Dua

1 1 0
                                    


Entah kenapa hari ini aku merasa sangat kesal, ini sudah seminggu sejak percakapan ku dan Kania terjadi. Namun aku masih memikirkan dimas, dan hari ini aku mendengar gosip dari anak anak di sekolahku bahwa dimas memutuskan ka sinta dan langsung berpacaran dengan Aqilla, anak sekolah lain. Sebenarnya dimana si hati dia setelah putus sekarang langsung berpacaran.

Entah dorongan setan darimana aku meminta nomer telfon dimas. Saat aku ingin mengirim pesanku aku kembali berfikir 'untuk apa aku melalukan semua ini?' aku urungkan niat ku untuk menghubungi nya, untuk membela siapa aku menghubunginya? Kurasa aku benar benar tidak waras.

"Meira, tau ga sih? Dimas bagi bagi coklat ke beberapa siswi di sekolah kita."

"Hah?!"

"Dia orangnya baik banget tau! Gua aja mau minta ah ke dimas coklatnya, lu mau juga kan?"

"Engga deh naj, aku ga tertarik."

Dengan perasaan semakin dongkol aku mengabaikan ucapan najwa dan terus sibuk dengan fikiran ku sampai kelima sahabatku sudah berkumpul di mejaku.

"Bengong aja lu Ra!" Tiba tiba nabila mengagetkanku.

"Astagfirullah. Kalian ngagetin aku aja."

"Kenapa tuh si Najwa mukanya bete gitu?"

Tanya Lia kepadaku, aku pun mengalihkan pandanganku ke Najwa. Pasti dia bete gara gara aku cuekin tadi. Aku pun hanya mengangkat bahuku untuk menjawab pertanyaan Lia.

"Dari pada bete bete gini mending main ToD aja yu!" ajak Citra.

"Ahh.. Aku gaikut deh lagi males."

Bukan aku yang menjawab tapi kania, ahh senangnya jawabannya bisa mewakili perasaan ku.

"Ihh ayo dong! Citra gamau tau pokoknya harus ikut main semua kalo ga citra gamau kenal lagi sama kalian."

Mendengar citra yang berbicara seperti itu akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti permainan nya. Dimulai dengan beberapa tantangan yang mengenai salah seorang diantara kami hingga botol minum itu mengarah kepadaku.

Karena aku malas mengungkapkan kejujuran ku aku memilih tantangan. Dan permainan terhenti ketika tantangan itu mengenaiku.

"Nah Meira sekarang kamu harus deketin dimas kenalan sama dia."

"Loh li, kenapa harus aku?"

"Karena gua yakin lo yang bisa deketin dimas."

Kali ini ucapan najwa membuatku tertegun, entah apa yang aku fikirkan saat itu tapi aku merasa sangat senang dan tidak terima di waktu yang bersamaan.

"Udah lah Ra, kamu jalanin aja."

"Tapi Nia aku takut."

"Apa sih yang harus ditakutin? Lagi juga dimas baik banget ko. Dia juga kan sepupu gua Ra nanti kalo dia nyakitin lu gua yg bakal omelin."

"Males deh aku ngeladenin kalian semua."

"Ra gabisa gitu dong ini kan tantangan kalo lu gamau jalanin berarti lu pengecut. Mau jadi apa Indonesia kalo penghuninya pada pengecut?"

"Ihh apasih cit bawa bawa Indonesia, gajelas! Oke bakal aku lakuin tapi cuma sebatas kenalan aja ya."

***

Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan diri dikasur kesayangan ku. Tiba tiba aku teringat dengan ToD tadi di sekolah. Langsung saja kubuka aplikasi Instagram ku dan mencari akun Dimas, ahh aku jadi ragu apa aku harus menghubungi nya atau engga ya?

Kuputuskan untuk menghubunginya karena sudah terlanjur janji dengan teman teman ku. Aku pun menghubungi dia dengan bbm karena sebelumnya aku sudah memiliki kontaknya aku pun langsung ngechat dia.

Me.
"Hai."

Sumpah perasaan ku sangat tidak karuan, aku takut maupun senang diwaktu yang bersamaan, bayangin aja gimana si rasanya perasaan kalian sebagai cewek yang harus ngechat cowok duluan? Jantungku berdegup sangat kencang hingga rasanya jantung ini ingin melompat keluar dari tubuhku, ya allah kuat kan aku.

Dimas.
"Iya, kenapa ya?"

Ihh, kenapa si dia harus bales gini? Dia gatau si aku sebagai cewek mati matian nahan malu cuma buat ngechat dia. Nyebelin.

Me.
"Ini dimas ya? Kenalin aku meira."

Dimas.
"Eh iya, salam kenal ya. Btw dapet pin gua darimana?"

Me.
"Dari promotan ko:v"

Lama kelamaan obrolan ringan kami terus berlangsung, aku rasa mulai sekarang ga harus selalu cowok duluan yang memulai obrolan tapi cewek juga bisa hanya saja harus menemukan topik yang pas.

Entah dorongan darimana aku rasanya ingin membuktikan dia baik atau engga, dan dengan gatau dirinya pun aku langsung meminta sesuatu dihari pertama kita kenal.

Me.
"Aku juga mau coklat ya."

Sent.

Eh tunggu tunggu, kenapa aku jadi gatau diri gini sih? Mana udah kekirim lagi. Ahh pasti dia jadi I'll fell sama aku. Bodoh banget si aku.

Dimas.
"Iya tenang, nanti gua kasih juga ko."

Tidak menyangka respon dimas seperti itu akupun hanya bisa dibuat melongo melihatnya. Ini orang terlalu baik apa cuma trik ngambil hati cewe sih?

Yang aku pikirkan saat ini adalah cara untuk mengerjai si playboy itu biar dia tau rasa, enak aja dia mainin hati cewe terus.

000

Oke segitu dulu ya hehe.
Maaf ya kalo banyak typo nya.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang