "Uhm, terimakasih." katanya final kemudian menarik uang itu dari tangan supir.
"Sama-sama Kim Taehyung."
Taehyung menatap tiga lembar uang kertas dengan nominal cukup besar di tangannya, "Tunggu- bagaimana bisa dia tahu namaku?"
Taehyung menggeleng kemudian berjalan menuju salah satu tempat duduk disana, angin sejuk menerpa wajahnya tapi sayang hari ini panas sekali untuk berada diluar rumah dengan pakaian panas yang digunakan semalam.
Ya, Taehyung belum membersihkan diri, dia keburu marah, kecewa bahkan tidak habis pikir karena pengakuan Suga yang mendadak dan mengejutkan.
"Kenapa harus berbohong." gumamnya dengan tatapan kosong pada trotoar.
Maksudnya begini, jika dari awal Suga adalah sub, atau pihak bawah kenapa tidak bicara saja langsung, kenapa harus mengaku sebagai dominan dan meminta Taehyung untuk jadi baby boy-nya?
Ayolah, jika dari awal Suga bilang dia adalah sub, Taehyung akan melindunginya kok, merawat dan mengurusnya dengan baik, Taehyung kan baik, meskipun agak mesum dan canggung.
"Jackson datang kemarin siang setelah aku selesai rapat, aku berniat tidur sampai dia mengetuk pintu secara bar-bar, ketika aku membukakannya dia menangis memelukku, aku tau aku bodoh sekali karena sudah memperbolehkan pria brengsek itu masuk lagi ke kehidupanku, harusnya kubiarkan dia terus mengetuk pintu hingga tangannya membengkak."
"Hiks, dia tidak ingat bagaimana dulu ketika dia meninggalkanku demi seorang yang lebih kaya dariku lalu dia kembali lagi padaku, mengemis minta ditampung lagi di sini. dia menamparku, mengata-ngataiku jalang karena aku jatuh cinta dan menyertakan perasaan dalam hubungan kami dulu."
"lalu part yang paling buruk datang ketika dia menggotongku ke kamar dan menutup pintunya. hiks, a-aku kotor, Tae."
Bulir air mata Taehyung menetes membuatnya reflek mendongak selagi mengusap matanya, payah, bodoh, lemah adalah kata-kata yang pantas untuk ditujukan pada Suga.
Tapi, apa dia melakukan hal yang benar?
Apa lari dari apartemen Suga setelah mendengar tangisan pilu beserta pengakuan Suga di pelukannya adalah hal yang benar dilakukannya saat ini?
Taehyung bingung, sekaligus takut, meskioun pria tidak memiliki rahim dan tidak bisa melahirkan layaknya seorang perempuan, dia takut kalau rasanya tidak lagi sama.
Taehyung merona dalam isakannya, pabo, mesum, pikirnya.
Bzz bzzz
Dia mendapat telefon dari ibunya, disuruh untuk segera pulang.
Agak aneh.
Bisanya dia hanya mendapat telepon dari Suga yang menggodanya, membuatnya merona padam hingga tersenyum lebar sampai tulang pipinya nyeri seharian.
Memang sih keduanya hanya bertemu beberapa hari yang lalu, tapi layaknya terikat benang merah keduanya benar-benar mengerti satu sama lain, menghibur dan memberikan kenyamanan.
Tapi kenapa Taehyung malah meninggalkan Suga setelah dia mengakui apa yang terjadi padanya kemarin? bukannya malah memberikan Suga proteksi dan kenyamanan, ia malah lari dan marah tidak jelas seperti ini.
Harusnya jika dia sayang, dia bakal menjaga Suga, menerima Suga apa adanya. Apapun keadaannya.
Tapi kenapa dia seperti ini sekarang?
Apa yang membuatnya ingin marah?
Apa yang membuatnya ingin melampiaskan semua kemarahannya?
—
sooooo many question bzz.
makasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar daddy
Fanfiction"Jangan mentang-mentang wajahmu manis kau sok ingin menjadi sugar daddy-ku!" Secret pair Cast: KimTae MinSuga ParkJimin JeonJungkoo and the other