Bagian 1: The Wedding

84 10 5
                                    

Acara terbesar di kerajaan Naericia akan di selenggarakan beberapa saat lagi. Para masyarakat setempat kelihatan antusias sekali. Musik-musik di mainkan di sepanjang jalan, toko kue membagikan kue gratis dengan suka cita, para pedagang manisan menjajaki dagangannya di pasar besar dekat istana. Tak ada yang lebih meriah dari acara ini.

Pernikahan satu-satunya putri kerajaan Naericia mendapat semua perhatian masyarakat sampai ke wilayah kerajaan lain. Pelayan-pelayan istana sibuk mendekorasi istana agar terlihat meriah dan indah, para koki istana juga sibuk membuat hidangan lezat yang akan di suguhkan ke kerabat dan keluarga bangsawan lain. Pagi itu istana benar-benar sibuk.

Putri kerajaan Naericia, Samantha Bardolf, lebih memilih menyibukan diri di kamarnya. Menatapi pantulan dirinya dari cermin seraya menyisir rambut panjang coklat kemerahannya.

Matanya menatap sayu ke arah cermin. Pikirannya berandai-andai bagaimana kehidupan setelah menikah nanti. Walaupun begitu, tak akan ada yang bisa melihat senyum terpatri di wajahnya.

Samantha menatap lima buket bunga mawar merah hadiah dari Julian Handerhogh, putra mahkota kerajaan Lamonthen sekaligus calon suaminya. Ia sama sekali tidak terbuai dan tertarik dengan bunganya.

Pernikahan ini bukan keinginannya. Ia hanya hadiah dari sayembara raja. Samantha tersenyum miris.

Kalau di pikir-pikir, Samantha belum cocok untuk menikah. Usianya yang masih empat belas tahun masih terlalu muda untuk mengemban tugas menjadi seorang istri dan ibu. Lagipula, gadis itu masih ingin merasakan bagaimana jadi manusia normal yang penuh kebebasan dan gairah hidup bukan menjadi putri yang harus mengikuti tata tertib aneh kerajaan. Mau tidak mau, ia harus mengikuti keinginan raja.

Vincent, peramal kerajaan, mengatakan bahwa Therese Onardon akan turun ke bumi dalam jangka waktu dekat. Para mahkluk bumi mulai siaga dan bersiap-siap, para penyihir hebat di latih sekuat mungkin, serta para Amithern yang mulai mencari pendekar-pendekar yang di ramalkan akan mengalahkan penguasa kegelapan.

Raja Darvent Bardolf ingin menikahkan putrinya cepat-cepat sebelum Therese datang dan menghancurkan segalanya. Ia ingin putrinya berada di tangan pria yang bertanggung jawab dan dapat melindungi putrinya. Karena itu sang raja mengadakan sayembara dengan syarat-syarat yang sudah di atur sedemikian rupa dan Pangeran Julian adalah pemenangnya. Selain karena rumor kedatangan Therese, pernikahan seperti ini memang sudah tradisi kerajaan Naericia.

Kalau boleh jujur, Samantha kecewa. Ia sama sekali tidak menginginkan pernikahan. Ia merasa raga yang ada di dalam tubuhnya bukan miliknya. Ia tak pernah bisa menentukan pilihannya sendiri, tak pernah bisa memiliki pandangan sendiri, tak pernah bisa memiliki opini sendiri. Pikiran dan tubuhnya di paksa mengikuti aturan-aturan kerajaan yang begitu mengekang. Ia merasa seperti mesin bernyawa.

"Permisi tuan putri, saya membawakan gaun pengantin milik tuan putri."

Samantha mendesah. Mencoba mengeluarkan rasa kesalnya kemudian terdenyum ke arah pintu."Masuklah."

Wanita muda dengan gaun pelayan memasuki ruangan dengan wajah yang berseri-seri. Dia Amber, pelayan pribadi Samantha yang sudah di anggap saudari. Amber meletakan gaun berkilauan, tiara, serta sepatu milik Samantha di ranjang. Ia langsung menghampiri Samantha dan membantu menata rambutnya.

"Bagaimana perasaan anda, tuan putri? Pasti senang ya?" tanya Amber antusias seraya mengepang rambut Samantha.

Samantha tersenyum kecut dan mengangguk lemah."Aku baik, Amber."
Samantha tahu kali Amber mengetahui perasaan hatinya. Ber hanya takut berterus terang dan memberi nasihat. Bagaimanapun gadis itu adalah seorang pelayan walaupun Samantha menganggapnya sebagai saudari kandung.

The Thymes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang