"Assalamualaikum."
Sapaku kepada seluruh penghuni kelas, mereka semua melirik kearah pintu dan menjawab salamku.
Pagi ini suasana kelas tidak begitu ramai mungkin karena aku yang datang bisa dibilang lumayan pagi, saat itu hanya ada beberapa siswi yang sedang membaca baca buku pelajaran.
Kulangkahkan kakiku dengan malas menuju kursi yang berada di pojok belakang. Karna melihat penghuni kelas yang membosankan aku memilih melanjutkan tidur pagi ku yang sempat terganggu.
"Meira Bangun!"
Aku terbangun saat ada seseorang yang meneriaki namaku dengan suara yang nyaring. Buru buru aku lihat pelakunya dan aku melebarkan mata saat melihat pelakunya.
"Ya ampun Kania! Kamu tuh bisa ga sih bangunin aku ga pake teriak gitu!"
Dia adalah Kania, teman sebangku ku. Berparas cantik dan sangat feminim. Di sekolah baruku aku mempunyai 5 sahabat baru. Dia adalah Kania, Citra yang memiliki senyum yang sangat manis. Najwa yang cantik dengan gaya yang sedikit tomboy. Nabila berperawakan putih dan cantik namun sangat tomboy. Dan Lia yang begitu imut karna memiliki pipi yang chubby.
"Hehehe.. Maaf maaf, aku punya berita yang heboh nih"
Tanpa memperdulikan Kania aku pun berniat untuk melanjutkan tidurku.
"Meira ihh. Dengerin aku!"
"Ihh orang aku ngantuk juga."
"Dengerin dulu ihh mei!"
Karena melihat Kania yang sudah memasang wajah ngambek nya aku pun keluar kelas berniat mencuci muka dan kembali lagi ke dalam kelas.
"Nah, sekarang apa? Jangan sampe ga penting ya!" aku pun memperingatinya.
"Hehe... Kamu tau ga? Ka sinta anak kelas 11 ? Dia dikasih kado tau sama cowoknya! Romantis banget ya."
"Kania, kamu tuh ya aku kira ada hal yang penting banget! Bodoamat aku ga peduli."
Aku pun menatap Kania dengan jengkel.
"Ihh, ini tuh penting tau! Karena katanya cowoknya dia ganteng banget dan anak sekolahan lain!"
"Terus apa hubungannya sama aku?!"
"Gaada si. Tapi cowoknya itu sepupunya Nabila tau."
"Ohh."
"Meira ihh! Percuma ngomong sama kamu mending aku ngomong sama yang lain aja."
Aku melihat Kania melangkahkan kakinya dengan kesal menjauhi kursi ku. Lagi juga kenapa itu anak harus membicarakan orang lain yang aku sama sekali tidak kenal.
Tapi entah kenapa jauh dilubuk hati ku aku merasa tertarik dengan cerita kania. Ah ga mungkin aku sudah tertarik oleh orang yang belum aku kenal, rasanya aku mulai gila kalo harus tertarik oleh orang yang tidak sama sekali aku kenal.
***
Jam pulang tiba aku pun memutuskan untuk menemui kakak kelasku di depan koperasi karna biasanya dia duduk disana. Aku memang sudah dekat dengan kakak kelas ku baru baru ini namanya jane kelas 12.
"Hai kaa!"
"Eh, Meira. Kenapa?"
"Ka, Katanya ka Sinta dikasih kado ya sama pacarnya ko bisa sampe rame gitu sih beritanya?"
Entah kenapa aku memutuskan untuk menanyakan ini kepada ka jane. Ahh aku bodoh kenapa juga aku harus tertarik dengan berita seperti ini.
"Ohh dia, Cowoknya namanya dimas. Mungkin yang menjadi sorotannya karna dimas itu kan playboy. Dia itu deket sama banyak banget anak di sekolah kita mei."
Kurasa aku tak salah menanyakan tentang ini kepada ka jane, dia memang serba tau berita terbaru dari sekolah ku.
"Playboy playboy gitu, kalian kalo udah kenal sama dia bakalan langsung suka sama dia."
Tiba tiba seseorang masuk kedalam percakapan ku dan ka jane. Dia adalah Nabila sepupunya Dimas. 'Wajar kalo dia membela dimas' batinku.
"Sorry ya Bil. Meira mah gabakal suka sama dimas. Dia playboy bukan tipe Meira. Iya kan ka Jane?"
"Iya. Jane juga gabakal jatuh kedalam pesonanya dia."
"Ah kalian, liat aja sekali kalian chat aja sama dia pasti bakal langsung nyaman."
"Ahh, gamungkin."
Aku segera mengalihkan pembicaraan kearah lain. Entah kenapa aku kesal sendiri dengan sikap dimas yang suka ganti ganti cewek. Aku merasa sebagai cowok dia tidak pantas ada di dunia ini, apa dia tidak takut dipermainkan cewek? Memikirkan nya saja sudah membuatku pusing.
000
Segitu dulu ya part perkenalan nya hehe.
Maklum aku gabisa bikin cerita. Maaf kalo banyak typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Teen FictionMencintaimu sama seperti pisau bermata dua, di satu sisi aku bahagia bisa bersamamu dan di sisi lain sangat menyakitkan mengetahui dihatimu sudah tak ada lagi cinta untukku.