Jalanan masih sepi, masih terlalu pagi bagi para pekerja untuk mengais rezeki. Burung-burung mulai pergi kearah barat untuk mencari makan, para kelelawar mulai menggantungkan tubunya dan melipat kedua sayapnya. Sampai matahari benar-benar terbit dan menghilangkan jejak embun dibadan rerumputan, berarti tandanya saat itulah Ana harus segera pergi ke sekolah.
'Bu, sarapannya di sekolah aja. Ana buru-buru ada lomba Agustusan'. Sambil menyeruput teh hangat dimeja makannya, lalu ia berpamitan pada ibunya. 'Assalamualaikum bu, Ana berangkat dulu'.
Sampainya di sekolah ia agak sedikit terlambat, sebab doa awal belajar sudah dimulai. Tapi untungnya tidak ada guru yang mengawasi. Jadi, Ana bebas dari hukuman terlambat.
'Ini nanti yang main futsal jadi siapa aja?', tanya Afif pada teman-teman yang lain.
'Gue, lo, Lana, Farid sama Sultan. Nanti biar Reza sama Yusuf jadi cadangannya, terus Lana jadi kipernya, Sultan jadi kaptennya'. Jawab si Yudi dengan nada sok ngaturnya itu.
'Gue gak mau jadi kiper, gantian dong gue pengen nendang bola juga'. Lana memprotes kata-kata Yudi.
Yudi agak bingung, sebab biasanya jika ada lomba futsal atau sekedar bermain, Lana lah yang menjadi kiper, mungkin karena badannya yang gemuk jadi mereka berfikir kalau Lana menjadi kiper pasti gawang mereka gak akan kebobolan. 'Ya udah biar Sultan jadi kiper, nanti kan juga bisa gantian mainnya'. Katanya seraya menenangkan semua.
'Ya udah gue pasrah yang penting gue main'. Jawab Sultan dengan mimik pasrahnya.
Disaat yang bersamaan, Ana dan teman-teman yang lain sudah siap-siap diluar kelas untuk menyemangati tim kebanggaan kelasnya ini. Meski sekedar bersorak, mungkin akan menambah semangat bagi teman-temannya yang sedang ikut berlomba.
Ana sungguh berantusias sekali untuk menyaksikan pertandingan itu, 'Ehh aku gak sabar banget pengen lihat Sultan main futsal'.
'Iyaiya habis ini kan juga tanding dianya, sabar dong'. Sahut Sheila seraya menyuruh Ana sabar.
'Kamu kenapa antusias gini sih, Na?'. Tanya Fitri pada Ana, 'Kamu suka beneran ya sama Sultan?'
'Udah dibilangin berkali-kali, aku itu cuma ngefans aja gak lebih'. Ujar Ana dengan nada ditekankan. 'Udah ahh nunggu tim kelas kita main aja'
Sebelum bermain, Ana sempat mengambil ponsel di tasnya. Dan ia juga masih sempat memberi semangat pada Sultan.
'Tan, semangat ya. Jangan sampe kalah:))'
'Iya, pasti dong'. Jawabnya penuh keyakinan.
Prittttt!
Suara peluit wasit itu menandakan bahwa lomba sudah di mulai. Kelas Ana 9B melawan kelas 9C, di giringnya bola itu kesana-kemari, mencapai kaki yang sana dan sini. Akhirnya Sultan yang menjadi kiper, dengan terpaksa dan ia menurut saja. Disisi lapangan, siswa-siswi pendukung kedua tim saling sorak untuk mendukung kelas mereka masing-masing.
'Ayo ayo ayoo, awas itu bola nya jangan sampai direbut lawan!'.
'Cepett goal-in Yud'.
'Ayo ayoo sembilan C pasti menang'.
'Lana lari yang cepet dong!'
'Ayoo sembilan B pasti juara'.Teriak mereka meramaikan suasana lomba, Ana pun dari tadi bersorak gembira memanggil-manggil nama Sultan, 'Ayo Sultan, hati-hati. Yang fokus mainnya'. Sambil ia mengabadikan foto sultan di ponsel miliknya.
Cekrikk cekrikk cekrikk'Ayoo cepet cepet cepet!'
'Ehh itu hati-hati awas kebobolan, Tan!'
'Yeeeayyy goall yeayyy'
'Yahh tim kelas kita kebobolan'Prittt pritttt!
Peluit panjang berbunyi menandakan pertandingan sudah berakhir dan kelas Ana kalah dalam lomba ini. Sultan, Lana, Farid, Afif dan Yudi keluar lapangan dengan ekspresi lelah dan kecewa.
'Yahh kita kalah'
'Iya, mungkin lain kali lah menangnya'
'Iyaa'. Fitri, Sheila dan teman-teman lain pun ikut kecewa'Tan, tadi kok bisa kebobolan sih?'. Tanya Ana pada Sultan, 'Iya. Gue gak pernah jadi kiper malah di suruh jadi kiper, yaudah kebobolan jadinya, mana tangan gue robek gara-gara kena tendang tadi'. Sahutnya dengan agak kesal, 'Yaudah gapapa Tan, mungkin lain kali kelas kita bakalan menang, kamu gak apa-apa kan itu tangannya?'. Sultan tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya sembari berkata 'Iya mungkin lain kali, ini luka gini doang gak apa-apa kok'.
****
Ana merasa tubuhnya lelah sekali setelah menjalani aktivitas disekolahnya hari ini, kalau bukan karena demi mengenang dan menghargai jasa para pahlawan sekaligus melihat Sultan bermain futsal, mana mau ia masuk sekolah dan mengikuti upacara 17-an. Sambil rebahan diatas kasur empuknya dirumah, digesernya beberapa foto Sultan yang ia dapatkan tadi pagi saat bermain futsal, Ana senyum-senyum sendiri melihat wajah Sultan yang lucu, panik takut kebobolan dan ada yang menampakkan foto candid nya yang terlihat manis.
'Ternyata kalo gini dia cakep juga', senyumnya merekah, penuh makna. Mungkin itu awal dari tumbuhnya rasa cinta, iya. Cinta Ana kepada Sultan."Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta".
Tere Liye
Nb: next cerita Ana dan Sultan?
Sabarrr yaa, terimakasih sudah mau membaca:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Budak Cinta
Teen FictionBudak Cinta atau yang lebih kita kenal sebagai BUCIN adalah suatu kondisi dimana jiwa sedang dilanda asmara dan kita rela melakukan apapun demi sebuah kata yaitu; CINTA. Ada yang mengartikannya sebagai perjuangan, pengorbanan, penantian, dan apalah...